6

18 16 2
                                    

-

-

-

-

Kini malam telah berganti jadi pagi, bulan dan matahari pun mulai bergantian untuk menyinari bumi.

Sekarang jam sudah menunujukan pukul 06:10 dan Alvaro sudah siap dengan seragam kembanggaannya, yaitu seragam putih abu.

ia menatap dirinya di pantulan cermin yang sudah tersedia di kamar, ia menatap pahatan wajahnya yang begitu sempurna walaupun ke adaannya yang pucat.

"pucet banget" gumam Alvaro.

Alvaro mengusap wajahnya pelan, ia jadi rindu keadaan tubuh yang dulu di mana tubuhnya yang berisi dan pipi yang cabi. Tapi, sekarang semuanya berubah menjadi tubuh yang kurus, kulit memucat, mata panda, dan pipi yang tirus.

Ia menatap dirinya dengan nanar bayangan-bayangan yang dulu kini mulai menghantui dirinya ia ingat di mana waktu dulu sahabatnya selalu memegang pipi cabi milik Alvaro, dan ia juga ingat di mana sang ibu dulu selalu menyuruhnya makan suapaya tubuhnya berisi dan pipinya semakin cabi.

ia juga ingat ucapan sang ibu dulu, yang selalu menyuruhnya makan dan memperingatinya agar tidak telat makan karna alasannya cuman satu suapaya ia tidak jatuh sakit. tapi, itu dulu bukan sekarang, semua itu berubah, Ibu yang selalu ada untuk Alvaro kini sudah tidak ada, sahabat yang selalu ada di samping Alvaro pun kini sudah meninggalkannya, sekarang yang tersisa hanya kenangan. ya kenangan, kenangan indah yang sempat ia miliki dengan orang-orang yang ia sayang.

'Huhhh' Alvaro menghela nafasnya.

ia berbalik badan dan keluar dari kamarnya.

_ALVARO_

tuk, tuk, tuk

Alvaro menuruni tangga, ia berjalan menuju dapur dan duduk di meja makan. ia menatap makanan yang ada di meja makan dengan tatapan lapar, tapi lama kelamaan tatapan itu berubah menjadi tatapan sendu.

"Den Alva" panggil seorang pembantu yang bisa kita panggil Bi Iyem.

Alva menengok dan mendapati Bi Iyem sedang menatapnya "iya Bi?"

"den Alva mau sarapan apa? biar bibi ambilkan" Bi Iyem.

Alvaro termenung sebentar lalu berkata dengan ragu "Alva...mau bubur boleh?"

"bubur?" beo Bi Iyem, ia merasa aneh kenapa tiba-tiba Alvaro minta bubur? setaunya Alvaro itu tidak suka sama salah satu makanan itu.

"iya Bi, bubur" Alvaro mengulangi.

Bi Iyem menatap Alvaro sebentar sedikit tidak percaya jika Alvaro memintanya bubur, ia jadi takut jika Alvaro kini sedang sakit, meski ia tau kalau Alvaro sakitpun ia tidak akan memakan bubur, karna anak itu sangat benci sama makanan becek yang di sebut dengan sebutan bubur.

"Den Alva sakit?" tanya Bi Iyem.

"nggak Alva nggak sakit ko bi...emangnya kenapa?" Tanya balik Alvaro.

"heran aja kenapa tiba-tiba den Alva minta bubur?"

"beneran gak sakit nih?" tanya Bi Iyem lagi.

ALVARO || (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang