MENJADI KITA

190 30 36
                                        

Plak plak plak

Beberapa tamparan pelan mengenai pipi Theo yang masih terlelap dalam mimpinya.

"Bangun ish, Theo-!!!" teriak Zia kesal

Sedikit demi sedikit theo membuka mata nya, melihat ke arah Zia lalu melihat jam dinding yang menunjukan pukul 06.30.

"Baru juga setengah tujuh Ziaaa" ucapnya sembari kembali menutup mata

"Buru bangun atau gua tinggal-?!" tegas Zia

Theo pun duduk dari tidurnya, mengucek-ngucek matanya yang masih tak bisa di buka lebar dan sadar akan dunia.

"Iyaaa, ini udah bangun kok, tunggu gua siap-siap dulu," ucapnya lembut setelah tersadar.

"Buru-!"

Theo berdiri sembari mengambil handuk, kemudian menatap Zia yang berdiri di ambang pintu.

"Zia heh liat sini" ucapnya

"Mau ikut mandi gak?" tanya Theo dengan santai

"Sekali lagi lu bilang gitu, nih sepatu udah ada di muka lu ya-!!" tegas Zia.

Theo terkekeh gemas melihat ekspresi wajah Zia yang memerah

* * *

Setelah Theo memarkirkan motornya mereka pun bergegas menuju kelas.

"Oke anak-anak, ini adalah hari terakhir ujian, ibu harap kalian tetap tenang dan jujur "

Ucap Bu Nanden sembari membagikan kertas ujian kepada para siswa, termasuk Theo dan Zia yang duduk bersebelahan.

Ujian di mulai, semua siswa dengan serius mengerjakan nya, kecuali mahkluk yang satu ini.

"Sttt, heh Zia nomor lima apa jawaban nya?" ucap Theo berbisik pada Zia di sampingnya

"Masa lu gak tau si, ini kan paling gampang," balas nya pelan dan tidak melihat ke arah Theo sedikit pun.

"Gampang pala lu peang, semua soalnya susah tau"

"Ini itu sekolah favorite, semua muridnya pinter, masa soal kek gini gabisa si lu,"

"Lu tau kan gua masuk ke sekolah ini gegara nyogok kepsek nya, " tembal Theo agak menyenggol tangan Zia.

"Ayolah Zi, kita kan sahabatan nih, toh juga selama tiga tahun gua minta nyontek ke lu selalu di kasih, baru kali ini lu ngga ngasih, " Lanjutnya dengan bibir di maju-maju kan.

"Nyebelin banget si jadi orang, tapi pulang sekolah jajanin seblak ya," balas Zia.

"Iya janji, sini liat buru" tanpa menunggu balasan Zia, Theo langsung saja mengambil kertas jawaban Zia, dan menyalin jawabannya.

"Yes seblak-!" girang Zia

Waktu ujian selesai, Theo berhasil menyalin jawaban nomor terakhir dan menyerahkan nya tepat waktu.

"Ziaaa" teriak seorang perempuan dari luar kelas "sini woy, ada diskon di toko sebelah-!" lanjutnya lagi

"Serius lu?!" balas Zia bersemangat

Zia merapihkan terlebih dahulu meja nya, melihat Theo yang sedang sibuk menulis sesuatu di selembar kertas, "Theo, gua ke luar dulu ya, lu ke kantin duluan aja," ujarnya dan pergi meninggalkan lelaki itu.

Theo mengangguk mengiyakan, setelah itu pun dia di susul enam orang dan pergi meninggalkan kelas

Sementara itu di toko sebelah, Zia sibuk memilihkan teman nya baju "Yang ini aja Clau, cocok buat lu," Ucapnya memperlihatkan gaun rainbow penuh bulu

TITIK TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang