AWAL SEMUANYA

85 25 18
                                        

theo

Zia pacarku,
kamu lagi apa sayang?

apasi jijik gausah
sayang-sayangan

Mau manjaan bentar
si ah

najis

"Zia sayang bantu ibu sebentar sini!" teriak Bu Rik, ibu nya Zia, namanya si Rika Anjani, tapi akrab di panggil Bu Rik, termasuk golongan emak-emak rempong yang ga mau ketinggalan zaman.

"Kenapa bu?" ucapnya setelah sampai di sana.

"Ini lho sayang, ibu pengen ganti foto profil WhatsApp, tapi gatau, tolong gantiin ya, nih fotonya yang ini, cantik banget kan ibu" ujarnya sembari menyerahkan hp.

"Hadehhh, hp aja bagus, tapi cara ganti profil WhatsApp aja gatau" balas Zia dengan nada menyindir, "nih udah" lanjutnya lagi.

"Nah kan kalo gini enak, duhh manis banget si saya" omongnya sendiri.

Zia duduk di samping BuRik, kepalanya di senderkan di bahu ibunya yang sibuk dengan sosmed nya itu, (biasa emak-emak zaman sekarang).

"Bu, Zia jadian sama Theo" curhatnya.

"Iya ga papa, Theo juga ganteng, itung-itung kamu memperbaiki keturunan, kamu kan jelek, nah kalo kamu sama Theo, nanti cucu ibu jadi cakep," Balas Bu Rik sembari sibuk bermain ponsel.

"Ckk, nyebelin banget si ibu, Zia cakep lho, jangan bilang Zia jelek, nanti insecure lagi" decaknya.

Bu Rik menyimpan ponselnya, mengusap kepala gadis itu dengan hangat, "Kamu cantik Zi, paling cantik sedunia, sama kaya ibu" balasnya.

Zia tersenyum manis, memeluk ibunya erat, hangat sekali rasanya di peluk oleh ibu tercinta, satu-satunya orang yang paling dia sayang di dunia ini, orang yang membesarkan nya sendirian sampai sekarang.

"Theo ngajak kawin mulu bu" ucap Zia melepas pelukannya.

"Kawin atau nikah?" tanya Bu Rik santai.

"Eh astagfirullah, iya nikah"

"Yang bener ngajak nikah atau kawin?" goda BuRik mencolek dagu Zia.

Zia terbatu, pipinya memerah, shitt! umpatnya menahan malu.

"Terus kamu jawab apa pas Theo ngajak nikah?"

"Zia bilang aja, Zia mau kuliah dulu, mau jadi dokter dulu, mau ngumpulin uang dulu, toh juga kan Theo belum kerja, nanti kita makan apa? makan cinta? dih gamau" balasnya nerobos.

Bu Rik terkekeh, ia menahan tawa atas perkataan putri semata wayangnya ini, sejenak matanya berkaca-kaca, tangannya menggenggam tangan Zia.

"Ibu sayang sama kamu, nikah di usia muda bukan pilihan yang baik, nikah itu karena siap, bukan karena umur apalagi nafsu" ucapnya menatap Zia.

"Ibu tau rasanya nikah di usia muda itu gimana sayang, ga enak, kita di tuntut dewasa di umur yang seharusnya bermain, ibu ga mau kamu ngerasain hal yang ibu rasain" lanjutnya lagi.

TITIK TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang