Unexpedted Life

65 5 0
                                    

Di dunia ini tersimpan banyak rahasia yang tidak semua orang tahu. Tentang bagaimana sebuah kehidupan bisa terbentuk. Angin yang terus bergerak dengan segala tekanan yang dimilikinya. Atau bahkan bagaimana setiap orang tidak memiliki jalan hidup yang sama. Dari sekian banyak rahasia itu, Kenny juga memilikinya. Kenny Kohl, kalian masih mengingatnya bukan?

Dia seseorang yang tinggal dengan Jeffrey. Seseorang yang begitu protektif, ofensif dan defensif di saat bersamaan pada Jeffrey. Segala kesempurnaan yang dimiliki Jeffrey membuatnya sangat cemburu. Walaupun secara status Jeffrey adalah adiknya, seorang yang berbagi darah yang sama dengan dirinya, namun Ken tidak pernah menyukai fakta itu.

"Tuan.." tanpa menoleh pada orang yang baru masuk ke dalam ruangannya, Ken langsung menyela. "Anak itu belum kembali?"

"Belum, Tuan."

Jawaban itu membuat Ken meletakkan penanya dengan keras ke meja. "Ck, apa yang dia lakukan di luar sana."

"Dia ada di toko obat itu seharian. Apa saya harus membawanya kembali?"

Sekali lagi, Ken berdecak. "Tidak perlu. Kau bisa pergi."

"Kau masih mengawasi Jeffrey?" suara berat lain muncul dari arah pintu. Ken langsung menghela napas pelan, berusaha membuatnya biasa. "Oh, Ayah. Kenapa tidak bilang kalau mau datang?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku, Ken."

"Saya hanya memastikan dia tidak membuat masalah." Ken kembali meraih pena, berusaha terlihat sibuk untuk menghindari percakapan lebih lanjut.

"Ken, Jeffrey lebih kuat dari yang kau kira. Kau tentu tidak lupa—"

"Saya tahu, Ayah." Ken benar-benar menahan diri saat ini. Ia mungkin bisa mematahkan pena yang ada di tangannya sekarang. Ia lelah mendengar tentang Jeffrey yang kuat, Jeffrey yang istimewa, atau tentang ia yang harus bersyukur karena Jeffrey ada untuk dirinya. Yang sebenarnya adalah ia tidak pernah menginginkan Jeffrey ada.

"Kau harus bersikap lebih baik pada adikmu."

"Apa yang membawa Ayah ke sini? Ayah bisa menghubungiku jika ingin bertemu." Ken kembali memotong.

"Tidak ada. Aku hanya sedang bosan, sekaligus ingin mengetahui keadaanmu. Kau meminum obatmu secara teratur bukan?"

"Saya baik-baik saja."

Ken tahu, ayahnya hanya bersikap perhatian padanya. Namun fakta bahwa lelaki itu juga menyayangi Jeffrey seperti dirinya membuatnya marah. Jeffrey hanya anak dari hubungan gelap. Tidak seharusnya anak itu menerima cinta yang sama seperti dirinya.



🍀🍀🍀


"Sialan.."

Ranee menghela napas tertahan. Segala perih yang mendera tubuhnya harus ia tahan sementara mereka bersembunyi dari Rumi. Jeffrey segera membekap mulutnya yang masih mengeluarkan napas dengan kasar. Ranee hanya bisa pasrah membiarkan tubuhnya bersandar pada Jeffrey.

Iya, Jeffrey lah yang datang dan menyelamatkannya. Ranee tidak punya waktu untuk memikirkan alasan kenapa pria itu bisa datang di waktu yang tepat. Walau terlihat mustahil, tapi Ranee bersyukur karena pria itu datang dan menyelamatkan hidupnya untuk kedua kalinya.

"Dasar brengsek. Aku kehilangan mereka." Sayup-sayup rutukan Rumi masih terdengar. Wanita tua itu akhirnya memilih kembali ke rumahnya setelah berkeliling mencari keberadaan Ranee dan Jeffrey. Ketika terdengar suara gerbang yang ditutup dengan kasar, barulah Jeffrey melepaskan Ranee.

"Ayo keluar.." Jeffrey menyuruh Ranee keluar terlebih dahulu. "Kau tidak apa-apa?"

"Tidak." Ranee menggeleng. Badannya membungkuk bertopang lutut. Saat itulah ia baru mengetahui jika ada pecahan kaca yang menancap di pahanya. Untung saja darahnya tidak berceceran di jalan, kalau sampai itu terjadi, Rumi pasti telah menemukan mereka sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang