Bagaimana jadinya jika Jaeyeon bukan bertemu dengan Park Taegoo tapi bertemu dengan Kang Maru yang baru keluar dari penjara setelah 6 tahun?
base on Night in Paradise and The Innocent Man (Nice Guy)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌅 Just a short story 🌅
Tanpa sadar Maru tertidur di kursi. Keheningan rumah sakit membuatnya terlelap tanpa gangguan.
"Eoh? Dimana dia?" Hal pertama yang dia lihat hanya ranjang kosong. Jaeyeon tidak ada disana bahkan selang infusnya sudah dia lepas, kemana wanita itu? Padahal kondisinya belum pulih.
Maru mengacak kasar rambutnya, apalagi kalau bukan kesal karena Jaeyeon sangat merepotkan. Apakah dirinya mulai peduli dengan wanita itu? Entahlah, bisa saja hanya rasa empati.
"Kau belum boleh banyak gerak" Maru menemukan wanita itu diam termenung di rooftop rumah sakit. Bahkan wanita itu sudah berganti pakaian.
"Tidurmu nyenyak?" Jaeyeon masih sama dengan sebelumnya sangat dingin
Maru melampirkan jaketnya ke pundak Jaeyeon, pria itu memang selalu manis mungkin karena kebiasaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit senja kemerahan itu akan segera berubah jadi gelap. Momen yang paling disukai oleh Jaeyeon. Belum ada tanda-tanda wanita itu akan beranjak.
Jaeyeon mengambil bungkusan rokok di sakunya. Namun baru akan menyalakan pematik, batangan rokok itu di tarik oleh Maru dan di patahkan begitu saja.
"YA!"
"Bukankah kau di larang merokok oleh dokter?"
"Aku tidak peduli, Kembalikan! Mulutku pahit jika tidak mengesapnya" Jaeyeon tampak kesal, dirinya berusaha merebut kembali bungkusan dari tangan Maru. Namun tangan kecilnya tidak sampai untuk menjangkau tangan Maru.
"Aish, sialan" Jaeyeon akhirnya menyerah dan membuang pandangannya.
Maru menarik dagu Jaeyeon secara tiba-tiba. Sebuah ciuman hangat di sore hari yang dingin terjadi begitu saja. Nafas mereka bahkan menjadi asap embun karena dinginnya udara saat itu. Maru melumat bibir Jayeon setiap inchinya, walau tidak ada balasan namun wanita itu tetap memejamkam mata. Bibir basah Maru adalah satu-satunya kehangatan yang Jaeyeon rasakan. Maru menekan tengkuk Jaeyeon untuk lebih memperdalam ciumannya. Sebenarnya Maru kaget dengan tindakannya sendiri, namun apa boleh di kata mereka berdua tampaknya membutuhkan kehangatan itu.