~7~

832 82 138
                                    

🌅 Just a short story 🌅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌅 Just a short story 🌅

"Kau ingin ke tempat ini?" tanya Maru yang masih penasaran mengapa Jaeyeon membawanya ke sebuah gereja.

"Kau benar-benar ingin menikah?"

"Ssstt"

Jaeyeon dan Maru duduk di bangku panjang, wanita itu memejamkan matanya seraya berdoa kepada Tuhan. Banyak hal yang ingin dia doakan, rasanya mungkin akan terlalu panjang. Salah satunya tentang Maru, ini pertama kalinya bagi Jaeyeon mendoakan orang lain selain keluarganya. Pria bernasib buruk yang sama dengannya, Jaeyeon merasa semakin hari semakin peduli dengannya. Aneh? Tentu seharusnya dia memikirkan dirinya sendiri. Hidupnya sudah sangat berat, tapi apa boleh buat hatinya berkata lain. Mungkin karena pria malang itu juga mempedulikannya, Jaeyeon selalu sendiri selama ini, dia tidak pernah ingin berpegang pada orang lain. Tapi untuk pertama kalinya dia menggantungkan sebuah harapan pada seseorang. Harapan yang mungkin akan sia-sia. Keberadaan pria itu bagai penyembuh, entah mengapa hari-harinya berubah setelah bertemu dengannya.

"Tuhan, berikan kebahagiaan untuk pria di sampingku" ucap Jaeyeon dalam hati.

"Kau menangis?" Maru menyadari air mata Jaeyeon yang tiba-tiba jatuh. Pria itu ingin menghapusnya, namun kalah cepat dengan Jaeyeon.

"Aish, ada apa denganku?"

"Ya! Kau tidak boleh mengumpat disini"

"Kau tidak mendoakan sesuatu?" Jaeyeon mengalihkan

"Tidak, doa ku sepertinya sudah terkabul"

"Benarkah?"

"Eoh, Ini kali pertama aku menjadi diriku sendiri. Entah berapa banyak wajah yang aku tunjukan di depan orang lain, berpura-pura baik walau nyatanya aku bukan pria baik sampai terkadang membuatku sesak, tapi aku bahagia bisa menjadi diriku saat di dekatmu. Bersamamu aku tidak mengkhawatirkan apapun. Entahlah mungkin karena kau wanita jujur dan juga pendengar yang baik. Kata-katamu memang terkadang menyakitkan, tapi memang begitu lah hidup. Tidak adil bukan? Terkadang aku iri padamu. Bertahun-tahun aku belajar untuk mengungkapkan apa yang ingin aku ungkapkan, tapi rasanya sangat sulit hingga akhirnya aku sendiri yang membuat diriku menderita" Maru menarik nafas panjang dan menghembuskannya "Leganya, Bebanku seakan menguap"

Tidak ada jawaban dari wanita itu, Jaeyeon hanya menatap lekat wajah Maru.

"Syukurlah" Jaeyeon tersenyum namun matanya berkaca-kaca

"Eoh?"

"Karena kau merasa bahagia" Wanita itu tersenyum manis, senyuman yang baru pertama kali Maru lihat. Kehangatannya terasa sampai relung hati pria itu. Namun sedetik kemudian wanita itu megeluarkan air matanya lagi.

Nice x Paradise [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang