𝟎𝟏/𝟎𝟕

6K 869 139
                                    

HAITANI bersaudara menjadi pengasuh anak?

Ketika matahari berada tepat di atas kepala, serta jam lonceng baru saja berbunyi sebanyak dua belas kali. Biasanya manusia sejenis Rindou akan menggunakan waktu tersebut untuk bermalas-malasan, tetapi sepertinya hal itu tidak bisa ia lakukan sekarang.

Rindou menatap bocah lima tahun yang sejak tadi duduk di atas pangkuan sang kakak dengan boneka barbie di tangannya. Lantas berpikir; apakah Ran memang menyukai anak kecil, atau hanya caper saja?

"Padahal mama yang dititipin, kok kita yang disuruh ngejaga dia?" tanya Rindou. Dari pada menjaga anak orang, Rindou memilih tidur siang atau bermain ps saja.

Wanita paruh baya yang sejak tadi duduk di sebelah Rindou tertawa kecil sembari menepuk pelan paha anak bungsunya. "Itung-itung simulasi mengurus anak."

Mendengar hal itu, Ran dan Rindou sontak langsung menoleh ke arah sang ibu. Tidak habis pikir dengan jawaban yang wanita itu berikan. Simulasi katanya?

"Masih lama," Rindou berkomentar. Lagi pula calon istrinya masih berada di dimensi lain.

Pandangan Rindou kembali fokus kepada interaksi dua manusia yang saat ini duduk di atas karpet. Rindou sendiri duduk di kursi sebelah ibunya. Sama sekali tidak berniat untuk mendekati bocah itu, apalagi sampai mengurusnya.

"Kita pernah bertemu?" Gadis cilik itu bertanya kepada seorang yang memangkunya. Setelah laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Ran itu menganggukkan kepala, sang gadis kembali mengajukan pertanyaan, "Kapan?"

"Sudah lama," jawab Ran seraya mencubit pelan pipi gadis di pangkuannya. "Saat itu, [Name] masih sangat kecil."

Gadis kecil yang di panggil [Name] itu sedikit mendongak untuk melihat wajah tampan Ran. "Tidak ingat."

Ran tertawa pelan. "Tentu saja tidak ingat! saat itu kau masih bayi, [Name]."

"Lagipula kakakmu itu sejak dulu pengen adik perempuan." Ibu Haitani bersaudara kembali membuka suara.

"Tapi yang lahir malah manusia kayak lu," Celetuk Ran yang sejak tadi menguping pembicaraan adik dengan ibunya tanpa mengalihkan pandangannya dari [Name].

"[Name]?"

Merasa namanya dipanggil, [Name] kembali mendongakkan kepala. Memberi ekspresi wajah bertanya-tanya yang justru semakin membuat Ran gemas. Padahal Ran itu bukan lolicon, apalagi pedo.

"Kau mau sama kak Rin tidak?" tanyanya seraya menunjuk ke arah Rindou.

Pandangan [Name] mengikuti jari telunjuk Ran. Menatap Rindou sekilas, kemudian menggelengkan kepalanya dan memegang erat baju yang tengah Ran pakai.

Ran tertawa mengejek sembari menjulurkan lidahnya ke arah Rindou. "Kalau begitu sama kak Ran saja?"

[Name] tersenyum lebar sembari menganggukkan kepala antusias. Rindou yang melihat itupun merasa tidak terima serta iri dengki dengan Ran yang di sukai anak kecil. Padahal sudah lama tidak bertemu, tetapi kenapa mereka bisa langsung akrab?

Mulai hari ini, hingga satu minggu ke depan, Ran dan Rindou terus berebut siapa yang lebih dekat atau lebih di sukai oleh [Name] Ackerman.

Omake!!

"[Name] pilih kak Rin atau kak Ran?"

"Kak Ran!"

"Kak Ran atau kak Rin?"

"Kak Ran!"

"Kak Rin atau kak Rindou?"

"Sudahlah Rin."

𝐍𝐀𝐍𝐍𝐘 » haitani brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang