03

339 72 3
                                    


I hope you like this!

03 -  ?

Kini Ilene sudah pulang ke mansion karena sekolah telah usai. Dia berdiam diri kamar dengan otak yang bekerja memikirkan sesuatu.

Ilene berjalan bolak - balik dengan tangan mengusap dahinya sendiri. Ia sedang berpikir keras saat ini.

"Aku harus membuat akhir takdirku bahagia"

"Aku tidak ingin mati sia - sia hanya karena cinta sepihak, toh nanti aku bisa memutuskan pertunangan bukan?"

"Dan juga, Vinny pasti mempunyai rencana yang akan membuatku dibenci semua orang, dan itu sama sekali tidak penting untukku. Well, ini hidupku dan aku tidak butuh omongan orang - orang yang hanya bisa nge- jugde diriku karena satu peristiwa yang belum benar adanya, sangat tidak berguna"

"Kamu yang memulai Vinny, dan kamu juga yang harus mengakhiri! Tunggu aku dan kita akan bermain, Vinny"

Ilene tersenyum miring saat rencana yang ia susun tersimpan dalam otak cemerlangnya. Ia sudah menyusun rencana dengan sedemikian mungkin, ia tidak akan pernah membiarkan orang yang membuat hidup nya hancur hidup bahagia, tunggu saja!

Jika nanti Arexsa ingin membunuhnya karena sudah menghancurkan hidup Vinny maka ia memiliki kartu as yang membuat Arexsa diam tak berkutik.

Bersyukur karena dulu ia membaca keseluruhan novelnya, andai ia membacanya dengan men-skip - skip mungkin ia tidak akan tahu bagian terpenting yang sekarang menjadi kartu as baginya.

Dengan tekad yang membara ia berjanji akan membuat hidupnya bahagia, meski harus menghilangkan nyawa Vinny. Menghilangkan nyawa seorang beban yang hanya bisa merugikan orang lain tidak mengapa bukan?

Dengan senyum tipis ia keluar kamarnya, dahi nya mengerut saat melihat kedua orang tuanya yang sudah dirumah. Tidak biasanya mereka pulang cepat, mereka selalu pulang larut dan kini? Mungkin saja mata Ilene yang salah.

Ilene menuju meja makan yang sudah penuh oleh makanan, perut nya sudah menahan lapar sedari tadi. Dengan mata berbinar ia duduk dan mengambil nasi serta lauk pauk yang ia inginkan kemudian memakannya dengan lahap.

Chloe dan Jeremy yang melihat Ilene hanya senyum maklum. Mereka memaklumi sikap Ilene karena mereka sadar diri bahwa mereka bukanlah orang tua yang baik untuk Ilene. Mereka selalu pulang larut tanpa bisa mengabiskan waktu bersama meski wekeend.

Setelah menghabiskan makannya, Ilene beranjak dari duduknya. Tapi sebelum ia meninggalkan ruang makan ia menyempatkan diri untuk berbicara meski sebentar.

"Kalian tidak makan?" tanya Ilene pada Chloe dan Jeremy, jujur dirinya canggung jika saat mereka bersama.

Chloe mengalihkan pandangannya pada Ilene, "Nanti kita makan" ucap Chloe yang diangguki Ilene.

Ilene berbalik dan melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga, namun..

"Ilene"

Suara Daddynya membuat langkah nya berhenti, satu kaki yang akan menginjak satu anak tangga ia urungkan. Kemudian ia berbalik menatap sang Daddy.

"Ya?"

"Apa kamu ada masalah dengan Arexsa?" tanya Jeremy dengan penuh selidik.

"Hm? Tidak"

Memang benar jika Ilene dan Arexsa tidak memiliki masalah. Hanya saja yang membuat masalah itu Vinny, hama kecil yang harus dibasmi.

"Jaga baik - baik tunanganmu, Ilene, jika kamu tidak ingin kehilangannya"

"Ya, itu jika aku tidak ingin kehilangan dan peduli padanya, namun sekarang aku tidak ingin memperdulikan nya. Secepatnya aku ingin memutuskan pertunangan" ucapnya dengan lancar membuat gerakan tangan Jeremy yang ingin mengambil cangkir teh terhenti.

Chloe memandang Ilene dengan pandangan yang sulit diartikan, entahlah apa anaknya ini sedikit ternganggu otaknya?

"Apa kamu baik - baik saja, Lovely?" tanya Chloe, sungguh dia khawatir akan putri semata wayangnya ini.

"Ya"

Ilene melanjutkan jalannya menuju kamarnya untuk tidur. Jeremy kembali menyeruput teh dengan membaca koran, sedangkan Chloe duduk pada sofa dengan menatap punggung Ilene yang semakin mengecil.

Selama Ilene bangun dari tidur panjangnya, Chloe selalu memperhatikannya. Dari tingkah laku, kepribadian, serta hal - hal kecil lainnya Chloe perhatikan. Dan juga, Ilene sangat mencintai Arexsa, tunangannya, tapi mengapa sekarang berubah? Mengapa Ilene sekan bukan dirinya sendiri?

Chloe menghela nafas kasar lalu menyandarkan duduknya pada sofa yang ia duduki.

▪▪▪▪

Vote + coment

antagonist girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang