00.04

2.5K 297 22
                                    

Kebenciannya terhadap gadis bernama VIONA KHUMAYRA

Kebenciannya terhadap gadis bernama VIONA KHUMAYRA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong lepaskan aku tuan." Ucap seorang wanita remaja yang sedang di ikat di kursi tua dalam sebuah gudang yang berisikan senjata bernoda darah.

"Ian. Sampai kapan kau akan begini?" Ucap seorang pria tampan yang tak lain adalah sahabat Brian, Bagas Narendra.

"Sampai aku bisa membalaskan dendam mama." Ucap Brian yang tengah memilih belati yang ada di mejanya. Ia memiliki banyak belati bahkan tak terhitung di meja itu, ya seperti mengoleksi.

Saat ini Brian dan Bagas sedang berada di sebuah ruangan yang di setiap sisi dan sudutnya berwarna drak. Disana banyak koleksi senjata tajam, tetapi senjata itu semua sudah berlumuran noda merah yang jika kita lihat itu adalah Darah.

"Iya aku tahu tuan Ian yang terhormat. Tapi bukankah tidak baik kau melampiaskan dendam mu terhadap orang tak bersalah."ucap Bagas yang sudah lelah dengan sahabatnya ini. Semenjak Ian kehilangan ibunya ia menjadi semakin kejam dan tak mengenal ampun.

"Dia memancing amarahku Bagas." Ucap Ian menatap lawan bicaranya dengan tajam.

"Tu--an ku mohon lepaskan aku." Ucap gadis itu dengan air mata yang sudah membasahi sebagian wajahnya. Bagaimana tidak bayangkan saja kalian ada di posisi itu, mungkin kalo author udah pingsan aja.

"Kau berani memulai maka harus berani bertanggung jawab bitch." Ucap Brian, lalu menggoreskan belati yang sudah di pilihnya tadi di wajah gadis itu. Gadis itu ingin berteriak, namun Ian sudah menyumpal mulutnya dengan kain. Ian semakin menekan belatinya saat mengigat nama "VIONA KHUMAYRA" ia semakin gencar memainkan belatinya di atas kulit gadis malang tadi. Ia membayangkan bahwa gadis yang ada di depannya adalah Viona khumayra, meski tidak mengetahui wajahnya. Ian menyiksa korbannya secara perlahan tapi menyakitkan, hingga korban tak berkutik. Karena baginya tangisan korban itu adalah kebahagiannya.

"Iblis emng beda."ucap Bagas yang sudah lelah menasehati temannya ini, pasalnya Brian tak hanya sekali seperti ini melainkan berkali kali, mungkin jika di hitung korbannya sudah ratusan ah tidak sudah lebih dari itu.

"Sudahlah aku bosan." Ucap Ian menyudahi pekerjaannya. Walaupun berhenti tapi percayalah korbannya sudah tak bernyawa.

"Akhirnya kau pun bisa bosan."ucap Bagas bertepuk tangan, lalu menghampiri Ian yang sedang membasuh kedua tangannya.

"Aku tidak bosan menyiksa, tetapi kelinci kecil itu saja yang kurang menarik." Ucap Ian sambil mengeringkan tangannya.

"Terserah kau saja Ian. Kalau saja kau bukan sumber uangku, mungkin kau tak mempunyai teman sampai sekarang." Ucap Bagas dengan jujur. Yang dikatakan Bagas ada benarnya, bagaimana tidak seorang BRIAN BYANZA CEO Company IAN yang terkenal tampan dan kejam ini ternyata tak memiliki teman yang tulus hanya Bagas saja temannya yang tulus. Di saat ia susah hanya Bagas yang membantunya, namun berbeda jika ia senang semua orang pasti langsung mendekatinya.

KING OF DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang