Terjebak di lift rusak.
"Ara! Mira! Cepat kalian sarapan dulu," Teriak wanita paruh baya yang sedang memasak di dapur sederhana miliknya itu.
"Ra. Ayo sarapan!" Ajak Mira. Ara mengangguk lalu berjalan menuju dapurnya bersama Mira.
"Alhamdulillah, akhirnya kalian dapat kerja," ucap Sila tersenyum manis saat melihat putrinya dan sahabat putrinya itu sedang makan.
"Iya Tante. Ga nyangka banget bisa dapet kerja di perusahaan terkenal," ucap Mira sambil mengunyah makanan di mulutnya. Ara hanya tersenyum melihat temannya itu.
Sila tersenyum saat melihat Mira yang begitu bahagia. "karena sudah di kasi kesempatan kalian harus tekun dan rajin biar bos kalian ga marah."
"Iya mama ku yang paling cantik," ucap Ara lalu berdiri.
"Kok pen beraq ya?" Ucap Mira dengan senyuman di wajahnya.
***
"Bagaimana apa kau mendapat informasi putri penjahat dan ibunya itu?" Ucap Brian pada Bagas.
"Gw ga dapet. Tapi gw tau satu hal kalo ibu dan anak itu ada di kota ini," ucap Bagas meminum kopinya di depan Brian.
"Beberapa langkah lagi kita bisa bales dendam mama," ucap Brian tersenyum senang.
"Permisi tuan," ucap seorang wanita cantik yang masuk ke ruangan Brian.
"Eneng Ara cantik ternyata. Ayo masuk neng jangan malu-malu entar malu-maluin," goda Bagas saat melihat Ara yang berdiri di depan pintu. Ara hanya tersenyum menanggapi Bagas lalu ia berjalan menuju Brian.
"Kenapa?" Tanya Brian tanpa melihat wajah Ara membuat gadis itu kesal.
Kesel kenapa tuh?
"Ini dokumen yang bapak minta dan jadwal kita hari ini pak," ucap Ara menyerahkan beberapa dokumen itu kepada Brian.
"Okh kamu ikut saya sekarang."
"Gw ga?" Tanya Bagas.
"Ga penting."
"Bisa gitu lu Ama temen." Brian dan Ara tak menghiraukan omongan Bagas yang baginya tak penting.
"Mentang-mentang sekertarisnya bak Dewi gw di tinggal, ngenes amat dah," ucap Bagas dengan mimik wajah sedih--ralat di buat sedih.
Sedangkan Ara dan Ian saat ini sedang berada di dalam lift berdua, sehingga membuat rasa canggung antara mereka.
"Ee pak," ucap Ara memecah keheningan. Brian menoleh tanpa menjawab.
"Apa kabar pak hehe," tanya Ara dengan cepat.
"Mata kamu masih berfungsi kan?" Tanya Brian tanpa melihat ke arah Ara.
Ara menganggukkan kepalanya.
"Kenapa kamu tidak bisa melihat keadaan saya?" Tanya Brian membuat Ara kesal.
"Maaf pak," ucap Ara kesal. Lalu setelah percakapan itu sudah tak ada lagi percakapan apapun. Tiba-tiba lampu di lift mati membuat Ara cemas, sedangkan Brian dia tetap dengan wajah tenang.
"Pa--pak ini kenapa?" Tanya Ara cemas. Brian tak menjawab pertanyaan Ara karena menurutnya itu tidak penting.
Sudah 10menit lift tidak bergerak dan mati lampunya. Ara semakin cemas ia takut penyakitnya kambuh. Brian yang melihat Ara bergetar merasa kasihan dengan gadis itu lalu ia memutuskan untuk menelpon Bagas.
"Lift tidak bergerak. Segera cek," ucap Brian tanpa basa basi langsung mematikan sambungan telponnya sudah di pastikan Bagas pasti mengumpatinya dengan kata-kata mutiara di tempatnya.
"Tenang tidak akan ada masalah jika kau berada di samping ku," ucap Brian membuat jantung Ara berdisko.
"Iya pak," ucap Ara mulai tenang. Namun, itu tak berlangsung lama karena ia merasa penyakitnya kambuh. Ara mulai panik gelisah dan mencoba untuk bertahan. "Pak to-tolong say--saya," ucap Ara dengan wajah pucat.
"Kenapa?" Tanya Brian dengan wajah tenang namun tidak dengan hatinya yang khawatir. Ia tak tau mengapa merasa khawatir dengan gadis yang tak ia kenal ini. Ia tak pernah merasa seperti ini selain dengan ibunya.
Brian kaget melihat wajah Ara yang pucat dan tangan yang bergetar.
"Kau ada riwayat peny---"
Hay apa kabar?
Sorry ya Lolo ga up 3 hari
Sorry juga part nya pendek karena emang pendek.
Kalo mau panjang harus vote komen and follow akun wp Lolo!
Kira-kira Ara ada penyakit apa gengs?
Bahaya ga ya penyakit nya Ara.
Btw sorry karena part ini ga seru.
Tapi-tapi gengs part selanjutnya ada adegan wah pak cepak jeder.Jadi jangan lupa komen next nya gengs buat part selanjutnya.
Bye
Tertanda Lolo cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING OF DEVIL
Teen FictionBagai kisah epilog tanpa prolog Dendam yang membekas Pembunuhan yang terjadi Dan cinta yang tercipta Perbedaan yang ada memisahkan cinta. Penyiksaan yang di berikan. Penyesalan yang datang di akhir. Dan pengorbanan cinta yang di dapat. Brian BYANZA...