00.05

2K 229 16
                                    

Sekertaris

Pagi ini Ara dan Mira sedang berada di depan gedung yang sangat tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Ara dan Mira sedang berada di depan gedung yang sangat tinggi. Gedung tinggi berisikan miliyaran umat itu bernama company IAN.

"Gw ga mimpikan Ra?" Tanya Mira pada Ara.

"Gak Mir gw juga." Ucap Ara kagum pada gedung di depannya ini.

"Aaa gila kita keren." ucap Mira.

"Udah-udah mending kita masuk." Ucap Ara menyudahi.

"Iya, ayo!" Ucap Mira. Lalu mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam perusahaan itu.

***

"Desi, apakah sekertaris baru sudah kau dapatkan?" Tanya Ian pada karyawan nya itu.

"Sudah Tuan. Hari ini dia sudah mulai kerja di sini." Ucap Desi.

"Baiklah, mana data dirinya?" Ucap Brian membalas.

"Ini tuan." Ucap Desi lalu memberikan sebuah berkas data diri.

"Ara, 20 tahun, muda dan pintar. Tapi aku akan mengujinya dulu." Ucap Brian setelah membaca data diri Ara.

"Jika dia sudah datang tolong suruh ke sini."
"Kau boleh keluar sekarang." Desi baru saja ingin membalas tapi tuannya sudah berkata seperti itu jadi dia hanya diam.

"Wah sekertaris baru nih." Ucap Bagas yang baru memasuki ruangan Brian.

"Kenapa?" Tanya Brian.

"Tidak aku hanya penasaran, apakah kau akan menjadikan sekertaris baru ini sebagai kelinci mu lagi?" Ucap Bagas lalu duduk di sofa.

"Kau pasti sudah tau jawabannya."ucap Brian. Ya memang seperti itu adanya, Brian selalu menjadikan sekertaris nya sebagai kelinci yang akan ia siksa. Sudah banyak sekertaris yang hilang tanpa sebab, padahal dirinya sendiri yang menghilangkan nya, jadi kita tidak tau nasib sekertaris baru yang bernama Ara ini apakah akan sama atau mengukir sejarah baru.

"Pasti aku Ian. Tapi siapa tau saja sekertaris itu akan membuat sejarah baru." Ucap Bagas.

"Bahkan lalat pun tau itu tidak akan pernah terjadi." Ucap Brian tersenyum miring.

"KAU BISA BICARA DENGAN LALAT?! APAKAH KARENA KAU KALAH TAMPAN DARIKU KAU SAMPAI BISA BAHASA LALAT?!!" Ucap Bagas berteriak heboh.

"Stres." Ucap Ian lalu keluar dari ruangan itu.

"Aku tidak menyangka temanku yang itu ternyata sudah rada gila, aku harus panggil dokter lulusan rumah sakit jiwa untuk mengobatinya bagaimanapun aku tak ingin dia gila." Ucap Bagas bertekad. Sepertinya bukan Ian yang gila melainkan Bagas.
"RIP Bagas Narendra"

***

"Nona Ara dan nona Mira kalian melamar kerja di waktu yang tepat." Ucap Desi pada kedua gadis yang ada di depannya.

KING OF DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang