anything happened for a reason

599 52 3
                                    

content warning! harsh words, mention of sex, 1410 words












"are you sure? lu beneran mau ketemu dia, kar?"

di bawah atap teras sebuah restoran jepang, dua orang sahabat duduk menikmati hujan turun sembari makan siang.

gadis yang disebut 'kar' oleh lawan bicara di seberangnya, hanya mengangguk. namun anggukannya terlihat ragu.

"serius? hampir 7 bulan lu sengaja hilang, terus tiba-tiba mau nemuin dia? are you okay? kar, gua tau lu masih sayangㅡ"

"selle, gua cuma mau nyelesaiin semuanya sampai tuntas. satu sisi dengan cara hilang kaya kemarin tuh emang bikin gua sedikitㅡ healing, tapi di sisi lainnya, gua ngerasa cara kaya gini kurang benar." ucap karina memotong omongan giselle yang belum selesai.

giselle memutar bola matanya, jengah. bagaimana bisa karina ini keras kepala seperti batu? andai yeji juga ikut, mungkin gadis itu sudah marah-marah.

"kurang benar? setelah dia badmouthing lu dengan temen-temennya, setelah dia confessed ke temennya kalo dia cuman macarin lu just for sex? manipulative kaya winter does not deserve your kind hearted, karina. she is still a traitor even dia cinta pertama lu." giselle melotot, pupil matanya bahkan ikut bergetar.

gadis itu geram, marah, sedih. karina ini definisi bucin tolol yang sebenarnya.

sedangkan karina yang mendengar ucapan giselle barusan, hanya diam. ia tersenyum, namun bibirnya bergetar.

"gak ada kesempatan kedua. gua cuma mau ngasih tau alasan kenapa gua hilang aja. gua rasa dia pasti mikir, i am the bad one who left her first without any explanation. nuntasin semuanya. literally semua," ada perubahan nada suara, karina menahan tangisnya.

giselle menghela napasnya, ia menyerah memberi tahu bahkan mengingatkan karina tentang ini.

"do it. gua bantu kalian buat ketemu," giselle menenggak air putihnya hingga habis.

berdebat dengan karina yang kepala batu menguras energinya.

karina melotot, senyumnya merekah, kepalang senang. giselle benar-benar sahabat yang paling mengerti dirinya.

"thanks, selle. i love you, platonically. heheheh," karina memamerkan senyum lebarnya.

giselle memutar bola matanya, "gua lurus."

"yakan, platonically. gimana sih lu,"










***









7 bulan lalu

karina meletakkan barang bawaannya. lalu melepas maskernya, membuka kaos kaki dan jaket. setelahnya merebahkan badan rampingnya diatas kasur. tangannya meraih ponselnya yang tadi ia taruh asal di atas kasur.

tepat saat setelah membuka passcode lock, sebuah telfon masuk. dari yeji.

karina mengernyitkan dahinya, heran. namun tetap menggeser tombol hijau, menyambungkan telfon, lalu mengaktifkan loud speaker.

"kenapa ji?"

"dengerin gua, rin. dan lu harus percaya sama gua. gua tau ini bukan kabar baik, karna kalian barusan ketemu kan? dengerin gua sampai selesai cerita, baru lu boleh ngomong." nada suara yeji terdengar marah namun, ada sebuah nada sedih dan skeptis.

painful disease • winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang