Lima

6 6 9
                                    

Keadaan kelas begitu senyap, semua murid sedang berkutat dengan kertas ulangan Fisika yang begitu menyiksa. Termasuk anak-anak RomuSa Elit, kecuali Jendhi yang dengan telaten menyusun angka-angka yang begitu menyiksa dan memusingkan kepala.

" Je je woy" panggil Mahen dengan suara yang begitu kecil nyaris tak terdengar, ikal yang duduk tepat di sebelah kanannya menyadari kegelisahan Mahen, ia menoleh dan mengangkat alisnya tanda respon.

" Gue gak ngerti ini kayak mana lo tau gak?" Tanya Mahen ikal menggeleng dan kembali melihat ke depan saat menyadari tatapan buk Atun guru fisika dengan gaya rada centil, badan yang seperti model dan wajah ayu tetapi sayang dirinya janda muda, tetapi itulah daya tarik bagi Renaldi cowok yang selera dengan modelan mbak-mbak Alfamart dan janda.

Tak seperti biasanya sepertinya Juanda, Renaldi, Chandra,dan ikal tidak begitu gelisah. Mahen mengamati mereka sedikit rasa curiga. Bagaimana tidak mereka itu otaknya dibawah rata-rata dan tidak bisa menandingi Jendhi yang notabenenya juara 1 paralel dan kesayangan para guru.

Tepat pada saat Renaldi memundurkan badan dan menyandarkan punggungnya ke kursi, Mahen melihat selembar kertas ada di bawah meja." Anjeg ternyata mereka pakai contekan pinter bener dah kagak ngajak-ngajak gue, awas Lo pada" ujarnya dengan senyum miring.

" Buk Atun yang terhormat saya boleh bertanya" ujar Mahen tiba-tiba sontak semua murid melihat kepada termasuk the best Prendnya.

" Iya kenapa Mahen"

" Ibu tadi ada cek laci gak?" Tanya Mahen.

" Oh iya tidak ibu lupa terimakasih sudah mengingatkan ya"

" Sama-sama buk Atun tersayang"

Juanda, Renaldi, Chandra, dan ikal begitu was-was saat guru Fisika itu berjalan dan mengecek satu per satu laci siswa, sudah ada lima orang siswa yang ketahuan membawa copekan alis contekan.

Jendhi begitu tenang dan melihat apa yang gurunya lakukan, siswa yang ketahuan buk Atun suruh ke depan. Ia mengapa tenang ya karena sudah selesai mengerjakan seluruh soal dengan cerita dan angka yang begitu membuat mata sepet.

"Renaldi, Juanda, Chandra, dan Ikal ke depan kalian sekarang juga" ujar buk Atun, mereka yang berjalan dan berdiri didepan papan tulis melihatnya Mahen dengan muka kesal dan penuh kebencian, sedangkan Mahen menikmati suasana ini dengan muka songongnya

"Renaldi, Juanda, Chandra, dan Ikal ke depan kalian sekarang juga" ujar buk Atun, mereka yang berjalan dan berdiri didepan papan tulis melihatnya Mahen dengan muka kesal dan penuh kebencian, sedangkan Mahen menikmati suasana ini dengan muka songon...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anjir banget sih Mahen" gerutu Renaldi.

"Iya anjir Gedeg gue" balas Juanda

" Apa lagi gue asli lah pengen gue cekek" timpal Chandra.

" Tau gini gue gak ikut" sambung Ikal

" Kalian bisa gak sih jangan berisik" ujar cowok berkulit hitam dengan muka seperti setan kepanasan.

" Heh kamu Ijal kenapa teriak-teriak" tegur buk Atun.

Cowok yang dipanggil Ijal itu pun diam dan menundukkan kepalanya. Tumben sekali dirinya bisa ketahuan kalau membuat copekan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RomuSa ElitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang