Chapter 3

263 212 354
                                    

Haii!
Makasih sudah membaca sampai disini

Sebelumnya aku mau bilang

TETAP SEMANGAT YAHH
GAK PEDULI SEBERAT APA YANG KAMU HADAPI


______________÷________-___--______

"Percaya atau tidak, Tuhan memiliki rancangan terbaik untukmu"


Pagi ini Zanna tiba dikampus lebih awal karena dia akan sarapan dikantin lagi. Suasana kantin masih sepi, dan itu adalah alasan mengapa Zanna ingin kekantin lebih awal. Zanna menikmati sarapannya cukup terburu-buru karena mungkin sebentar lagi kantin akan mulai ramai. Saat Zanna akan keluar dari kantin, dia tidak sengaja menyenggol tubuh seseorang.

"Sial! Bisa pake mata gak sih? Ehh, lo lagi."

Apa-apaan ini? Saat Zanna mendongak ternyata orang yang baru dia senggol adalah Adelard. Rasanya Zanna ingin segera kabur. Tapi jika Zanna lari, pasti masalah ini akan semakin besar.

"Maaf kak." Zanna mengatupkan tangannya meminta maaf pada Adelard sambil menunduk-nundukkan kepalanya.

"Enggak usah kek burung pelatuk lo. Kemarin lo udah bikin gue kesal. Gara-gara lo, kemarin... kemarin.... PERMEN YUPI TERAKHIR gue jatuh." Adelard berucap sambil memalingkan wajahnya tanpa menatap Zanna.

Zanna yang sedang menunduk langsung mendongak dan menatap Adelard bingung. "Permen yupi?"

"Iya, permen Yupi. Kenapa lo? Lo mau ketawa?" pria itu menjawab Zanna sewot.

"Bukan. Bukan gitu kak. Aku cuma nanya doang kok."

"Asal lo tau. Itu permen gue yang terakhir. Gue harus menunggu sampai pulang dulu baru bisa beli."

Adelard memang pecinta permen yupi sejak dia kecil. Kadang moodnya bisa dipengaruhi oleh permen yupi itu. Dia adalah golongan manusia pecinta makanan lembut dan kenyal. Kemarin saat dia hendak membeli yupi dikantin karena permennya hanya tersisa satu, tapi, stoknya sedang habis. Dan orang yang menghabiskannya adalah Adelard sendiri. Ibu kantin lupa membeli stoknya saat berbelanja.

"Tapi itukan cuma permen kak. "

"Iya. Memang cuma permen. Tapi gue butuh permen itu buat fokus belajar. Tapi gara-gara lo, gue kehilangan permen gue. "

Astaga, Zanna gak habis pikir dengan kakak tingkatannya ini. Bagaimana bisa dia semarah ini hanya karena permen yupi, seolah-olah dia sudah kecanduan yupi seperti narkoba.

"Maaf kak."

"Gue gak butuh maaf lo. Sebagai gantinya lo harus beliin gue yupi lima biji setiap pagi."

"Hah, lima yupi setiap pagi? Kakak bisa beli sendirikan? "

"Gue emang bisa beli sendiri. Dan gue punya stok 2 kardus dirumah sekarang. Tapi, lo harus tetap ganti rugi."

"Tapi gak harus tiap hari kan, kak. "

"Harus tiap hari kalau lo mau tenang dan aman selama kuliah." Adelard menepuk kepala Zanna dan langsung berlalu kedalam kantin meninggalkannya.

Untuk ZannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang