Chapter 17

84 58 60
                                    


Haiii
Apa kabarr?

Mohon periksa jika ada typo yah

__________________________________

"Senyuman  bukan berarti selalu tentang kebahagiaan. Mungkin itu hanya sekat penutup lara."

Setelah kepergian Adelard, Zanna segera memasuki kosnya dan mendapati Meli yang berdiri di dekat pintu sambil tersenyum penuh arti.

"Kakak ngapain berdiri disitu?"

Meli segera menghampiri Zanna dengan semangat tanpa melunturkan senyumannya. "Ekhm... ekhm. Ciee, yang baru diantar sama pacarnya," Meli mencolek pinggang Zanna dengan jari telunjuknya. "Mana main elus-elus kepala lagi. Adik kakak udah besar ternyata."

"Apa sih kak?" Zanna segera meninggalkan Meli yang masih menggodanya.

"Aduh, romantis banget sih! BIKIN IRI TAUU! GIMANA JANTUNGNYA ZAN? AMAN?"

"KAK! JANGAN RIBUT!"

"IYA... IYA. BURUAN MANDI. KAKAK UDAH BELI MAKAN MALAM."

"IYAA KAK."

Zanna segera mengambil baju ganti dan handuknya. Badannya sudah sangat lengket karena keringatnya satu harian ini, bahkan rambutnya sudah sangat lepek.

Baru saja Zanna akan melangkah menuju pintu, handphonenya bergetar didalam tas. Dia segera mengeluarkannya dan melihat nama pemanggil.

Kak Gamaliel is calling.....

Zanna segera menekan ikon hijau pada layar handphone. "Halo kak."

"Sudah sampai?"

"Sudah. Kakak juga udah dirumah?"

"Dari tadi sudah dirumah. Ini baru selesai mandi. Kamu sudah mandi."

"Belum. Ini mau mandi. Oh iya, kakak jadi antar Dela sama Danial pulang?"

"Jadi. Aku kasihan sama Danial, dia kayak kedinginan. Sampai aku ajak ngobrol pun tidak dijawab."

"Ihh, wangi banget sih!"

Zanna yang hendak menjawab ucapan Gama, terdiam setelah sayup-sayup dia mendengar suara perempuan.

"Astaga, jangan peluk-peluk!" Suara Gama terdengar geram.

"Ihh, cuma peluk doang. Wangi tau, pakai sabun apa sih?"

"Awas! Kamu tunggu di kasur aja."

"Iya. Cepat pakai bajunya, laper tauu.... Tadi, janjinya habis mandi langsung cari makan. Malah teleponan!"

Suara perempuan itu terdengar manja. Zanna hanya bungkam sejak tadi mendengar obrolan di seberang sana. Jantungnya mulai berdentam kuat dan otaknya mulai memikirkan hal-hal negatif. Rasanya sesak.

"Kamu langsung mandi ya. Jangan lupa makan juga."

"Iya kak."

Gama memutuskan panggilannya. Rasa-rasanya dia mengenal suara perempuan itu. Tidak mau ambil pusing, Zanna meletakkan handphone keatas tempat tidur dan segera pergi ke kamar mandi. Rasanya, tubuh dan otaknya semakin panas karena jantungnya yang semakin berdentam dengan kencang.

Untuk ZannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang