4

2 1 0
                                    

Hari ini pengumuman hasil SBMPTN. Kedua orang tuanya, menunggu Tera membuka akunnya untuk melihat hasil, apakah dia akan lolos atau tidak.

"Bismillah ya semuanya, Tera bakal buka nih." Ucapnya.

Mereka mengangguk, menuruti ucapan Tera.

"Bismillahirohmanirohim."

Klik

Antusiasme Tera menurun, kala melihat tanda merah dihadapannya yang membuktikan bahwa dirinys tidak lolos.

"Udah gak papa, masih ada cara lain. Kamu kan bisa ikutan ikatan dinas." Kata Ratih mengusap punggung anaknya.

"Iya atau gak kamu bisa ikutan ujian mandiri kaya aa' kamu." Timpal Irwan ikut menenangkan.

Kebetulan Galih saat ini sedang berada dikampusnya. Katanya ada urusan. Sehingga ia tidak bisa ikut untuk melihat hasil SBMPTN adiknya.

Tera mengangguk. Saat ini perasaanya tidak karuan. Kecewa, sedih, menyesal.

"Tera ke kamar dulu ya bu, pak." Ia butuh waktu untuk menyendiri. Meratapi kegagalannya.

Kedua orang tuanya mengangguk, memberikan ruang bagi Tera. Mereka tahu, tidak mudah untuk dilewati.

"Hah." Tera mendesah kecewa. Dirinya gagal untuk masuk universitas impiannya. Gagal memakai almamater biru tua.

Semangat hidupnya hilang, air mata lolos begitu saja menurun ke pipi membentuk suatu aliran. Tera terisak, menumpahkan segala kekecewaannya.

Ia menelungkupkan mukanya ke bantal agar teredam suara isakannya. Sehingga kedua orang tuanya tak akan mendengar tangisannya.

***

Langit yang awalanya cerah berganti menjadi gelap. Tubuh yang masih terbaring diatas kasur, seakan tak ingin bergerak sekedar untuk berpindah ke sebelahnya.

Membuka mata perlahan, melihat sekeliling kamaranya dan gelap. Ia mencari-cari handphonenya untuk mengecek berapa lama ia tertidur.

18.15 WIB.

Tera bangkit dari tempat tidurnya untuk menutup gorden dan menyalakan lampu. Tak menyangka dirinya tertidur selama 3 jam.

Ia berdiri dihadapan kaca untuk melihat tampilannya yang sangat berantakan. Hidung merah, mata yang sembab, rambut seperti singa tak lupa iler yang sudah mengering disudut bibirnya.

Tera pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka sekaligus mengambil air wudhu untuk ibadah.

"Aaaa, IBU!!!" Teriak Tera.

Mendengar teriakan Tera Ratih bergegas ke atas diikuti oleh suaminya dan anak pertamanya. "Apa, ada apa?"

Dengan posisi berdiri diatas kasur, Tera menjawab dengan suara pelan. "Ada kecoa bu."

"Anjir gue kira apaan." Galih berdecak.

"Dimana kecoanya?" Tanya Irwan.

"Ke kolong tempat tidur mungkin, soalnya Tera udah kaget duluan."

"Yaudah, kamu turun dulu nanti aa' yang ambil kecoanya." Ucap Ratih.

Tera menggeleng kuat, menolak usulan dari ibunya tersebut. "Gak mau. Nanti kalo Tera turun, kecoanya ikut nongol. Aaa pokoknya gak mau turun sebelum ketangkep tuh kecoa."

"Aa' cepet atuh ambilin kecoanya. Tera laper." Lanjutnya.

"Nyusahin banget sih lo." Dengan terpaksa Galih mengambil kecoa yang katanya ada di kolong tempat tidur.

Hap! Dapat.

Gue kerjain si Tera keknya seru. Batin Galih. Otaknya selalu berjalan untuk hal jahil menjahil kepada adik satu-satunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang