#11

6 2 0
                                    

Hari ini jefa sangat bingung, ia terus memikirkan keputusan mana yang tepat untuk ia pilih. Karena kejadian yang menimpa keluarga nya minggu lalu jadi jefa berpikir dua kali untuk pergi ke bali, sebenarnya ia sangat ingin liburan ke bali bersama teman teman nya.

Jefa pun menghampiri mama nya yang sedang menyetrika pakaian, "Ma..", ucap jefa ragu.

"Iya ?", jawab mama nya yang masih fokus pada pakian yang ia setrika.

"Mama tau kan kalau jefa sama temen temen mau pergi ke bali ?"

"Terus ?", ucap mama nya singkat, masih tetap fokus dengan pakaian yang ia setrika.

"Sebenernya jefa pengen ikut, tapi.. kemarin kan pabrik papa baru kebakaran, kita juga harus hidup hemat sekarang, apa pantes jefa ikut ke bali ?", tanya jefa kepada mama nya.

Mama nya pun menghentikan menyetrika baju lalu menatap wajah jefa, "Je.. itu rencana lama kamu sama temen temen, berangkat aja.. lagian kan itu uang pribadi kamu", ucap mama nya yang melanjutkan menyetrika pakian.

"Mama bener ngizinin aku pergi ke bali ?", tanya jefa lagi.

"Iya..", jawab mama nya singkat.

Mendengar persetujuan dari mama nya, jefa pun merasa lega sekaligus senang akhirnya kebingungan ia saat ini sudah hilang.

-
Devi masuk ke dalam kamar rawat, di lihatnya tidak ada siapa siapa. Ia berbaring di atas kasur, lalu dinar masuk dan duduk di sofa.

Mami jennie masuk ke dalam kamar bersama suster yang membawa kursi roda.

"Yuk kita pulang..", ucap mami nya yang tersenyum pada devi.

"Di lepas dulu ya jarum infusnya..", ucap sang suster yang sedang mencabut jarum infusan di lengan kiri devi.

"Dinar.. nanti tolong bantu devi ya, biar tante yang bawa barang barang", ucap mami jennie pada dinar.

"Iya tante..", ucap dinar singkat, ia masih bingung dengan perasaan nya pada devi saat ini.

"Alhamdulillah ya hari ini pulang, makan nya harus lebih teratur lagi ya..", ucap sang suster.

"Iya sus makasih..", ucap devi tersenyum pada suster.

Devi pun keluar rumah sakit, dinar membantu mendorong kursi roda yang devi taiki, mami jennie menyetir sedangkan mereka berdua duduk di belakang.

"Hati hati..", ucap dinar, tangan kiri nya menyentuh atas mobil seakan tangan nya itu menjadi bantalan agar saat devi masuk ke dalam mobil tidak kejedot.

Suasana di perjalanan pulang sangat hening, devi tertidur pulas, mami nya fokus menyetir mobil, dinar asik bermain games online di hp nya, tentu saja ia memakai headset agar tidak berisik.

Sampainya di rumah, pak joko langsung mengambil alih mobil yang di bawa mami jennie untuk di parkirkan, sedang kan bibi langsung mengambil barang barang bekas devi di rawat, devi langsung pergi ke kamar atas untuk istirahat. Karena mami nya langsung pergi ke kantor, devi pun di temani oleh dinar.

Masih di depan pintu, "Istirahat yah sayang, mami berangkat dulu.. byee muach", ucap mami jennie sambil mencium kening devi, "Dinar.. tante titip devi ya sama kamu", ucap mami jennie pada dinar, lalu ia pergi.

"Iya tante pasti..", ucap dinar tersenyum melihat mami jennie.

"Non devi mau bibi siapin makan siang apa ?", ucap bibi pada devi.

"Gak udah bi, tadi aku udah makan roti ko.. siapin minum aja ya buat dinar, nanti bawa ke atas", ucap devi pada bibi, lalu ia pergi ke kamar nya bersama dinar.

CROSSROADS || HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang