1 - Pertemuan

646 22 5
                                    

Setelah barang-barang besar dibawa oleh petugas sampai tempat apartmentku, aku membawa beberapa barang penting yang kubawa sendiri menuju apartmentku. aku masih berdiam diri di depan apartmen, Seperti biasa aku selalu memikirkan apa yang selalu aku katakan kepada orang lain.

"ohh... Nathalia, Sudah sampai kau rupanya." seseorang memanggilku aku menatapnya.

"heuh! Lo ternyata Raka ! "ucapku sarkastis.

"masih tidak sopan kepada orang lain ya?"

"heuh! Maksud lo?" tangan ku silang didepan dada.

"cuman itu semua yang kamu bawa?" katanya sambil menunjuk kardus-kardus yang berada di pendorong barang. Cih! Mengalihkan pembicaraan.

"mereka membawa barang yang lain" kataku sambil berjalan mulai mendorong barangku.

"oh begitu" dia mengikuti langkahku.

"Jangan berlagak seperti lo peduli sama gue. Kita hanyalah satu komplek apartemen, tidak kurang, tidak lebih."

"tapi aku tau banyak tentang kau. Seperti, waktu kelas 6 sd..."

"Nathalia, mau makan bareng kita?" dua orang gadis berbicara pada Nathalia.

"heuh! Kalian idiot bagiku, mana mungkin aku makan dengan kalian!" Kataku sarkastis.

"itu lah yang kamu katakan, tapi setelah itu kau menangis" ucap raka.

Aku berhenti melangkah mendengar apa yang diucapkan raka "gak! Itu cuman reaksi alergi pada waktu itu!" elakku.

Raka menengok keatas seperti mengingat sesuatu. "kau juga menulis sebuah surat yang isinya sangat sopan setelah kita bertengkar"

"Gue gak menulisnya! Gue.. Gue hanya melatih tulisan tangan gue tau! Heuuhh!!!" lalu aku berbalik meneruskan jalanku lagi.

Namaku Nathalia Kiara Emerlyn, dari keluarga yang dihormati bernama Emerlyn. Aku tinggal di apartmen khusus bangsawan, Apartmen ini mempunya nama panggilan, yaitu Reberlyn Apartment. Sebuah apartmen untuk para elit, dimana hanya yang terpilih saja yang dapat menghuninya. Itulah yang mungkin dipikirkan oleh orang- orang.

Aku datang kemari hanya untuk menyendiri.

Sesampai aku dilift menuju lantai 4 dan raka masih disampingku, lalu aku keluar lift dan masih mendorong barang-barangku.

"Gue berada di kamar 3 (lantai 3) jadi... panggil saja gue jika lo membutuhkan bantuan."ucap raka yang masih didalam lift.

"heuh! terimakasih telah menemani" kataku sambil menyilang tanganku di depan dada.

Lalu pintu lift tertutup. Huft! Selalu saja sehabis aku bebicara dengan orang lain aku selalu diam merenung ntah memikirkan apa.

Aku jalan menuju kamarku, kamar empat. Saat sedang berjalan, tiba-tiba sat kardus jatuh. Aku mengangkatnya tapi aku tidak kuat.

Huh! Berat sekali!

Angin berhembus dari jendela yang terbuka dekat lift, dan selembar daun kering kecil terbang diatas kardus. Tiba-tiba kardusku terangkat sendiri, saat aku berbalik ada seorang pria berjas dasi merah, tinggi, rambut hitam, mata biru terang, hidung mancung, bibir yang tipis, sedang mengangkat kardusku. dan satu hal yang harus diucapkan. Tampan!

Aku berdiri memandanginya tanpa sadar dan lalu dia tersenyum padaku.

Saat aku baru sadar "Apa gue harus berterima kasih sama lo?" kataku menyilangkan tangan di depan dada dan memalingkan wajah.

Dia menaruh kardus ke pendorong barang "Tidak perlu. Mohon jangan membuang tenaga anda untuk berterimakasih kepada saya" ucapnya sambil setengah berlutut dihadapanku menunduk kebawah.

Formal amat ngomongnya.

"saya telah menunggu sejak lama untuk bertemu dengan anda, nona nathalia." lanjutnya lagi. Eh dia tau nama gue?

lalu berpaling kepadaku dengan mata berkaca-kaca.

"Elo... nangis?" kataku kaget.

"mulai dari hari ini,tugas saya adalah untuk menjamin keselamatan sehari-hari anda. Nama saya Stevan Alexis Calvary."

"menjaga keselamatan sehari-hariku? Jadi kau secret service itu. Aku tidak menandatangani apapun untukmu."

nah loh sekarang gue ngomong aku-kamu segala!

"apakah anda tidak membutuhkan saya?"

"tepat sekali" kataku acuh.

"silahkan" ucapnya sambil menyodorkan pedang kepadaku, dan aku mengambilnya.

Dia mundur dua langkah lalu bersujud "saya mempersilahkan anda untuk membunuh saya."

"hah?! Mem- membunuh?"

"saya hanya ada untuk anda, jadi jika anda berkata bahwa anda tidak menginginkan saya, maka itu berarti hidup saya tidak bermakna lagi."

Aku membuang pedang itu kaget"e- eh! hargai hidupmu sedikit!" kataku gelagapan.

"anda sungguh baik hati, anda sangat mengesankan dari apa yang saya bayangkan. Mohon jadikan saya pelayan anda- tidak. Kalau perlu peliharaan anda! " katanya sambil memegang kedua tanganku.

Eh?? Peliharaan?!

--

Vommentnyaaa yaaaa! (~^_^)~

Yang disamping Nathalia yeee!!! (kayak ada yg baca ajah -_-)

Apartments In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang