Hembusan angin menerpa kulit wajahku, memejamkan mata sambil menikmati hembusan angin. Mengingatkanku akan kemarin yang diucapkan oleh stevan memulai dari awal untuk mengubah diriku yang lebih baik.
"Stevan" panggilku suara pelan.
"ada apa nona?" dia berpaling padaku.
Aku dan stevan berada di taman atap apartmen, entah kenapa aku jadi lebih sering kesini. Apalagi selalu teringat ucapan stevan terus menerus, membuatku mengunjungi tempat ini terus menerus dan membuatku tersenyum sendiri. sungguh seperti orang idiot tersenyum sendiri seperti ini.
"nona?" panggilnya lagi.
"huh? Kenapa?" kataku bingung.
"bukankah tadi nona memanggil?" tanyanya.
"oh ya? Hhmmm aku lupa" kataku tersenyum memperlihatkan gigi putihku.
"senyuman anda sungguh manis nona, seperti matahari kalau begitu saya akan menjadi bunga matahari agar terus bisa melihat nona"
Mukaku merah seketika." Mulutmu manis sekali stevan, sepertinya kau tidak cocok menjadi bunga matahari hahahahh" kataku tertawa.
Entah kenapa aku membayangkannya memakai kostum bunga hahahha sungguh geli membayangkannya.
Dia tersenyum menghadap padaku. "saya senang jika melihat nona tersenyum seperti ini"
DEG!
Apa ini? Kenapa jantungku sesakit ini? Tapi aku sekaligus bahagia? Ah! Mungkin aku harus periksa siapa tahu aku punya penyakit jantung.
Aku mengalihkan pandanganku dan mengatur suaraku "eehhmmm... aku ingin kembali kekamar untuk membersihkan diri."ucapku lalu berdiri dari tempat yang ku duduki dibawah pohon.
"baiklah, saya antar"
Saat berjalan menuju kamarku, entah kenapa mataku selalu ingin melirik stevan. Dan pada akhirnya sampai didepan pintu apartmentku.
"emm- aku masuk dulu, terimakasih untuk hari ini."
"tentu saja nona, selamat beristirahat" dia menyunggikan senyumannya lalu kututup pintu.
Aku bersandar di belakang pintu mengatur detak jantungku yang tidak karuan sejak tadi, aku masih bingung dengan diriku. Setiap aku berada didekat stevan, detak jantungku berdetak dengan cepat dan itu rasanya tidak enak sama sekali. Apalagi pas melihat senyumannya dadaku terasa ada yang mendobrak habis-habisan. Ada apa sih dengan diriku? Sepertinya aku harus bertanya kepada seseorang? Tapi siapa? Sudahlah lupakan. Lebih baik aku mandi dan menenangkan pikiranku, apa aku berendam di perendaman air panas umum diatas saja ya? Baiklah, aku akan mandi disana saja.
Aku sudah berendam dan tanpa sehelaipun pakaian ditubuhku, kalau kenyataannya seperti ini dari kapan tahu aku berendam disini. Berendam disini aku jadi ingat sebentar lagi aku akan memasuki sekolahku yang baru, mengingat sekolah baru dan sikapku yang tidak pernah sopan kepada orang lain. Membuatku benci akan diriku sendiri.
Setelah berendam selama kurang lebih 20 menitan, aku keluar dan duduk di bangku yang di sediakan diluar perendaman. Dibalik kaca yang bening, masih bisa terlihat taman luar atap apartment. Jelas tempat perendaman ini paling atas tentu saja dekat taman atap apartment, aku selalu betah untuk hanya memandanginya saja.
"Menurutku dia orang baik, tetapi aku harus tetap focus. Jika aku tidak berhati-hati aku akan menyakiti orang lain lagi." Gumamku pelan.
Tiba-tiba lampu mati, Saat aku berbalik melihat kebelang ada seseorang pria mengenakan penutup mulut dengan kain. Dia mendorongku hingga jatuh kelantai dan menyekap mulutku dengan tangan kiri, satu tangan kanannya memegang pistol mencondong ke arahku. "jangan bergerak"ucap penjahat itu.
