Shīkurettorōru (Part 01)

2.5K 269 107
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Rate M; Contents will appear sooner or later.

CANON. After 4th Shinobi War. Blank Period

.

思い出

.

Suhu semakin meningkat di awal pertengahan bulan Desember. Semalam hujan salju turun sangat lebat, tumpukan salju tebal memenuhi jalan dan menghambat banyak pekerjaan. Para warga sedari pagi hari untuk bergotong royong membersihkan tumpukan salju di jalanan.

Sebuah ketukan menginterupsi kegiatan seorang ibu rumah tangga yang asyik menyapu rumahnya. Ia bergegas ke arah pintu masuk dan membukanya.

"Ohayō, Mebuki baa-san!"

Guk

"Aa, Kiba-kun, Akamaru, ohayō. Ada apa pagi-pagi kemari?"

Pemuda itu menampilkan senyuman terbaiknya, Akamaru yang berada di sebelahnya pun mengonggong pelan ke arah Mebuki.

"Baa-san, apa Sakura ada? Kami dipanggil ke ruang Hokage sekarang, sepertinya akan ada misi,"

"Ada, tunggu sebentar ya, baa-san panggilkan,"

"Ha'i, baa-san!"

Mebuki menapaki satu persatu anak tangga, menghampiri satu kamar yang ada di ujung lorong lantai dua. Suara ketukan -yang hampir menyamai gedoran- menggema, terdengar penghuni kamarnya pun sedikit menggerutu tidak jelas sebelum membuka pintunya.

"Kaa-san, ada apa pagi-pagi begini?"

"Ini sudah siang, Sakura! Ada Kiba-kun di bawah, katanya kalian diminta menghadap Hokage-sama,"

Emerald Sakura sedikit melebar, dan memiringkan sedikit kepalanya. Hokage?

"Apa ada misi?"

"Entahlah, sudah cepat mandi dan bersiap,"

.

思い出

.

Hinata kembali merapatkan selendang ungu yang ia kenakan. Walaupun sudah memakai dua lapis kimono, udaranya masih saja terasa dingin di kulitnya. Setelah ceramahan panjang kali lebar ayahnya tadi pagi, Hinata sudah tidak bisa kembali tidur. Jadi ia memasak semua sarapan pagi ini, dan sekarang sedang bersantai dengan adiknya di selasar roka rumahnya. Memperhatikan beberapa bunke yang sedang berlatih di halaman.

Hinata duduk sedeku dengan segelas ocha di tangannya, sementara adiknya lebih mirip preman, duduk dengan kedua kaki yang mengayun dan satu tangannya menumpu di belakang tubuhnya, sementara sebelah tangannya lagi memutar-mutar kunai dengan gantungan beruang kesayangannya.

"Ne, Nee-sama?"

Hinata masih menyesap ocha panasnya kala Hanabi membuka suara.

"Hm?" gumaman pelan Hinata dapat ditangkap jelas oleh Hanabi.

"Apa yang kau bicarakan dengan tou-sama tadi pagi?"

Hanabi menatap wajah kakaknya dengan seksama, enggan melewatkan sedikitpun perubahan ekspresi sang kakak yang sangat mudah ditebak ini.

Semenit berlalu namun tidak kunjung ada jawaban. Hanabi sedikit tidak sabar dan kembali bertanya, "Apa itu tentang Kazekage-sama? Apa kalian sudah mau menikah?"

Hinata masih terdiam. Walaupun mulutnya tertutup rapat, namun pikirannya terus bergerak mencari sebuah jawaban yang tepat. Memang mereka membicarakan tentang Gaara, namun pembahasan selanjutnya sama sekali bukan tentang itu..

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang