Naruto © Masashi KishimotoRate M; contents will appear sooner or later.
CANON. After 4th Shinobi War. Blank Period.
.
思い出
.
Bulan masih tergantung tinggi di langit, waktu terus berjalan seiring dengan bumi yang masih berputar, begitupula dengan roda kehidupan seorang kunoichi bersurai indigo yang bersenandung pelan sambil tetap berkutat dengan benang wol merah yang sedang ia rajut.
Bibirnya tidak berhenti melengkungkan sebuah senyum, amethystnya terlihat masih sangat segar bahkan ketika waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam.
Mungkin terdengar berlebihan bagi beberapa orang, namun ada pepatah mengatakan, kalau menghabiskan waktu dengan orang terkasih, satu detik pun bisa terkenang seribu tahun. Itulah yang terjadi pada Hinata.
Sebuah ajakan 'makan bersama' yang sudah berlalu sebulan yang lalu juga terasa baru saja kemarin ia alami. Gadis itu jarang menghabiskan waktu dengan berdekatan bersama pujaan hatinya. Selama ini ia hanya memperhatikan dari jauh, tidak melakukan pergerakan sama sekali.
Namun ia semakin memantapkan hatinya untuk memulai pendekatan lebih dulu. Cintanya ini patut diperjuangkan.
.
思い出
.
Mungkin ini hari yang kelewat sial untuk Sasuke. Pasalnya rencana indah untuk melemaskan ototnya di training ground sendirian malah berakhir bertemu dengan Naruto di jalan.
Dan tentu saja tanpa ba-bi-bu lagi, Naruto dengan sukarela menarik Sasuke agar ikut bersamanya yang entah apa tujuannya, Sasuke tidak mendengarkan dengan jelas, ia hanya pasrah.
Sangat pasrah sampai-sampai ia hanya bisa diam dan duduk di bangku taman, sembari mendengarkan kehebohan teman angkatannya yang sangat berisik menurutnya.
Kiba tentunya asik beradu dengan Naruto, tidak peduli perbuatan bodoh apa yang mereka lakukan.
Choji dengan cemilannya mendengarkan Ino, Sakura dan Tenten yang asyik membicarakan kimono.
Jangan lupakan gadis yang tidak banyak bicara namun wajahnya bersemu merah setiap memandang Naruto. Pipinya yang terlihat chubby sesekali menggembung dan bibirnya mengerucut, atau kepalanya yang bergerak menggangguk dan menggeleng menanggapi ketiga teman wanitanya. Rambut panjangnya yang membingkai apik wajah manisnya.
Hyuuga Hinata.
"...suke"
"Sasuke.."
"SASUKEE!"
Sasuke lantas mengerjapkan matanya beberapa kali, tangannya pun refleks menutup telinganya dari kebodohan sahabat kuningnya yang berteriak tepat di telinganya.
"Ck,"
"Kau mendengarkan tidak?"
"Apa?"
"Huh. Kau ikut ke festival nanti?"
Sasuke hanya menatap Naruto sekilas, "Hn," dan ia hanya mampu memproses dua konsonan yang sebenarnya membuat Naruto cukup kesal dengannya.
"Ah, minna! Shino dan Lee kemana? Apa mereka akan ikut?" kali ini Naruto mengalihkan perhatiannya dari Sasuke.
Dipikir-pikir memang rookie 11 kurang personil. Kalau Shikamaru, tentu sedang berkutat dengan pekerjaannya di gedung Hokage.
"Lee sedang bersama Gai-sensei," jawab Tenten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FanfictionCanon, Rate M (contents, dialogues, or actions), Crack pair // OOC SUMMARY: "Datanglah lagi besok, dan besoknya lagi, datanglah setiap hari. Aku tidak suka kalau kau dekat dengan orang lain tapi malah jauh dariku."