"Hei hei dia jalan lagi ke pohon itu"
"Jangan-jangan dia emang cari pesugihan di situ ya?"
"Gila sih"
"Pagi-pagi nggak sarapan malah ke pohon"
"Eh, jangan-jangan dia sarapan sesuatu yang nggak wajar?"
"Makin lama jadi makin curiga deh"
"Heh, sttt sttt diam. Pawangnya udah dateng tuh"Alih-alih berhenti, mereka justru semakin menjadi.
"Pawang apa, dia itu penjilat hartanya Galel"
"Dasar gatau malu"
"Mak lampir ngeselin! Beraninya manfaatin Galelku!"
"Lu suka Galel?"
"Abis dia ganteng sih. Mana jenius lagi"
"Woy, itu hasil ritualnya tiap hari. Emang lu mau pacaran sama penyembah pohon gitu"
"Ho'oh, ntar yang ada lu ditumbalin"
"Hiih gue merinding nih"Suasana kelas masih cukup hening, hingga suara para penggosip itu terdengar jelas ditelinga gadis mungil yang duduk di deretan depan. Tampak mukanya sepucat langit pagi ini sekilas selepas mendengar berbagai berita tentang dirinya dan teman sebangkunya semakin meradang. Gadis itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu. Sesaat, tampak dia berhenti dan menimang-nimang sesuatu sebelum ia melangkahkan kakinya lagi.
Gadis itu berhenti dan berjalan mondar-mandir di depan gudang. Tampak ia mulai berpikir keras hingga suara gebrakan dari dalam gudang membuatnya terperanjat kaget.
"Apa sih?! Gila! Balik aja kali ya?"
Saat dia sibuk menenangkan debaran jantungnya, dari samping ada yang memegang lengan kirinya. Jantungnya yang belum bisa tenang, kini seolah terlompat keluar.Sadar akan tubuhnya yang bergetar, si pemilik tangan membuka dua tangan gadis itu yang dipakai untuk menutupi wajahnya. Dan benar saja, gadis itu sedang berusaha menahan isak tangisnya sedari tadi.
"Lo ketua kelas kan? Ngapain di sini?"
"Abis g- gara-gara el- lo sih"
"Maksud lo?"
"Lo ng- ngapain sih tiap pa- pagi selalu ke be- belakang sekolah?" Gadis itu berbicara patah-patah karena isakan yang ditahan sebelumnya.
"Hm? Suka-suka gua dong"
"Tahu nggak sih kalau lo itu selalu di-" Kata-katanya terhenti.
"Di?"
"Di... gua se- selalu di- ditanya wali kelas kenapa lo suka masuk terlambat tiap jam pertama"
"Kepo"
"Argh! Sumpah deh!"Galel berlalu pergi, hendak kembali ke kelas. Terdengar erangan gadis itu yang hendak menyusul.
"Woy, Galel! Kalo gua bukan ketua kelas juga ogah harus dilibatin masalah lo mulu"
"Bukan gua yang minta"
"Heh! Lo sadar nggak sih banyak banget yang jadiin lo bahan gosip di sekolah ini. Emang lo nggak capek? Kalo gua sih digosipin hal yang nggak gua lakuin bakal gua-"
"Lebih capek dengerin lo ceramah"Galel memotong pembicaraan Niu dan langsung melangkah cepat. Mereka sama-sama pendek, tapi Galel lebih tinggi 3 cm dari Niu.
Sampai di tangga lantai dua, samar-samar terdengar ada yang menyebutkan namanya dan Niu.
"Bro, lo suka Niu diapanya sih?"
"Padahal cuma cewek cebol yang gosipnya suka sama Galel, makanya dia ngejar-ngejar Si Musyrik itu mulu"
"Wah lo salah bro. Dia nggak suka tapi cuma mau ngejar hartanya doang"
"Bisa jadi tuh. Gosipnya kan Si Musyrik itu anak sultan"
"Sultan penyembah pohon tua hahaha"
"Men, udah dong. Niu imut gitu, gimana nggak suka coba?"
"Iya sih, kalo dilihat lagi dia manis juga"
"Minus kalo lagi ngomel. Berasa diceramahin nenek gua"
"Hahaha. Awas kalo ada yang naksir dia, lewatin dulu gua"
"Kalah deh kalah. Siapa yang nolak Vigo Reiji Syandana, buta dia. Hahaha"Tak sadar akan Niu yang sudah berhasil mengejarnya dan kini sedang sibuk mengatur napasnya yang tak beraturan selepas berjalan cepat. Niu melihat Galel yang diam dengan ekspresi yang tidak bisa diterkanya. Sebelum Galel kabur lagi entah kemana dan membuatnya harus kelelahan mencari, Niu langsung memeluk lengan Galel erat. Si pemilik lengan merasa kaget akan beban yang menggantung dilengannya.
"Eh- eh! Galel! Bentar! Pelan-pelan, huaaaa"
Niu terkejut. Pasalnya, Galel yang biasanya pasti akan langsung menepis lengannya dan berjalan cepat tanpa memusingkannya. Kali ini Galel justru membiarkannya meski melangkah dengan tergesa-gesa. Dia punya rencana.
Kira-kira, apa rencana Galel? Bagaimana nasib Niu selanjutnya? Apakah Vigo tulus suka Niu?"
See ya in next chapter~ ^^
Jangan lupa jejaknya dan dukung Galel banyak-banyak ( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' Flower
Teen FictionBerlelah-lelah dahulu, berleha-leha kemudian. -Galel Boros untuk diri sendiri, pelit untuk orang lain. Siapa lagi kalau bukan Awan Galela Prawara. Dia memiliki julukan 'kecil-kecil cabe rawit' berkat bicaranya yang khas. "Kayak ada pedes-pedesnya gi...