___
___
___
Dika pov
Sudah beberapa waktu lalu terakhir kali aku memadu kasih dengan mas Aryo, membuatku kadang merindukan belaiannya.
Aku masih main kerumahnya. Namun setiap kali kesana selalu ada orang yang membuatku tidak bisa leluasa mendekatinya bahkan seringnya mas Aryo yang sedang tidak berada dirumah.
Aku sudah resmi memanggilnya mas Aryo ketika kami hanya berdua atau menyapa ketika tidak ada orang lain. Namun itu jarang sekali terjadi karena kesempatan seperti itu sangat sulit.
Hingga pernah suatu kali mas Aryo menawarkan untuk kerja part time di kantornya untuk bantu-bantu dia di kantor katanya.
Meski keluargaku berkecukupan tapi kami bukan orang kaya. Apalagi aku keluarga besar. Aku anak ke tiga dari enam bersaudara sehingga orangtuaku tidak terlalu terfokus padaku layaknya anak tunggal.
Ketika perdebatan tentang tawaran mas Aryo tentang kerja part time itu, Tante Ida langsung menyetujuinya. Dan mas Aryo membujukku dengan iming-iming penghasilan dan pengalaman kerja.
Hal itu tentu saja membuatku tergiur.
Lain lagi dengan anak sulungnya, bang Abi yang tampak cuek-cuek saja.
Mas Aryo punya dua anak. Satunya lagi, si bungsu perempuan. Dia sekolah SMA satu tahun di bawahku. Kami tidak akrab karena dia lebih dekat dengan neneknya, tinggal disana dan jarang pulang kerumah.
Ditambah lagi sekarang dia sekolah asrama yang dekat dengan rumah neneknya. Ketika libur sekolah, dia bukannya balik ke sini melainkan pulang kerumah neneknya itu.
Keluarganya setuju saja dengan keputusannya itu. Karena dengan begitu sekalian bisa menemani nenek dan kakeknya disana.
Balik lagi ke cerita awal.
Setelah berpikir lagi mengenai tawaran kerja dari mas Aryo akhirnya aku menyetujuinya.
Sebenarnya tidak masalah untukku bekerja paruh waktu atau tidak. Aku hanya cenderung takut, jika keberadaanku disana hanya akan merepotkan mas Aryo saja.
Tapi setelah di pikir-pikir lagi, artinya aku punya lebih banyak waktu untuk berjumpa dengan mas Aryo. Makanya aku terima tawaran itu.
Selain itu, ketika aku menyampaikan kabar itu pada keluargaku, ayah dan ibuku langsung menyetujuinya.
Bukannya bermaksud buruk, mereka senang mendengarnya. Katanya dengan begitu aku bisa di bimbing oleh mas Aryo yang menurut mereka adalah sosok teladan. Mereka berpesan padaku untuk banyak belajar darinya dan jangan merepotkan.
Tidak tahu saja mereka kalau sosok teladan menurut mereka itu juga sudah menggagahi anak laki-lakinya ini.
Kini aku sudah rutin pulang sekolah langsung menuju kantor mas Aryo.
Di ruangannya terdapat satu kamar untuk istirahat dan disana disediakan satu lemari khusus untuk pakaian gantiku. Katanya tidak masalah karena anak dan istrinya hampir tidak pernah masuk kamar itu. Jangankan masuk ruangan itu, datang ke kantornya saja sangat jarang sekali.
Setelah berminggu-minggu aku bekerja. Akhirnya aku paham apa maksud mas Aryo mengajakku bekerja bersamanya. Dia ingin memiliki banyak waktu berduaan denganku meski itu cuma di sela-sela kesibukannya bekerja.
Mengingat itu aku jadi terharu, karena tahu dia juga sama denganku. Sama-sama merindukan waktu kebersamaan kami.
Selain itu, bekerja paruh waktuku seperti cuma sekedar alasan saja. Karena tidak banyak yang bisa aku lakukan dan semuanya sudah ada yang mengerjakan. Aku palingan di suruh-suruh oleh mas Aryo sekedar yang ringan-ringan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Dapat Bapak Dan Anaknya (On Going)
FantasySepenggal kisah Dika yang jatuh cinta dengan tetangganya seorang om-om yang sudah memiliki istri dan anak. Bahkan anak pertamanya lebih tua dari Dika. Dan juga ada apa antara Dika dengan anak pertamanya si Om? Apa yang terjadi? Mari ikuti kisahnya. ...