Bab 5

704 97 9
                                    

Isak tangis mengiringi kepergian Dewinta, langit pun ikut berduka, bersamaan dengan jasad Dewinta yang perlahan ditimbun tanah.

Satu persatu mereka pergi meninggalkan area pemakaman termasuk Mila juga keluarga Dewinta.  Mila ikut pulang bersama orang tuanya, namun di malam harinya ia kembali datang ke kediaman Dewinta untuk acara tahlilan sahabatnya tersebut.

Secara berturut-turut selama tiga hari Mila terus hadir di acara tahlilan tersebut, ia dan kedua orang tuanya terus hadir termasuk juga Raja yang baru pulang dari dinasnya ikut menghadiri acara tersebut.

Setelah pemakaman Dewinta tak ada pembicaraan antara Kevin dan Mila, keduanya seperti saling menghindar.

Rasa bersalah juga terus menyeruak dalam diri Mila mengingat ketidakjujurannya pada Raja mengenai pernikahan antara dirinya dan Kevin, ia bingung harus dari mana menjelaskan pada tunangannya tersebut.

Usai tahlilan hari ketiga masih Mila pulang ke kediaman orang tuanya, ia belum menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri dari dokter Kevin Alfandi. Ia minta waktu pada Kevin sampai ia bisa menjelaskan semua ini pada Raja tunangannya.

---

Pagi ini Kevin terbangun, ia menatap ranjang di sampingnya, hanya ada Davina si gadis kecilnya yang sekarang menemani tidurnya. Tak ada lagi sang istri yang biasa memberinya kehangatan. Sepi itulah yang Kevin rasakan sekarang tiada lagi istri yang menemani tidurnya.

"Mila" gumam Kevin, ia teringat akan istri barunya tersebut.

Kevin memejamkan matanya memikirkan perjalanan hidupnya yang akan datang, memikirkan bagaimana nanti ia menjalani hidup bersama sang putri, akankah Mila mau terus bersamanya seperti pesan almarhumah Dewinta, ataukah Mila akan menyudahi semua ini dan kembali pada Raja.

Pagi sekali Kevin bangun ia membersihkan diri kemudian meninggalkan sang putri yang masih terlelap pulas dan menitipkannya pada sang baby sitter. Tanpa sarapan pria tampan itu meninggalkan rumah dan menuju kediaman orang tua Mila untuk menyambangi istri barunya tersebut.

"Kevin" Herawan dan Marta -papa dan mamanya Mila- kaget dengan kedatangan sang menantu di pagi itu.
"Pagi om tante" sapa Kevin.
"Ayo sini Vin, kita sarapan bareng" ajak Marta.
"Aku mau ketemu Mila, mau ada yang dibicarakan" ucap Kevin.
"Iya mama tau kamu kemari sepagi ini pasti mau ketemu dia, tapi sarapan dulu ya, mama yakin kamu belum sarapan" ucap Marta.
"Iya terima kasih tan" ucap Kevin seraya duduk di salah satu kursi makan.
"Kok tante sih, mama dong Vin, dibiasakan" ucap Marta seraya tersenyum pada sang menantu.
"Iya maaf mah" sahut Kevin.

Di tengah acara sarapannya pagi itu Mila masuk ruang makan, ia masih mengenakan piama tidurnya, dan perempuan itu nampak terlihat begitu cantik tanpa polesan make up.

"Pagi..." sapa Mila seraya menatap tajam Kevin yang juga berada di ruangan itu.
"Pagi" sahut semua orang yang ada di sana.
"Kamu di sini?" Mila duduk di kursinya seraya mencomot roti dan mengoleskan selai nenas kesukaannya.
"Aku mau bicara denganmu" ucap Kevin yang masih menikmati sarapannya.
"Soal?" tanya Mila.
"Soal kita" sahut Kevin.
"Ya papa rasa kalian memang harus bicara, dan bagaimana nanti kalian menjelaskan semua ini pada Raja" ucap Herawan -papa Mila-.

Mila diam dan mengangguk ia pikir memang benar, ia dan Kevin harus bicara banyak hal.

Usai sarapan Kevin mengikuti langkah Mila hingga ke kamar istrinya tersebut.

"Ngapain sih kamu ikutin aku? Siapa yang mengizinkanmu masuk kamarku?" omel Mila.
"Kita harus bicara Mil. Dan aku gak perlu izin siapa pun untuk masuk kamar istriku" ucap Kevin dengan seringainya.
"Menyebalkan" omel Mila seraya melangkah dan duduk ditepi ranjangnya.

Kevin tersenyum penuh kemenangan ia kemudian menutup dan mengunci pintu kamar itu.

"Aku bingung dengan semua ini" ucap Mila seraya memijit pelipisnya.
"Apa yang kamu bingungkan? Kita hanya perlu menjalani hidup, menjalankan apa yang Dewinta minta" ucap Kevin.
"Gampang banget kamu bicara seperti itu. Kamu gak berada diposisiku, aku serba sulit mas. Kamu mikir gak gimana nanti aku menghadapi Raja? Gimana nanti aku menjelaskan semua ini padanya? Kami sedang merencanakan persiapan pernikahan, lalu dengan tiba-tiba aku membatalkannya, apa nanti dia gak shock. Terlebih ketika dia tau aku sudah menikah denganmu" air mata Mila akhirnya tumpah.
"Lalu maumu apa sekarang? Mau menyudahi semua ini? Minta cerai?" geram Kevin.
"Entahlah aku bingung" ucap Mila seraya mengusap air matanya.
"Pernikahan bukan ajang permainan Mil" ucap Kevin mengingatkan.
"Ya aku tau itu. Aku akan menghadapi semua ini, aku akan bicara pada Raja dan keluarganya menjelaskan semua yang terjadi" ucap Mila.
"Aku akan menemanimu" ucap Kevin.

---

Sore itu Mila menjemput Raja yang baru pulang dinas, seperti biasa pria itu selalu memeluk Mila kala tunangannya itu menjemputnya. Namun kali ini Mila terlihat menolak dan menghindar.

"Kenapa?" tanya Raja begitu melihat perubahan sikap Mila.
"Kita harus bicara" ucap Mila.
"Ada apa sayang?" tanya Raja.
"Ada hal serius yang harus aku bicarakan denganmu" ucap Mila.
"Soal?" tanya Raja.
"Soal kita" sahut Mila.
"Ok kita bicara di apartemen" ucap Raja.

Tiba di apartemen milik Raja terlebih dahulu Mila membuatkan secangkir kopi untuk pria itu, keduanya kemudian duduk bersama di ruang keluarga.

"Ada apa sayang? Serius sekali sepertinya, wajahmu tegang" ucap Raja.
"Aku mau membatalkan pernikahan" ucap Mila.

Raja tentu kaget dan tak mengira dengan pernyataan tunangannya tersebut.

❤❤❤

5
30 okt 2021

Cinta Balas BudiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang