1. Sapu tangan

18 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[1]

Sapu Tangan

Seruan deru motor menggema saling berjejer di parkiran SMA Pelita Bangsa. Barisan motor besar itu menjadi pusat perhatian insan wanita dari berbagai sudut. Para lelaki berjaket hitam belogo harimau bertuliskan 'Ravegor' memang sudah menjadi idola para kaum wanita, bahkan dari berbagai sekolah. 

Salah satu dari mereka membuka helmnya sambil menyugar rambutnya menebar pesona. Tentu saja para kaum wanita teriak histeris melihatnya namun tak lama sebuah helm terlempar ke arahnya.

"Masih pagi udah tptp." ujar Gibran jengah melihat kelakuan temannya. Bintang tidak memperdulikannya, ia tetap menebar pesonanya dengan lirikan mautnya. Kelima lelaki itu turun dari motor mereka lalu berjalan masuk ke dalam.

Koridor yang cukup ramai karena banyak siswi yang berdiri hanya untuk sekedar melihat para anggota Ravegor datang. Kejadian seperti ini memang sudah biasa terjadi setiap paginya. Bintang yang memang playboy menggoda fans-fansnya diikuti Alvisto disampingnya. 

"Pagi sayang." ujarnya kepada salah satu siswi. Tidak usah ditanya bagaimana reaksinya, tentu saja sudah kejang-kejang dipanggil sayang oleh Bintang. Pesona mereka memang sangat kuat, karena mereka memiliki wajah yang tampan apalagi jika sedang bersatu seperti ini. 

"Kak Kala, ini aku buatin brownies buat kakak." salah satu gadis menghampiri mereka membuat langkah mereka terhenti. Bisa dilihat dari bed yang terpasang di seragam miliknya bahwa dia adalah adik kelas. 

Lelaki yang disodori sekotak brownies berpita merah muda itu menerima uluran itu lalu menyerahkannya ke Bintang. Bintang tentu menerimanya dengan senang hati, karena hampir setiap hari mereka mendapatkan makanan gratis yang diberikan penggemar mereka terutama penggemar Kala.

"Gue ngga suka makanan manis." ujarnya datar lalu melanjutkan langkahnya menuju kelasnya diikuti teman-temannya. 

Siswi itu menundukan kepalanya menahan malu dengan penolakan yang Kala berikan. Lelaki itu memang terkenal dengan sifatnya yang dingin, tegas, dan cuek. Sudah banyak gadis yang mendekatinya tapi tidak pernah ada respon yang hangat dari lelaki itu. 

"Bagi anying, gue laper!" teriak Alvisto yang merebut kotak brownies itu dari tangan Bintang. 

Gibran menggelengkan kepalanya melihat kelakuan teman-temannya sampai langkah mereka terhenti tiba-tiba. 

Kelima lelaki itu menatap seorang gadis didepannya yang tidak sengaja menabrak Kala. 

"Eh eh sorry, gue ngga sengaja. Aduh jadi basah, sorry ya." panik gadis itu sambil mengusap seragam Kala berusaha membersihkan noda minuman yang tidak sengaja ia tumpahkan. Gadis itu merutuki dirinya yang tidak melihat jalan hingga menubruk tubuh besar itu. 

Lelaki itu mendengus lalu menepis tangan gadis berambut panjang itu kemudian menatapnya tajam. Yang ditatap justru menatap balik mata elang itu. 

"Kalo jalan pake mata, lo pikir ini jalan punya lo?" Gadis itu sedikit meringis mendengar nada suara lelaki dihadapannya yang cukup menyeramkan. Gibran yang tahu kalau temannya itu sedang emosi mencoba menahannya. 

SANDIKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang