I will always want the same you
- Conversation in the dark (John Legend)Terhitung sudah terlewat lima jam sejak warna langit berubah menjadi hitam. Menandakan sore tidak lagi menyapa.
Alunan mengusik mengalun dari celah-celah kafe yang kembali ramai. Membawa kesenangan dan pelepas penat pada masing-masing pelanggan.
Di saat semua orang menikmati keramaian dunia luar, kedua pasang pemuda-pemudi itu tengah sibuk terbalut di balik selimut.
Kim Gimyung dan Ahn Sola.
Mereka memeluk satu sama lain dengan kepala Sola berada di atas dada lelaki tersebut. Keduanya menonton film yang tayang di televisi.
Street King.
Entahlah, Gimyung tak mengerti. Kenapa gadisnya sangat menyukai genre film laga padahal hidup lelakinya di sini sudah seperti laga itu sendiri.
Sola bilang bahwa film ini dibintangi oleh Keanu Reeves, yang Gimyung saja tidak tahu. Tapi, ya sudahlah. Sepertinya, gadis itu sangat senang. Gimyung tak ingin merusaknya.
Fokus Gimyung tak pernah beranjak dari wajah Sola yang tersinar cahaya televisi.
Baginya wajah itu sangat cantik, sampai-sampai ia tidak ingin kehilangan gadisnya. Ini terdengar seperti Gimyung adalah seorang budak yang haus akan cinta.
Tapi, itu benar. Ia tidak akan menyangkal.
Film yang ditonton Sola telah habis, disertai uapan ringan dari mulut gadis tersebut.
"Mengantuk?"
"Hm, iya," Sola memiringkan tubuhnya menghadap Gimyung, menyengir pada lelaki itu.
"Tidurlah," Ucap Gimyung menaikkan selimut mereka. Malam ini terasa sangat dingin.
"Nanti! Kita mengobrol dulu!" Seru Sola bersemangat.
"Sudah malam, tidur saja," Tegas Gimyung tak mengindahkan.
"Oh, ayolah~"
Sial. Sola selalu tahu cara agar Gimyung menurut padanya.
"Ya sudah, ada apa?"
Sola mencium pipi Gimyung senang lalu menyengir padanya.
"Tadi pagi aku bermain bola bisbol di taman bersama anak-anak dari gedung ini. Kami bergantian memukul bolanya, kau tahukan kalau pukulanku itu sangat kencang?" Yang ditanya hanya mengangguk menanggapi.
"Lalu saat giliranku, tahu apa yang terjadi? Bola itu memecahkan kaca pos satpam!" Seru Sola heboh.
"Paman Pil Young marah besar. Anak-anak yang lain langsung berlari ke atas. Sedangkan aku bersembunyi di balik bak sampah. Ugh, bau sekali," Sola menutup hidungnya. Masih terasa bau sampah yang ia cium sore tadi.
Gimyung tertawa, "Lalu setelahnya bagaimana?"
"Entahlah, aku langsung masuk ke apartment dan tidak keluar lagi"
Ia terkekeh, membayangkan Sola dengan wajah paniknya. Pasti lucu.
"Lain kali hati-hati, bermainlah sesuai umurmu"
"Iya-iya, aku paham"
Gimyung tersenyum, mengecup bibir gadis itu pelan.
"Sudah ceritanya? Ayo, tidur"
"Ah, tunggu dulu~ Kau harus bercerita juga!" Rengek Sola sambil memeluk lelaki di depannya erat.
"Tidak ada yang bisa kuceritakan, terlalu monoton," Ucap Gimyung datar membuat Sola menekuk wajahnya lalu berpaling membelakangi lelaki itu.
"Dasar tidak seru!"
Gimyung mendengus, memeluk gadisnya.
"Hm, mau kuceritakan tentang Jitae? Hari ini ia baru saja naik kelas dua. Besok aku ingin mentraktirnya makan bersama anak-anak yang lain, ia menyuruhku untuk mengajakmu juga. Mau ikut?"
Dengan semangat Sola kembali menghadap lelaki itu, "Mau!!!"
"Nah, sekarang tidurlah"
"Oke~"
Keduanya memejamkan mata, membiarkan hening menyergap mereka. Tiba-tiba...
"Gimyung," Sola memanggil.
"Hmm"
"Ada yang ingin kutanyakan..."
"Tidak bisa disimpan besok saja?"
"Tidak, nanti aku lupa"
"Ya sudah, tanyakanlah"
"Hmm, aku bingung... perihal kenapa kau sangat menyukaiku"
Gimyung membuka mata, sepertinya ia tahu kemana arah pembicaraan ini.
"Aku bahkan bukan wanita baik-baik, sering dicap pelacur dan tidak bisa memberikanmu apa-apa"
"Aku bukan wanita yang layak, tidak punya keluarga dan bahkan pernah melalukan tindak kriminal"
"Jadi, Gimyung... kenapa kau menerimaku seolah aku telah memberikan segalanya?"
Gimyung heran, tidak --- sangat heran. Bukankah seharusnya ia yang bertanya begitu? Kenapa Sola mau menerimanya seolah ia telah memberikan seluruh dunia ke tangan gadis itu?
Ia bahkan tak pernah berpikir bahwa wanita yang dulunya sangat tak acuh pada kehadirannya kini rela tinggal bersama di apartment kecil miliknya.
Gimyung bersyukur, bertemu dengan gadis itu adalah suatu keajaiban. Karena hanya dengan Sola, ia tumbuh. Tumbuh dan berganti, pada hidupnya yang dulu sempat patah tak berarti.
"Hei..." Panggil Gimyung lembut. Menarik dagu gadisnya agar menatap wajah Gimyung.
"Jangan pernah memiliki pikiran bahwa kau tak layak. Kau layak bagiku, Sola. Sangat layak bahkan"
"Aku menyukaimu karena itu adalah kau, dan hanya kau. Tak ada alasan lain. Tidak perlu menjadi wanita hebat yang bisa semuanya, aku hanya memerlukan kau yang seperti ini"
"Mana? Coba beri tahu aku, siapa yang mengataimu pelacur? Berani sekali dia menamai gadisku seperti itu?"
Sola tersenyum, ia senang. Sangat senang mengetahui bahwa ada seseorang yang dapat mengerti perasaannya dan mengatakan dirinya adalah sosok yang layak.
Ia menangis, memeluk erat lelaki itu.
"Gimyung, kau romantis sekali! Aku tidak suka!" Isak Sola di dadanya. Sedangkan Gimyung hanya terkekeh.
'Astaga, lucunya'
Ia memeluk gadis itu dan mengusap pucuk kepalanya, mencoba menenangkan.
"Iya-iya, aku tahu diriku romantis. Jadi sekarang tidurlah, sudah hampir jam duabelas. Simpan tenagamu untuk besok, Jitae sangat bersemangat ingin bertemu denganmu"
"Hnggg..."
Kali ini, keduanya benar-benar memejamkan mata dan mencoba terlelap pada alam mimpi mereka.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
"Gimyung-""Tidak"
"Oke"
###
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF (LOOKISM)
Short StoryBagaimana jika... ⚠️ warning ⚠️ : AU - Alternative Universe (Cast from Lookism - Park Taejoon). Penulis hanya meminjam karakter dari salah satu karya Park Taejoon di aplikasi Webtoon, Lookism. Penulis sama sekali tidak mengklaimnya sebagai milik sen...