What If - Lee Jihoon (Manusia Sampah)

1.4K 145 43
                                    

"I don't wanna wake up and wonder"
- Sad Forever (Lauv)

Lee Jihoon, seorang pria berambut merah urakan itu sejatinya adalah seseorang yang juga memiliki hati.

Seseorang yang juga membutuhkan afeksi, seseorang yang juga perlu dikasihani.

Namun, untuknya yang sedari dulu tidak pernah mendapatkan rasa afeksi itu sendiri, ia sampai lupa bagaimana rasanya dikasihi.

Malam itu rasanya berat, malam tersial yang pernah ia lalui. Malam di mana ia terjatuh dari bangunan konstruksi. Menyebabkan kaki, tangan, dan pinggangnya patah hingga rasanya hampir mati.

Ia berpikir, malam itu adalah malam terakhir ia melihat dunia dan seisinya. Hingga seorang anak kecil datang menyelamatkannya.

"Hei, kau baik-baik saja?"

Jihoon tak merespon, lidahnya terlalu kelu untuk mengeluarkan suara.

"Astaga, kau terluka sangat banyak," Paniknya saat membalikkan tubuh lelaki itu.

Ia pikir anak kecil tersebut tidak sopan. Bagaimana bisa anak sekolah dasar memanggilnya dengan sebutan 'kau'?

"Aku tak mungkin menggotongmu ke rumah sakit, tapi di sekitar sini masih ada apotek yang buka. Kau tunggu sebentar, ya. Aku tidak akan lama"

Anak kecil itu segera berlari menjauh. Tak butuh waktu lama hingga ia kembali, membawa sekantung plastik penuh yang Jihoon tak mengerti apa isinya.

"Tanganmu terluka, sepertinya patah. Celanamu juga robek, sakit?" Dengan cekatan anak kecil itu mengeluarkan peralatan dan obat lalu mengaplikasikannya ke bagian tubuh Jihoon yang terluka.

"Hei, kau dengar aku tidak? Kalau dengar, jawab. Jangan mati di sini, nanti aku dituduh membunuhmu"

Berisik.

"Pergi...," Lirihnya.

"Ha?"

"Aku bilang --- pergi... tinggalkan aku..."

Anak kecil itu menampakkan raut bingung, "Apa sih? Kau ngomong apa?"

Ck.

Kali ini Jihoon berusaha mengeluarkan suara lebih keras, "Pergi... bocah!"

Wajah bingung yang tadinya terlihat, langsung meredup tatkala kata 'bocah' keluar dari mulutnya.

"Anak zaman sekarang memang kurang ajar, ya? Aku ini sudah kuliah! Mahasiswa kedokteran semester tiga! Jangan asal bicara kau! Hanya karena badanku kecil, bukan berarti kau bisa mengataiku 'bocah'! Cih, bikin kesal saja!"

"AKH"

Jihoon berjengit saat tangannya yang patah ditekan tanpa ampun oleh wanita itu.

"Tidak usah berteriak kesakitan! Mulutmu saja bisa berbicara dengan seenaknya tanpa tahu hatiku sakit. Anak SMA memang selalu bikin kesal! Setelah ini, enyah kau dari hadapanku!"

Ia meringis, seram juga rupanya.

"Anak sekolah kalau malam, ya di rumah saja! Ngapain keliaran sampai ke bangunan konstruksi? Kurang kerjaan? Setidaknya, hidup harus berguna sedikit"

Kenapa wanita ini jadi cerewet sekali? Membuat pusing.

"Apalagi yang sakit? Kau habis jatuh atau bagaimana? Lehermu patah, tidak? Pinggang? Hei, jawab! Jangan pura-pura tuli!"

Akh. Rasanya, gendang telinga Jihoon akan pecah mendengar seruan terus-menerus dari wanita itu.

"... Diamlah. Pinggangku sakit..."

WHAT IF (LOOKISM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang