CERITA ZEYVHIRO: THE CONQUEROR adalah cerita pertama yang ditulis oleh FIAVAPURE. Masih banyak sekali kesalahan dalam kepenulisan, tanda baca, dll.
NASKAH DI SINI BELUM SEMPURNA, tidak lengkap.
⛓•••⛓
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WAJIB VOTE!!!
•••
Suara ketukan sepatu kets yang saling menyahut satu sama lain-menjadi irama penghibur hati yang hampir menangis. Kaki pendek yang melangkah lucu, tangan mungilnya menggenggam kuat jari telunjuk sang ibu. Terus melangkah cepat menyeberangi crosswalk, menuju lampu lalu lintas yang menyorot warna merah terang di seberang.
Semilir angin bertiup masuk ke dalam ruangan mobil melalui celah kaca yang terbuka. Terasa sejuk dan menenangkan manakala angin tersebut menyapa lembut kulit sang pemilik mobil Jeep Wrangler berwarna hitam pekat. Gadis cantik berseragam tentara dengan rambut hitamnya yang disanggul rapi, juga kacamata hitam sebagai aksesoris pelengkap yang ia pakai.
Tak memakan waktu lama, lampu lalu lintas beralih menjadi warna hijau. Tentara wanita menginjak pedal gas dengan perlahan, lantas melaju tanpa tujuan.
Jujur saja, kalau bisa aku akan melewati hari ini.... Maksudku, dari tanggal satu langsung saja ke tanggal tiga, hari ini tak perlu hadir dalam hidupku yang sudah terlalu banyak beban dan pikiran. Terkadang aku terheran, mengapa orang yang bernasib buruk sepertiku harus terlahir ke dunia? Sungguh aneh.
Manik indahnya yang tajam-sekilas melirik ke sana kemari menyisir tempat yang ia lalui dari balik kaca mobil yang tengah melaju dengan kecepatan normal. Walaupun jaraknya cukup jauh, Allena masih bisa menangkap betapa gagah dan eloknya menara tinggi yang berperan sebagai gedung tertinggi di Negeri Ginseng. "Sayang sekali, tempat seindah ini harus ditumbuhi orang sial sepertiku.... Dasar berandal," gumamnya santai mengejek diri sendiri.
Tercipta suara memalukan dari bawah, perut Allena keroncongan. Sebelah tangannya yang semula memegang setir refleks memegang perutnya sendiri yang sedikit terasa nyeri di bagian perut sebelah kirinya. Allena melirik jam tangan sekilas, ia baru menyadari bahwa hari sudah menjelang sore. Belum ada jenis makanan apa pun yang masuk ke lambungnya sedari pagi, mungkin hanya beberapa teguk air mineral saja.
Arah mobil berbelok, dan mulai memasuki jalanan kecil yang tak terlalu ramai kendaraan. Ia berniat untuk mengisi perut kosongnya di restoran kecil dekat pasar.
Matanya memicing, hingga timbul kerutan di dahi mulusnya. Ada kekacauan di depan sana, tetapi mobilnya terus melaju mendekati area bising tersebut. Awalnya Allena tak peduli, tetapi terpaksa ia menginjak pedal rem sebab ada mobil sedan putih terparkir menghalangi jalanan.
"Apa kau tidak bisa menyetir hingga menabrak semua barang jualanku? Atau kau mabuk?"
"Aku tidak salah, kau sendiri berjualan di tengah jalan."
