Happy Reading
.
.
.______
Pagi yang segar. Efek hujan semalan membawa keadaan lebih dingin namun juga menyegarkan, sinar hangat dari matahari yang mulai menunjukan atensinya membuat pagi lebih lembut.
Beberapa ada yang berlari sehat, sebelum kembali disibukan oleh tugas dan pekerjaan. Seperti halnya Irene dan Jisoo yang jogging disekitar Mansion.
Irene berhenti menumpu lututnya, nafasnya memburu, dia tidak kuat lagi padahal baru dua putaran. Jisoo yang sudah beberapa meter didepan harus berbalik dan menarik Irene yang dengan pasrah menyeret dirinya sendiri.
"Hh..hhh.. Rasanya aku ingin mati!". Deru nafasnya terdengar disela gumanannya.
Ada bangku yang mengarah pada danau buatan, Jisoo membawa Irene duduk disana.
"Imo sepayah ini? Aku sangat ingat Imo pernah mengejekku karena tidak bisa mengalahkanmu di lomba estafet dulu". Jisoo terkekeh melihat Irene belum juga bisa menstabilkan nafansya. Malah wajah Bibinya itu memerah dan penuh keringat.
"Itu dulu, 11 tahun yang lalu. Jangan aneh-aneh". Walau hampir kehabisan nafas nyatanya Irene tetap menanggapi celotehan sang ponakan.
Sekali lagi Jisoo hanya terkekeh dan diam sesaat ketika ponselnya bergetar. Panggilan dari Seulgi.
Sepuluh menit berlalu Jisoo kembali memasukan ponsel dalam saku traningnya. Kemudian berdiri dari samping Irene.
"Imo aku harus bersiap, Seulgi sudah menungguku didepan". Irene mengibaskan tangannya pada Jisoo menandakan Jisoo tidak masalah jika meninggalkannya.
-
Pandangan Jisoo jeli, membaca setiap kata pada proposal yang beberapa saat lalu diberikan oleh Seulgi. Kontruksi Changwon kehabisan material, ada banyak rincian disana.
"Ini sedikit berbeda dengan data sebelumnya, harusnya tidak ada masalah dengan semua material Seul". Jisoo menyeritkan alisnya masih tampak ragu dengan proposal ditangannya.
"Ada karyawan diam-diam mengambil satu persatu bahan kontruksi, membuat kita lengah dan baru terlihat ketika bahan persediaan semakin berkurang. Tuan Jo sudah melakukan penyelidikan dan beberapa hari lalu salah satu karyawan disana mengundurkan diri tanpa pamit". Terang Seulgi
Jisoo menggeleng samar, sebenarnya itu bukan masalah serius tapi tetap saja sekecil apapun masalah yang bisa merugikan Jaewon, itu harus ditangani dengan benar.
Saat dalam keadaan serius, kedua orang itu sedikit terusik oleh pintu yang tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Irene yang mulai masuk dan mendekati meja kerja Jisoo.
"Imo?". Seru Jisoo
"Aku akan mengurus karyawan korupsi itu. Tapi dengan syarat?".
Jisoo menaikan alisnya heran. Tidak mengerti maksud Irene.
"Aku akan mulai bekerja disini,- tapi..". Irene sedikit menaikan suaranya ketika melihat Jisoo akan membuka suara.
Irene sesaat melirik patung bernyawa yang tampak datar sejak tadi hanya diam mendengarkan. Kemudian kembali fokus menatap sang keponakan yang sudah memasang wajah penuh tanya.
"Aku ingin Seulgi menjadi Sekretaris ku untuk sementara". Jisoo sedikit melebarkan matanya akan penuturan Irene.
Sementara Seulgi sepertinya enggan dengan perkataan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet
FanfictionMenikahimu adalah tujuanku sampai kapanpun, tapi aku tidak tahu saat ..... Aku mencintai pria berbibir manis ! Mature. Angst. GenderSwitch. Lime. Blackpink Area !