Bitter Sweet - 17

1.3K 163 28
                                    

Happy Reading

.
.
.


























____

Seorang wanita berdiri dibalik jendela besar. Mengamati pemandangan kota yang sedikit macet. Tumpukan salju dibawah sana lumayan menghambat perjalanan. Seseorang juga terlihat keluar dari mobilnya dengan marah-marah.

Mungkin, dia sedang terburu-buru atau apalah, Jennie tidak tahu. Dia hanya mengamatinya. Salju yang turun membuat udara begitu dingin, jadi wanita cantik itu lebih memilih menghangatkan tubuhnya dengan tetap berada di Apartemen nya.

Hawa dingin tidak hanya menyentuh kulitnya, namun juga hatinya yang dingin sejak sang pemilik hati membencinya. Ini sudah musin dingin keempat dia berada jauh di Negeri orang.

Kerinduan yang terus ditahannya terkadang membuat perasaan sesak yang menyakitkan. Ada banyak penyesalan yang tidak bisa ia hapus. Rasa bersalah, juga rasa takut. Jennie seakan jatuh pada lubang hitam yang begitu dalam hingga terlalu sulit untuk merangkak naik.

"Honey bramu terlalu sempit, ugh aku tidak bisa bernafas". Suara kesulitan dibelakang tubuhnya membuat kesadaran Jennie kembali.

Dia berbalik, dan mendapati Evelin yang sedang mencoba mengaitkan bra nya yang tampak tidak menutupi semua bagian dadanya.

"Kim berapa ukuranmu? Bagaimana kau bisa tenang dengan dada sekecil ini". Dia mulai menggerutu walau ikatan branya sudah terpasang.

"Aku sudah bilang, jangan memakai milikku sembarang Ev. Bukan dadaku yang kecil tapi dadamu yang terlalu besar hingga aku ingin muntah melihatnya". Wanita bermata seperti kucing membalas sedikit sarkas. Dengan ekspresi wajah terlihat jijik.

"Daddy menyukai ini. Kau tidak tahu dia suka menyusu sampai put---".

"Oke stop! Aku bisa gila mendengar kalimat vulgarmu". Evelin hanya menyengir sebelum meraih blazer dipunggung sofa. Dia memakainya tanpa repot mengancingkan.

"Daddy ingin Natal yang panas". Evelin menjawab tatapan Jennie yang seakan bertanya 'kau akan pergi?'.


"Baiklah sampaikan salamku pada Daddy gulamu itu untuk bermain lembut. Tempo hari kau bilang milikmu bengkak".

"Aku akan pergi menemui Ibuku. Jangan membawa siapapun ke Apartemen ku. Ingat Evelin! Don't!". Jennie terlalu paham dengan kelakuan temannya itu ketika dia meninggalkan Apartemennya.

Evelin selalu membawa laki-laki untuk berpesta minuman dan berakhir membuat keadaan kacau berantakan, dengan berbagai bungkus snack dimana-mana.


"Kau bisa percaya padaku Honey. Aku harus segera pergi byee love". Evelin pergi setelah mengecup singkat bibir Jennie.

"Oh sial. Aku menginginkan bibir Jisoo, bukan milikmu Ev!". Jennie mengusap kasar bibirnya dengan rengutan kecil yang masam.







_

Tawa renyah memenuhi seisi ruang utaman dari Kim Mansion. Sebuah pohon Natal yang menjulang tinggi dengan banyak bungkus kado berwarna Gold dibawahnya semakin menambah kesan mewah. Mereka menghias pohon Natal dengan oranamen berwarna Gold.

Coklat hangat dengan kue jahe membuat perasaan semakin hangat. Jisoo menatap gadisnya yang tampak bersemangat membungkus kado ditemani oleh Seulgi yang hanya pasrah dengan berbagai macam hantaman oleh gadis Park itu.

Bitter SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang