0.6

402 84 30
                                    

Dini hari di apartemen Yeonjun, sekelompok anggota kepolisian hadir dengan senjata lengkap. Yeonjun adalah salah satu anggota kepolisian handal, mendapatkan tugas untuk menelusuri apa yang sebenarnya terjadi di apartemen nomor 13.

Bagusnya, Yeonjun mendapatkan hasil yang bukan main-main, seorang Beomgyu.

Di ambang pintu sana, Beomgyu sudah diborgol oleh beberapa rekannya. Sisi kiri dan kanannya dijaga agar lelaki berambut panjang tersebut tidak kabur kemana-mana. Kepala pria Choi itu menunduk, entah karena takut atau masih mengantuk.

Terlalu tiba-tiba, mereka menangkap Beomgyu saat ia terlelap dengan damai, bermimpi menjadi pahlawan negara yang memakai topeng bak kesatria baja hitam.

"Yeonjun, terima kasih."

Yeonjun mengangguk sambil berdiri tegak, "Kembali, Pak."

Lelaki dewasa yang menjabat sebagai ketua kepolisian itu tersenyum hangat, merasa bangga dengan anak buahnya yang dapat menyelesaikan kasus ini. Kasus yang sudah hampir lama pelakunya bersembunyi dan tidak tertangkap, hebat, 'kan?

"Pak, pelaku sudah bisa dibawa sekarang."

"Oke."

Sekelompok anggota kepolisian tersebut meninggalkan tempat bersama Beomgyu di tangan mereka. Terdengar samar, Beomgyu berdecih seraya kepalanya melirik Yeonjun. Ia didorong keluar apartemen dan menjauh dari gedung tinggi tersebut.

"Udah selesai."

"Sebentar banget," ujar satu-satunya lelaki jangkung yang menemani Yeonjun saat ini, memakai seragam kepolisian lengkap dengan segelas kopi di tangannya.

Rekayasa.

Yeonjun dan Soobin tidak tinggal di rumah saudara mereka, tapi rumah tersebut adalah rumah keduanya. Kedua orang tua mereka memang sudah meninggal, membuat sepasang saudara ini harus menanggung hidup mereka sendiri. Menjadi bagian dari kepolisian adalah hal yang bisa dibilang membanggakan, tidak sia-sia selama ini mereka kuliah dengan serius.

Kedua orang tua mereka meninggal ketika Soobin sudah lulus, kecelakaan pesawat. Bisalah, sering terbang ke sana ke mari.

"Pulang sekarang?" tanya Soobin sambil menaruh gelas plastik di atas meja tinggi.

Satu lelaki lagi dengan piyama mengangguk singkat, "Ayo, biar pihak apartemen aja yang bersihin ini."

•••

Choi bersaudara sampai di rumah mereka siang ini, keduanya memilih mengistirahatkan diri karena diberikan waktu libur selama 3 hari, cukup banyak. Siang ini mereka sudah merebahkan tubuh di atas karpet depan televisi, dengan ponsel di masing-masing tangan mereka.

"Beomgyu gimana, ya?"

"Dia orang jahat, udah pantes," jawab Yeonjun tanpa berpikir panjang.

Sebenarnya Soobin sedikit iba, ia merasa kalau Beomgyu hanya butuh hal yang membuat lelaki itu dapat bertahan hidup. Namun, cara yang digunakan salah, bukankah bertahan hidup di penjara lebih baik daripada membunuh?

"Laper enggak, Bin?"

"Enggak," Soobin bangkit dari berbaringnya dan menoleh pada Yeonjun, "kalau uang Kakak lagi banyak, aku laper."

"Dasar." Yeonjun terkekeh, ikut bangkit dan mengacak rambut Soobin sebelum akhirnya berdiri dan duduk di atas sofa.

"Kakak mau delivery, kamu mau makan apa?"

"Spaghetti enak kayanya, kalau enggak ada itu, tteoppeoki juga boleh."

Anggukan Soobin terima, ia sudah berada di sebelah Yeonjun yang kemudian masuk ke salah satu aplikasi memesan makanan. Mereka cukup lapar, lupa untuk sarapan tadi karena perjalanan macet yang cukup melelahkan.

"Kayanya bakal lama," ucap Yeonjun sambil memainkan anak rambut bagian belakangnya, membuat Soobin menghela napasnya sedikit tidak terima.

"Laper."

"Katanya enggak."

"Tapi, uang Kakak lagi banyak, sayang."

Yeonjun mencibir, menutup aplikasi di ponselnya dan meraih remot televisi. "Sambil nunggu, main video game, mau?"

Soobin menoleh semangat, "Ayo! Udah lama nih, jari enggak dikasih olahraga."

Keduanya sepakat, mengambil masing-masing satu stik game dan menyalakan televisi yang langsung masuk ke tampilan daftar permainan yang bisa mereka pilih.

Inilah akhirnya, sepasang saudara kebanggaan kita dapat menyelesaikan misinya. Salah satu hal yang sangat sulit mereka dapat adalah bersantai tanpa memikirkan apapun, seperti sekarang.


















Selesai .


















________________
mau epilog?

Never KnownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang