[Choi Line TXT]
[Selesai] Kesalahan kecil yang fatal, membuat Yeonjun harus berhubungan dengan orang cerdas yang tidak pernah ia ketahui.
Mulai: 26 Oktober 2021
Selesai: 02 November 2021
Season 1 dari 'Change'
#1 in known - 31.10.21
#1 in never - 20...
Yeonjun mengerutkan keningnya tidak suka, melirik ke arah monitor yang menyala di depan resepsionis yang menampilkan senyum sopannya. Ia memiringkan wajahnya dan menggeleng.
"Apartemen nomor 13, saya mau di sana aja."
"Apartemen itu ditutup, tidak diperbolehkan untuk disewa."
"Terus kamu mau bikin saya tidur di depan ruko pakai kardus kaya gelandangan?"
Wanita dengan pakaian rapi itu menunduk dalam. "Maaf, bukan begitu maksud saya."
"Jadi? Cepet! Saya udah ngantuk!"
Mau tidak mau, sebuah kartu mungil dengan angka 13 dan pin di atasnya diserahkan pada Yeonjun, membuat remaja itu tersenyum senang dan membungkuk kecil. "Terima kasih."
Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Yeonjun berhasil menyewa satu apartemen yang pas di sakunya. Bukan, bukan ia tidak punya cukup uang untuk menyewa tempat yang lebih mahal, ia hanya malas mencari lagi karena ini sudah larut malam.
Yeonjun menekan sebuah tombol dengan angka-angka yang tersusun di atas kartu tersebut, menarik gagang pintu kayu dan tersenyum kecil melihat suasana di dalam apartemen. Pria tampan itu melangkah masuk, menyalakan satu saklar lampu di sebelah pintu dan langsung mengedarkan pandangannya.
Sebuah apartemen yang tidak terlalu luas, rapi, dan terawat. Bohong kalau Yeonjun tidak pernah mendengar berita-berita aneh dari tempat ini, ia sering kali mendapat laporan temannya maupun keluarganya. Rumor mengatakan kalau apartemen ini angker, setiap orang yang menyewa dan tinggal akan segera mati mengenaskan di malam harinya.
Apa mereka kira Yeonjun akan percaya? Tentu saja iya.
Ia sedikit merinding setelah mengingat rentetan kalimat hati-hati, namun sudah terlalu malam untuknya memikirkan hal itu.
Kalau dilihat dari apartemen-apartemen yang menjulang di kota Seoul, apartemen ini adalah yang paling murah. Tidak seperti apartemen pada umumnya, walaupun nyaman, fasilitas di sini kurang lengkap. Seperti tidak ada CCTV dan alat elektronik lainnya seperti televisi dan AC.
Koper warna hitamnya ia simpan di atas ranjang, melangkah cepat ke arah kamar mandi setelah mengeluarkan sehelai handuk dari dalam sana.
Kegiatan mandi dimulai, diiringi cipratan air dari shower. Kata orang, mandi terlalu lama itu tidak baik. Mitosnya bisa membuat cepat keriput dan lama menemukan jodoh, ditambah bisa rematik jika terlalu lama di dalam kamar mandi dengan suhu dingin. Yeonjun sediri bukan tipe orang yang bertele-tele, ia saja pernah mandi tidak lebih dari 1 menit.
"Kalau tau air angetnya mati, enggak bakal jadi mandi." Tubuhnya menggigil, handuk putih melingkar di pinggangnya.
Secepat kilat ia mengenakan pakaiannya, menata posisi bantal dan gulingnya agar terlihat menawan dan terasa nyaman.
"Laper." Ia berujar demikian setelah terlentang di atas ranjang. "Tapi, males."
Yeonjun menghela nafasnya, menarik selimut hingga sebatas dadanya. "Bayangin aja dulu, makannya besok."
Pria tersebut meraih ponselnya yang terbaring di atas meja kecil sebelah ranjang, berniat mengirimi pesan pada adiknya bahwa ia sudah bisa beristirahat, karena mendapatkan apartemen dengan harga sewa yang pas di kantung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yeonjun tersenyum kecil, tidak ada balasan. Mungkin saja Soobin sudah terlelap dan bermimpi.
Yeonjun membenarkan posisinya, berbaring dengan nyaman dan memejamkan matanya.
Menit berlalu, dengkuran halus terdengar. Tidak lama salah satu papan yang tersusun di langit-langit ruangan terbuka, menampilkan seseorang yang kemudian turun dengan perlahan.
"Lumayan." Lelaki itu mendekat, mengeratkan genggamannya pada pisau yang baru selesai ia asah.
Kakinya melangkah tanpa suara, menghampiri Yeonjun yang sudah tertidur nyenyak.
Tutt
"Bangke!"
"E—eh! Siapa kamu?!" Yeonjun terbangun, mendengar umpatan seseorang setelah mengeluarkan angin dari bagian bawahnya.
Lelaki itu spontan menutup hidung dan melempar pisaunya ke arah koper yang terletak di bawah jendela karena terkejut hingga tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya. Ia jatuh terduduk, meringis dengan tangan masih menjepit kedua sisi hidungnya.
"Kopernya belum lunas, anjir!" pekik Yeonjun sambil memegang pipinya dramatis, ia menoleh pada seseorang yang masih duduk dan tidak berkutik.
"Ngapain di sini?!"
"Kamu kentut bau telor busuk!" Lelaki asing itu bangkit dan menggeleng heran dengan tangan mengacak kepalanya kasar.
"Ahaha! Maaf-maaf." Bukannya tidak enak, Yeonjun malah tergelak sambil memegangi perutnya.
Di sela gelakkannya, Yeonjun memikirkan sesuatu. Kenapa pria asing ada di dalam kamarnya malam-malam? Padahal ia sudah memastikan bahwa pintu apartemennya terkunci rapat. Ia segera menyalakan lampu, membuat ruangan kembali terang dan secepat mungkin mengedarkan pandangannya.
"Kamu yang bikin banyak orang percaya rumor kamar nomor 13 ini?"
"Aku cuma pengen bertahan hidup."
Bersambung ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_________________ sedikit informasi, cerita ini agak sedikit aku buat melenceng dari kenyataan, karena ya ... gitu, hehe