Yang baca cerita ini wajib follow👇~~
Wp: @diennandinn
IG: @dienandienn_1JANGAN LUPA VOTE⭐, DAN KOMEN YANG BANYAK💬. BIAR GAK SIDER, UDAH? TENGKYUU MABROO!🤩
*****
"Elll! Eya ndak bisa gambal, gimana kalau El aja yang keljain pekeljaan lumah Eya,"
"Ya sama kamu aja, namanya belajar. Gakpapa jelek juga yang penting dapet kamu sendiri,"
Lagu lama! Bilangnya begitu, aslinya gak mau bantu.
"Eya mau main aja,"
"Main apa? Udah malem gini. Entar mama kamu marah,"
Keduanya tengah memang tengah berada dirumah Rafael untuk mengisi tugas bersama sama. Namun, si sulung Byantara ini terus merengek rengek tidak mau mengerjakan tugas, dengan alasan inilah itulah.
"Eya belum minum susu, mau pulang,"
Rafael merubah posisinya yang tadinya terkurap kini duduk menatap Zeya.
"Mau pulang?"
"He'em Eya mau minum susu, toh."
"Pulang aja sana, El gak mau nganterin kamu, takut."
Zeya menurunkan bibirnya. "Eya juga takut,"
"Yaudah jangan pulang, disini aja. Nanti El minta mommy buat bikinin susu,"
"Tungguin disini jangan ke mana mana,"
Zeya mengangguk patuh. Menatap Rafael yang beranjak menuju kamar orang tuanya. Karena takut Zeya lebih memfokus kan diri pada televisi yang menyala menayangkan kartun.
Taklama dari itu Rafael datang dengan Karissa, keduanya menghampiri Zeya yang berada diruang tengah sendirian.
"Zeya mau minum susu?" tanya Karissa.
"Mau mommy!" sahut Zeya. Karena sudah mengenal dekat dekat keluarga Rafael gadis kecil itu membiasakan diri menyebut kedua orang tua Rafael mommy dan daddy seperti Rafael.
"Yaudah! Mommy El bikinin ya,"
"El, juga mau mom," ujar Rafael.
"Iya! Mommy bikin dua. Kalian tunggu aja disini, selesaiin lagi belajarnya ya. Mommy kedapur dulu," pamit Karissa.
"Engh--mommy!" panggil Zeya menggaruk pipi bulatnya. "Eya susu na yang lasa putih ya jangan lasa coklat,"
Karissa tertawa pelan mendengarnya. "Iya mommy bikinin rasa putih,"
"Huh! Nawar aja kamu," ledek Rafael menyentil pipi Zeya.
"Ihh! Sakit Eya na El," ringis Zeya.
"El, gak boleh gitu." Karissa yang belum pergi itu menegur. "Kalian yang anteng ya, jangan ribut,"
"Iyaa mom," ujar keduanya.
Setelah kepergian Karissa kearah dapur. Keduanya kembali mengerjakan PR masing. Ah! Mungkin hanya Rafael saja karena Zeya justru malah fokus dengan televisinya.
"Cepet kerjain PR-nya, besok di kumpulin ke ibu guru kan?"
Zeya menoleh melirik sekilas mahakarya yang ia gambar di buku gambar, seperti anak kelas satu pada umumnya, Zeya hanya menggambar rumah yang abstrak dan manusia lidi dari garis garis yang ia buat.
"Eya ndak mau gambal itu, El. Malu kalau dikasih ke ibu gulu,"
"Gak usah malu, yang penting dapet sendiri,"