BAGIAN || 12

4.9K 495 62
                                    

Yang baca cerita ini wajib follow👇~~

Wp: @diennandinn
IG: @dienandienn_1

JANGAN LUPA VOTE⭐, DAN KOMEN YANG BANYAK💬. BIAR GAK SIDER, UDAH? TENGKYUU MABROO!🤩

****

Clara yang masih menggunakan pakaian rumahan itu memegang gagang pintu kamar Zeya. Lampu itu masih menyala karena ini masih sangat pagi atau subuh.

Clara berjalan lalu duduk ditepi ranjang. Disana ada Zeya yang masih tertidur pulas di balik selimut tebalnya.

"Zeya .... nak, bangun yuk, papa mau berangkat!" Clara berucap pelan sembari mengelus rambut Zeya.

Kalau saja Gavriel tidak berangkat sepagi hari begini. Clata sangat enggan untuk membangunkan Zeya karena, kasihan. Tapi, kalau tidak dibangunkan, maka pagi hari nanti Zeya akan murung karena tidak ikut menyambuy kepergian papanya.

"Zeyaa ....."

"Mama?"

Zeya membuka matanya perlahan lahan, merasa teganggu oleh mama yang terus memanggil. Ia mengucek matanya lalu menatap sang mama yang tersenyum.

"Bangun, yuk. Papa udah mau berangkat," ujar Clara menarik pelan tangan Zeya membuat tubuh berisi itu duduk.

"Kenapa sekalang, toh mama?" tanya Zeya meringik.

"Ya mau kapan lagi? Kan sekarang berangkat nya. Yuk bangun,"

Clara menggendong tubuh Zeya yang seperti nya masih setengah mengantuk, membawanya ke dapur karena Gavriel tengah sarapan disana.

"Zeya juga mau sekalian sarapan?" tanya Clara setelah mendudukan Zeya.

"Masih gelap gelap mama, emang boleh?" tanya Zeya.

Gavriel yang sedang menyuapkan roti bakar isi coklat almond terkekeh mendengar suara kecil putrinya.

"Boleh lah, yakali enggak. Siapa yang larang, coba!"

Zeya menatap sekilas papa nya, lalu mengerucutkan bibirnya kedepan. Gadis kecil berpiyama biru itu seperti tidak mood pagi ini.

Gak jadi jalan jalan.

Papa nya yang akan pergi, hingga Zeya dan papa nya itu LDR- an.

Pagi pagi udah dibangunin.

Ketiga hal itu yang membuat Zeya tidak ada mood apa apa.

"Nanti siang, Saniel sama mama papa nya mau kesini, loh, nginep, jadi Zeya ada temennya," ujar Clara menyimpan piring berisi roti di hadapan Zeya.

Wajah Zeya langsung berseri seri mendengar penuturan mamanya. "Benelan? Sama adik bayinya juga?"

Clara mengangguk. Adik bayi yang dimaksud Zeya adalah adik dari Saniel, karena setelah Saniel Reinal dan Lesya dikaruniai anak kedua.

"Iya, jadi Zeya gak bakal bosen kalau nanti gak ada papa,"

Zeya mengangguk ngangguk, lalu memakan roti yang sudah disiapkan Clara. Sambil mengunyah gadis kecil itu berkata.

ELZEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang