Yang baca cerita ini wajib follow👇~~
Wp: @diennandinn
IG: @dienandienn_1JANGAN LUPA VOTE⭐, DAN KOMEN YANG BANYAK💬. BIAR GAK SIDER, UDAH? TENGKYUU MABROO!🤩
****
"Tadi kamu masuk ruang guru, Ya? Kamu nakal?" tanya Rafael mendorong kedua ayunan dengan kedua tangannya.
Ayunan taman komplek disii oleh Safira dan Zeya, tentu Rafael yang berjenis kelamin laki laki hanya mendorong.
"El tanya ke siapa?" tanya Zeya.
"Kamu, kan kamu yang masuk ruang guru!"
"Ohhh Eya!" Zeya manggut manggut. "Eya ndak nakal Eya cuma membela kebenalan," katanya menirukan kartun pahlawan yang sering ia tonton.
"Loh? Bukannya kamu salah? kamu mau nyontek jawaban punya aku!" timpal Safira membuat Zeya mendelik.
"ITU BUKAN NYONTEKKKK!!! Dikelas kan udah Eya jelasin!"
"Sama aja! Temen temen sekelas juga bilang gitu!"
"Zeya nyontek?" tanya Rafael menatap kedua gadis ini.
"Gak!" "Iya!"
Zeya dan Safira membalas dengan bersamaan, membuat Rafael menghentikan dorongan ayunannya dan berdiri dihadapan keduanya.
"Kamu contek jawabannya Safira, Ze?" tanya Rafael.
"Hm!" dehem Zeya sembari memalingkan wajahnya. Ia tidak mau menatap Rafael, tatapan anak usia lebih tua darinya itu seakan mengintimidasi Zeya.
"Kenapa?" tanyanya. "Makanya jangan banyak main, kalo udah tau mau ujian harusnya kamu belajar,"
Zeya berdecak sebal dengan ucapan Rafael. "Eya main mulu Toh El sama Sapila tiap hali ajakin Eya main, belalti halusnya kalian yang salah bukan Eya!"
"Emang kalau malem gak belajar? Aku kalau malem belajar tau sama bunda!" ujar Safira.
"Belajal! Tapi besoknya Eya lupa. Gitu aja telus, otak Eya itu kaya mama kata papa,"
"Emang otak mama kamu kaya gimana?"
"Kaya biji salak toh! Kecil banget!"
🍦🍦🍦
Pagi hari menyapa. Clara sendari tadi hilir budik tak tentu arah mengurus Zeya yang kelewat aktif pagi hari ini. Pukul menunjukkan 09:33 sebentar lagi pemuda yang Zeya sebut papa itu akan tiba di indonesia.
Clara berencana ingin menjemput dibandara, namun karena tingkah laku anaknya ia harus mepet waktu, terlebih ia sudah berjanji pada Gavriel.
"Zeya! Mama kan udah bilang, jangan buat mama capek. Sini pake baju dulu!" ujar Clara setengah sabar.
"Bental mama. Eya mau telbang telbang lagii." komentar Zeya.
"Gak ada. Katanya mau jemput papa? Cepet ntar papa pulang kerumah janda. Gimana? Mama sih gak mau."
Zeya seketika berhenti melompat lompat dikasur. Menatap mamanya. 'Janda' satu kata baru bagi Zeya.