Epilog

827 60 14
                                    

Minho berjalan perlahan tanpa tujuan. Sidang perceraiannya sudah selesai dan hak asuh Jiho jatuh ke tangan Jisung.

Sekarang ia tak tau harus kemana. Ia cukup tau diri untuk tidak menginjakan kakinya lagi di apartemen Jisung. Ia juga tak punya cukup keberanian untuk menumpang kembali di rumah ibunya. Ibunya pasti sangat kecewa karena ia melanggar janji yang ia ucapkan sendiri ketika akan melamar Jisung.

"Semua hal yang gue perjuangin selama ini berakhir sia-sia"

Minho memandang cincin pernikahan di jari telunjuknya.

Ia melepaskan cincin itu lalu melemparnya ke sembarang arah.

Tik tik tik

Hujan mulai turun malam itu. Minho kira itu hanya gerimis sekilas, tapi ternyata gerimis itu berubah menjadi hujan besar.

Minho berlari mencari tempat berteduh. Ia memutuskan untuk berteduh didalam kotak telpon umum.

Melihat air hujan yang turun, membuat Minho ingat kejadian saat ia baru keluar dari ruang sidang tadi.

"Ji, aku harap kita tetap berhubungan baik ya, demi Jio"

Namun saat itu Jisung malah membalasnya dengan tatapan datar.

"Minho, kalau aku dikasih kesempatan buat kembali ke masa lalu, aku harap aku gak pernah ketemu sama kamu"

Tatapan datar dan mata berkaca-kaca itu selalu menghantui Minho semenjak keluar dari gedung pengadilan.

"Hah..."

Helaan nafas rasanya tak bisa membuat rongga dadanya lega.

"Lebih baik gue gak pernah ketemu sama Jisung kalo pada akhirnya gue malah bikin dia menderita"

After Marriage II; minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang