M

431 54 0
                                    

Akhirnya Minho menerima tawaran kerja dari Chan. Entah apa namanya, mungkin ajudan? Ah tapi pesuruh lebih pas sih.

Tapi tak apa, apalagi gajinya lebih tinggi dari gaji di perusahaan yang memecatnya dulu. Jadi ya, Minho tak keberatan sama sekali.

Yang penting sekarang itu adalah uang. Untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari mereka.

Cklek

Minho tiba di rumahnya saat sudah hampir jam 11 malam. Pasti Jisung dan Jiho sudah tidur lagi.

Ia sudah bercerita pada Jisung tentang pekerjaannya, tapi tak bilang kalau yang mengajaknya itu adalah seniornya. Pasti Jisung akan melarang Minho karena memang dulu waktu pacaran pun Jisung sempat melarang Minho untuk bergaul dengan Chan. Entah apa alasannya.

"Kayanya mending gue makan dulu aja deh, laper banget. Si Bang Chan gak berperikemanusiaan banget, ngasih kerjaan sampe tengah malem gini"

Setelah selesai makan dan membersihkan diri, Minho bersiap untuk tidur.

Minho melihat Jisung yang tidur sambil mengayun-ayunkan box bayi milik Jiho.

"Jisung pasti capek banget seharian jagain Jio"

Minho mendekati Jiho.

"Anak ayah makin hari makin ganteng aja, kayak ayahnya hehe. Kalo gede nanti jagain Buna ya kalo Ayah lagi gak ada"

Puas memandangi wajah Jiho, Minho beralih ke tempat tidur.

Minho mendekati Jisung dengan perlahan, ia merebahkan dirinya dibelakang Jisung. Lalu memeluk pelan pinggang ramping sang istri.

Tubuh Jisung terasa sedikit kurus. Wajahnya juga terlihat kusam, ditambah akhir-akhir ini Jisung terlihat sering menghela nafas. Tak seperti saat kuliah dulu, selalu gembil dan cerah.

Rasa bersalah muncul karena telah menjerumuskan anak imut ini pada kesengsaraan.

Minho mengelus lembut punggung tangan istrinya itu.

"Kamu istri terbaik yang pernah ada, Ji. Kamu selalu ngerti gimana keadaan aku. Semoga kamu gak nyerah ya sama kehidupan kita yang seperti ini" bisik Minho pada telinga Jisung.

Lalu ia memejamkan matanya menyusul Jisung ke dunia mimpi.

After Marriage II; minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang