Ini sudah Larut malam tapi lelaki bertubuh tegap itu masih disibukan dengan Tumpukan berkas yang masih menumpuk di Meja kerjanya. ia mendesah pasrah, sepertinya ia tidak sanggup lagi mengerjakan Pekerjaan ini. Besok dia akan mengerjakannya lebih cepat dari hari ini pikirnya.
Ia mengambil kunci yang tersimpan di salah satu rak kecil, tanganya dengan cepat membuka laci itu, seketika ia tersenyum pada salah satu bingkai yang menampilkan foto seorang wanita.
"Aku memang tidak mencintaimu lagi, hanya saja aku belum bisa menyelesaikan masa lalu yang indah itu, aku masih belum bisa melupakan kebersamaan kita, aku masih bisa mengingat dengan sangat jelas momen-momen yang kita lewati bersama"
"Tapi maaf, aku jauh lebih bahagia sekarang. aku sudah bertemu dengan Wanita yang lebih baik darimu, dia sangat manis, dia juga membuat hidupku merasa bahagia. Tapi aku merasa sangat bersalah padanya karna nyatanya aku belum bisa menyelesaikan masa lalaku ini"
Laki-laki itu segera menyimpan bingkai fotonya ketempat semula, ia kembali menguncinya rapat-rapat agar tidak ada orang yang melihatnya.
..
.
.
Heon Seol menatap dirinya di pantulan cermin besar, ia terlihat sangat cantik dengan balutan Gaun yang sangat indah, ia tersenyum haru. hari ini adalah hari yang sangat istimewa baginya, ia akan menyerahkan seluruh hidupnya kepada laki-laki yang dicintainya yang tak lain adalah Jung Yoo.
Ya, Hari ini dia akan menikah dengan laki-laki itu, rasanya seperti mimpi. Karna Tidak mudah bagi mereka berdua untuk mempertahankan hubungan selama ini.
5 tahun, waktu yang tidak sebentar, selama 5 tahun itu mereka harus berjuang untuk menahan ego masing-masing, 5 tahun itu Pula mereka habiskan untuk mengenal satu sama lain.
Heon Seol begitu sangat bersyukur. Rasanya hari ini dia menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. bagaimana tidak beruntung, calon suaminya itu begitu sangat mencintainya, lelaki itu selalu ada di setiap Heon Seol membutuhkannya.
"Apa kau Sudah siap sayang?" Tanya Jung Yoo, Heon Seol hanya menangguk mengiyakan, Jung Yoon pun segera mengambil tangan Mungil Heon Seol untuk di genggam.
Manusia memang hanya bisa berharap, tapi sampai kapan kau akan berharap jika yang kau Harapkan tidak akan pernah terwujud. Rasanya menyakitkan bukan?
Dadaku seperti tertusuk oleh Ribuan duri yang menghantamku dengan sangat keras, aku menangis. Menangis dengan Rasa sakit yang tidak bisa aku obati.
Kini aku sedang melihat dengan sangat jelas, Wanita yang ku cintai telah sah dimiliki oleh orang lain. Aku hanya bisa menundukan kepalaku, aku terisak dengan rasa sakit yang sangat amat dalam. Apa yang harus aku lakukan sekarang Pikirku. Aku juga ingin Bahagia dengan Wanita yang aku cintai.
Kini akhirnya aku paham, Harapan yang aku ingin wujudkan harus aku relakan sepenuhnya. Aku harus merelakannya, tidak ada yang lebih penting selain kebahagiaanya. Aku tidak ingin menghancurkan hidupnya.
Mungkin pertemuan kita cukup sampai disini. Aku hanya bisa berharap semoga Pernikanmu ini penuh dengan Kebahagiaan.
"Selamat tinggal Heon Seol. aku Joon Jae begitu sangat mencintaimu"
.
.
.
.
"JOON JAE BANGUN INI SUDAH PUKUL 8"
Aku membuka Mataku lebar-lebar dengan Nafas yang menderu, aku melirikan mataku ke kanan dan Ke Kiri. Kepalaku sangat pusing sekali, Mataku pun basah dengan air mata. tunggu!! apakah aku menangis? Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection
RandomJika Ditanya apa yang membuatmu Jatuh cinta kepadanya? Jawabannya Cukup Mudah dia wanita yang sederhana, wanita yang hadir dengan versi dirinya sendiri. "Itu yang membuatku yakin dia memang pantas untuk aku perjuangkan"