7

288 51 9
                                    

Cuaca di Seoul pagi ini memang cukup terasa sangat dingin, Jung Yoo pun menggeram kesal saat telinganya sayup-sayup mendengar nada dering Handphone yang tersimpan di bawah bantalnya. Mata yang tadinya terasa berat untuk terbuka, kini seketika melebar saat melihat nama yang tertera di layar Handphonenya. Ia tersenyum, seperti biasa kekasihnya tidak akan pernah lupa untuk membangunkannya.

"Selamat Pagi" Ucapnya dengan nada serak khas orang bangun tidur, kepada Seorang wanita yang tak lain adalah Seol.

"Pagi. Apa kau sudah siap untuk bekerja?" Tanya Seol kemudian.

"Apa tidak ada kata-kata lain yang lebih manis selain menyuruhku bekerja? Aku bosan Chagiya. Kapan kau akan Pulang? " Keluh laki-laki itu dengan nada sedih yang dibuat-buat nya.

"Aku baru 1 hari meninggalkanmu Pergi Ke Jeju, berhentilah merengek, kau harus Bersiap-siap untuk bekerja." Suruh wanita itu lagi.
"Aku tidak mau, aku merindukanmu, bisakah aku pergi ke Jeju sekarang?" Kata Jung Yoo menggoda Seol.

"Oppa" Ucap Seol.

"Wae? Apakah ada masalah di Jeju?" Tanya Jung Yoo.

"Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" Tanya Seol dengan suara yang terdengar begitu kecil.

"Apa maksudmu?" Tanya Jung Yoo bingung.

"Tidak ada, aku hanya bercanda, bangunlan ini sudah siang" Perintah wanita itu lagi.

"Aku mencintaimu Seol" Ucap Laki-laki itu dengan nada yang terdengar serius.
"Aku tau"

Dan begitulah percakapan mereka di pagi hari ini, Sesuatu yang manis bukan? Tentu. Tapi tidak untuk Jung Yoo, kening laki-laki itu terlihat mengkerut. Posisinya yang masih berbaring kini berubah menjadi telentang, matanya melihat ke atas, menatap langit-langit kamarnya.

"Apa dia sudah mengetahuinya?" Tanyanya lagi pada diri sendiri.
"Apa dia mau memberiku kesempatan?"
"Aku tidak ingin kehilangannya, Seol. dia adalah wanita yang sangat istimewa bagiku. Tidak ada yang lain, tidak ada yang bisa mengambil Seol dalam hidupku"

Jung Yoo pun bangkit, ia menatap tajam kearah laci kerjanya. Ia berjalan cepat mengambil bingkai foto itu. "Wanita sialan, seharusnya aku bisa membuang foto ini" Umpatnya kesal.

.

.

.

Dilasin sisi Seol yang baru saja memutuskan sambungan telponnya menatap kearah bingkai foto yang tersimpan di Meja sebelah tempat tidurnya, Ya seperti biasa itu adalah foto dirinya bersama dengan Jung Yoo yang diambil beberapa tahun lalu. Semakin lama Seol menatap bingkai foto itu, Rasa sakit didadanya kian menjadi. Seharusnya foto bodoh itu ia tidak ia simpan di kamarnya lagi, itu hanya akan menggangu pikirannya saja. Seharusnya foto bodoh itu tersimpan di gudang yang jarang dikunjungi olehnya.

Bodoh. Satu kata itu terus diucapkan Seol dalam hati. Padahal ia sudah tau mengenai semua sifatnya, semua masa lalunya, tapi kenapa Seol masih saja bertahan sejauh ini. Masa lalunya membuat hubungan mereka berdua kembali di pertaruh kan. Sebenernya mudah saja Seol mengakhiri ini semua, Tapi kenyataannya memang tidak semudah itu. Dia, ya kekasihnya selalu melakukan hal manis yang membuat Seol merasa memang dia cukup bahagia bersamanya.

Tapi ucapan manis memang mudah dikatakan kapanpun jika kalian mau, tapi nyatanya memang tidak seperti itu. Seol merutuki kebodohannya kali ini, Seharusnya dulu saat ia tau, ia harus memutuskan pergi dari zona yang membuatnya nyaman. Tapi Seol malah semakin terkubur didalam hubungan dengan rasa sakit yang tidak bisa ia akhiri. Sampai kapan Laki-laki brengseknya ini mau terbiasa melupakan cinta pertamanya? sungguh Laki-laki brengsek itu hanya membuat hidupnya semakin terluka.

PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang