Salahkah Cinta 3

12 1 0
                                    

  Hari pelanggan lumayan sepi dari biasanya

Drttt,,,drttt,,

  Deringan telpon dari atas meja terdengar  milik istri atasan gue,
Ini tempat gue berdiri seperti biasa ketika pelanggan sepi gue berbincang santai dengan Dila dan kedua atasan gue yang berstatus suami istri tersebut,
Padahal faktanya gue harus mati-matian nahan kegugupan jika berhadapan dengan suami ka wel ini yang biasa disebut bang An,,

Seketika raut wajah ka wel dan bang An berubah menjadi panik ,

meskipun atasan tapi kami dianjurkan untuk memanggil dengan sebutan Kakak saja karna yaaa,, Taulah ..

  Segeralah berkemas dan menutup cafe belom sempat selesai namun kedua suami istri itu sudah terburu-buru karena panik mendapati orang tua mereka telah terbaring di rumah sakit begitu kabarnya.

Entah apa alasannya bang An menyerahkan tanggung jawab cafe kepada gue sepenuhnya padal disana ada Dila juga ,

karna panik ditambah lagi sepi jadi hari ini kami tutup saja jika 1 hari tak ada kabar terpaksa hari 2 gue buka cafe dengan Dila tanpa kehadiran kedua atasan gue begitulah pesan bang An .

  Dikarenakan sudah larut jadilah gue saranin Dila buat pulang terlebih dulu

"Dil lu balik aja ntar yang nutup biar gue aja sekalian kan kunci juga gue yang bawa balik"

" Apa ngga apa apa lu sendiri?"
tanya Dila kwartir ,memang jam tutup 3 jam lagi dari biasa waktu kami pulang berhubung kedua atasan gue belom balik ya gue mutusin buat nunggu sampe jam tutup aja .

" Gak papa ko Dil,, santai aja lagian dirumah juga gue ga ngapa-ngapain"

"Ok lah, gue balik duluan ye.."

Hanya balas anggukan saja dari gue.
Hari ini hari ke 2 dimana suami istri itu belom memberikan telepon ataupun sekedar pesan singkat

berselang 15menit setelah kepergian Dila gue lihat dari balik jendela cafe seseorang tampak memarkir seperti pelanggan lainnya.

Orang itu adalah suami atasan gue
Tapi ada yang kurang kenapa cuma bang An saja kemana ka Wel ? Gue bergumam

"Lho Mon,, belom balik ?" Tanya bang An sama gue setelah memarkir kan kendaraan beroda dua itu

"Belom bang,,"

"Maaf ya Mon Abang dan ka Wel tidak sempat kasih kabar kemaren , soalnya kami sibuk kepemakam dan melayani yang datang banyak sekali "

"Hah, orang tua bang meninggal?  Turut berduka ya bang ,,"

Ucap gue setengah terkejut

"Iya kemaren 1jam setelah masuk rumah sakit Ayah bang wafat "

Hening tak ada lagi percakapan, sampai derit kursi terdengar, gue beranjak dari duduk gue sembari menghilangkan rasa bosan menunggu jam pulang yang kurang lebih dua jam setengah lagi ,rasa canggung tentu saja tapi tidak dengan bang An .

  "Mon abang gapernah liat pacar kamu?
Apa kamu punya kekasih"

Tiba tiba saja bang An bertanya atau munkin dia kepo tentang kehidupan gue mana gue tau yang jelas keringat di pelipis gue sudah mulai bercucuran karena jantung gue yang rasanya ingin meledak seketika.

"Emn,, ga bang Mona gapunya cowok,,!"

"Sudah ketebak ,pantes aja bang perhatiin  kamu gapernah pergi jalan keluar,?"

"Emn,,he,, iya bang , emang kenapa bang ? Tumben kali nanya"

"Nggak ,kamu itu cantik masa ga tertarik sama lelaki gitu?" Dengan santainya bang An berbicara

"Siapa bilang??" Jawab gue ketus

"Kan bang An barusan,," bang an menjawab dengan cepat sembari tersenyum mengejek,

Tawapun pecah di antara kami berdua keheningan dan kecanggungan sudah mulai memudar ,tanpa disadari tiba di penghujung tutup nya cafe namun cerita pun berlanjut

kami mulai berkemas sembari terus berbincang dan kebetulan ka wel Masi dirumah orang tua bang An mengurus keperluan untuk 3-7 hari meninggalnya orang tua mereka.

Salahkah Cinta ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang