Seperti yang gua katakan dari awal kalo gue tak ingin di cap sebagai penghancur hubungan orang lain..
Iya sampai saat ini gue dan bang An Masi menjadi sepasang kekasih tanpa ada yang mengetahui hubungan kami kecuali Tuhan
Bahagia namun juga sakit gue rasa bersamaan
dihati gue hanya menempatkan rasa syukur cinta gue terbalas bahkan lebih membahagiakan karna hanya gue dan dia yang menikmati.
Sakit faktanya gue sisipkan didada bahwa cinta sejati gue bukanlah bang An, hati gue hanya singgah dihatinya saat ini,,!
Tuk,,tuk,,tuk,,
Mata gue yang kini tertuju pada layar ponsel dengan ketukan jari jari diatas meja kecil didalam kamar
Gue yang sedari tadi berbaring lalu kembali duduk dikursi kamar hening terasa angin malam bertiup tak karuan
Gue terus saja berfikir belakangan ini ,ingin mengakhiri hubungan ini, gue yang tak mau ini berakhir memalukan
Apalagi sampai... Ah tidak,tidak!
Tak apa sedikit sakit merelakan orang tersayang bahagia dengan yang lain bukan kah begitu?
Ah apa ini ,,
Apa ini efeknya mencintai suami orang?Omong kosong macam apa ini ?
Terus saja gue bergumam pada diri gue dalam fikiran yang begitu kalut tak tentu arah.Empat jam sebelumnya habis mandi sepulang dari cafegue mampir sebentar ke cafe untuk mengambil charger gue ketinggalan diatas meja bartender
tidak sengaja gue lihat tv Masi menyala tapi gue tak melihat siapapun disana,karna memang ini sudah jam mau tutup cafe
dengan serial yang menceritakan sakitnya seorang istri yang mengetahui suaminya berselingkuh
Sepulang dari cafe terus saja gue memikirkan scane demi scane yang tampil di tv tadi,seolah gue tertampar
Tertarik kedalam apa yang gue alamin namun tak ada titik terangnya
Bukan tidak diterpa kesialan dalam hubungan ini kami bertengkar lalu berbaikan lalu bertengkar kembali gue yang egois begitupun dengan nyaYa rasa cemburu itulah pemicunya..
Gue merasa lelah terus saja begitu akhirnya gue memutuskan untuk menghubungi melalui sambungan telepon padanya
Telpon gue sudah tersambung butuh beberapa menit untuk Gue memulai
"Halo Mon,ada apa,,?"
Ucapnya begitu telepon kami tersambung"Aku tak ingin jadi pelakor,mari putus saja"
Begitu bibir gue berucap tanpa beban padanya
"Apa kamu sudah yakin dengan keputusan mu Mon,,??'
Namun gue tak menjawab
Kembali dia berucap"Baiklah ,,apa hatimu akan baik baik saja setelah ini !?"tanyanya kembali
"Aku baik , terimakasih aku bahagia namun juga sakit aku tak ingin kamu mempunyai masalah aku juga tak ingin berakhir memalukan hanya karena ego kita,lebaik akhiri begini saja bang"
"Baik,," tukasnya
Namun bisa kurasan suaranya diseberang sana sudah berbeda dari sebelumnya seperti dia ingin menangisTanpa kata lagi gue menutup sambungan telpon secara sepihak ,tidak terasa air mata sudah mengalir dipipi gue begitu saja
Inikah rasanya merelakan hubungan padahal gue sendiri yang memutuskannya
"Uuhh,,,uuu huuh,,,"
Setelah memutuskan hubungan dua hari berlalu,gue izin tidak hadir selama dua hari itu tanpa alasan apapun gue memilih untuk resign dari pekerjaan dihari ketiga tanpa mengunjungi cafe gue memilih menghubungi lewat pesan singkat.
Terimakasih telah membaca
Munkin ini hanya cerita biasa pada umumnya ,sebagai pemula semoga saya banyak belajar lagi ,salam
Monbee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Cinta ?
Mystery / Thriller🔞 Careful 18+ 21+ !! Gue kah yang salah atau cinta yang salah ? tidak,tidak! Cinta tak pernah salah hati gue hanya singgah dihatinya saat ini,,! Begitulah yang gue sisipkan dalam dada gue sejak anak tangga sialan itu menyandung... Mari berkenalan...