Chapter 1

19 4 2
                                    

"Abim!! Cala!! Turun ke bawah sarapan dulu sebelum sekolah," teriak Mama dari dapur di pagi hari senin itu. "Iya ma, ini turun," balas keduanya bersamaan dari ruangannya masing-masing.

Dua kakak beradik itupun turun ke bawah untuk memakan sarapannya. "Kalian berdua berangkat masing-masing lagi atau bareng?" tanya mama "masing-masing ma," ucap Abim. Mama yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas karena kedua anaknya ini sangat sulit untuk di dekatkan.

"Cala berangkat duluan ya Ma Pa," ucap Cala secara terburu-buru karena merasa sang Mama akan memulai sesi untuk menanyakan dirinya dengan Kakaknya yang tidak dekat dengannya itu. Setelah beberapa menit sang Kakakpun mengucapkan kalimat yang sama "Ma Pa, Abim juga berangkat dulu yaa," ucap sang Kakak sambil menyalami tangan orang tuanya. "Iya hati-hati di jalan ya kak, dijagain ya Adiknya di sekolah," ucap Papa. "Iya Pa, pasti dijagain kok," ucap Abim.

"Gimana ya pa caranya bikin mereka berdua dekat lagi kayak dulu?" ucap Mama sambil menghela napas. "Kita tunggu aja ma, mereka pasti bisa dekat lagi," ucap sang Papa berusaha meyakinkan Istrinya "Oh iya ma, kapan mau ngomong ke mereka berdua kalo lusa kita ada trip business ke Jepang?" lanjut Papa. "Ntar malam ajalah pa sekalian makan malam, kita sempat pulangkan buat dinner?" ucap Mama. "Sempat kok, ntar kita bilangin sekalian makan malem aja," balas Papa.

"Cala!!!!!" teriak Disha tepat setelah Cala memasuki area sekolah. "Apa????" balas Cala juga sambil berteriak tepat di telinga Disha, setelah ia berteriak seperti itu Cala tertawa sampai terbahak-bahak. Disha hanya mengusap telinganya yang habis diteriaki oleh Cala lalu ia celingak-celinguk untuk melihat keadaan sekitar "lo ga bareng sama abang lo yang ganteng banget itu?" ucap Disha sambil berbisik. "Hah siapa abang gue yang ganteng? Abang gue cuma satu Abim doang itupun dia ga ganteng ganteng banget," balas Cala dengan kebingungan karena temannya yang satu ini menanyakan hal yang aneh. "Iya emang bang Abim, loh dia itu ganteng banget kalo kata satu sekolah cuma lo doang adiknya yang nganggap dia ga ganteng," balas Disha dengan cepat, Cala hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar ucapan temannya yang satu itu "mending kita cepetan ke kelas deh pelajaran pertama kimia kan? Oh iya, gue emang ga bareng sama abang kok soalnya pada berangkat masing-masing," ucap Cala yang langsung berlalu untuk langsung menuju kelasnya.

Abim melihat Adiknya yang bercengkrama dengan temannya dia juga mendengar semua ucapan yang Adiknya katakan pada teman sejawatnya itu. Saat sedang melamun tiba-tiba datang Eijaz sahabat Abim sambil merangkul pundaknya "anjir lo ngagetin gue mulu jaz," ucap Abim yang tengah terkejut. "Halah lo doang yang emang tukang kagetan padahal mah biasa aja," balas Eijaz dengan cengirannya "lo lagi ngapain sih? Mending langsung ke kelas tuh bentar lagi Bu Ani datang tuh," lanjut Eijaz sambil menunjuk seorang guru yang sedang berjalan menuju kelas mereka. "Yeeee lo mah kenapa kaga bilang dari tadi tuh guru udah jalan," balas Abim yang terkejut namun langkahnya menjadi sangat cepat untuk menuju kelasnya.

Setelah semua kegiatan di sekolah selesai Cala langsung membuka aplikasi ojek onlinenya untuk memesan ojek online "loh Cal, lo ga bareng Abim?" ucap Eijaz yang tiba-tiba ada di sampingnya sambil mengunyah cilok yang baru saja dibelinya. "Eh ada bang Eijaz, engga bareng bang hehehe soalnya tadi pagi berangkatnya pisah bang," balas Cala dengan cengirannya. "Loh kan tetap tujuan pulangnya sama, mau pulang bareng gue aja ngga Cal?" ucap Eijaz dengan cilok yang sudah habis dan sudah siap untuk dibuangnya ke tempat sampah di dekat parkiran motornya "Engga usah bang, ini udah mesan ojek online kok," ucap Cala dengan sopan menolak ajakan Eijaz dengan sopan. "Bang gue duluan yaa, ini abang ojeknya udah ada di depan gerbang," ucap Cala yang meminta ijin pulang pada teman abangnya itu "oh yaudah, sono cepet ntar abangnya nunggu lama kesian," balas Eijaz sambil melambaikan tangannya pada Cala.

Sesampainya di rumah Cala baru menyadari bahwa abangnya belum berada di rumah jadi ia langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya karena merasa tidak ada orang di rumahnya. Setelah Cala membersihkan dirinya, ada suara motor yang tiba di rumahnya. Ia pikir itu pasti abangnya jadi ia membiarkannya.

Abim yang melihat rumah kosong tidak ada orang namun pintu tidak terkunci langsung menuju kamar adiknya untuk memberitahu adiknya bahwa ada makan malam bersama malam ini. Sesampainya Abim di depan kamar adiknya ia langsung mengetuk pintu kamar "Cala keluar dulu gue mau ngomong" ucap Abim "apa?" ucap Cala langsung saat membuka pintu dan melihat sang Kakak ada di depan pintu kamarnya. "Ini ntar malam disuruh Mama Papa jangan keluyuran mau ada makan malam bareng malam," ucap Abim langsung to the point. Cala hanya membalas dengan mengangguk lalu setelah itu langsung menutup pintu kamarnya. Abim yang melihat kebiasaan sang Adik itu hanya bisa menghela nafasnya.

Hari sudah memasuki waktu untuk makan malam, namun kedua orang tuanya baru saja datang dan baru saja selesai bersih bersih. "Mama masak dulu bentar yaa Abim Cala," ucap sang Mama merasa bersalah karena pulang telat. "Iya ma," ucap Abim dan Cala bersamaan. "Sini deh Cala bantuin biar cepat," ucap si bungsu yang sudah kelaparan itu "hahaha iya sini Cala bantuin Mama, Abim kalau mau balik ke kamar dulu balik aja nak ntar Mama panggil," ucap sang Mama "ngga ah ma Abim di sini aja liatin Mama masak," balas Abim dengan cepat.

Makanan pun telah selesai disiapkan "bentar ya Mama panggil Papa kalian dulu," ucap Mama yang langsung pergi ke kamarnya untuk memanggil suaminya. Papa pun sudah datang dan mereka makan dengan tenang tanpa banyak suara.

"Adik gimana sekolahnya? Suka ga sekolah di sekolah yang sama kayak abang?" ucap Papanya tiba-tiba. Mereka sudah selesai makan namun mereka sekeluarga memutuskan untuk mengobrol seperti biasa di ruang keluarga, karena keluarga mereka sangat jarang bisa berkumpul seperti malam ini. "Adik sekolahnya baik-baik aja kok, udah punya temen juga namanya Disha sama Freya abang juga kenal sama mereka. Adik juga suka kok sekolah di tempat yang sama kayak abang," ucap Cala sambil memakan snack yang ada di hadapannya.

"Kalau abang sekolahnya gimana?" tanya Papa lagi "Baik kok pa, oh iya Eijaz tadi bilang Papanya ada trip business gitu ke Jepang, Papa Mama juga ke sana?" tanya Abim karena ia diberitahu oleh temannya itu bahwa Papa temannya itu akan pergi ke Jepang. "Nah itu yang mau Papa sama Mama bilang ke kalian, kalian bisa ga ditinggal dua minggu? Soalnya Papa sama Mama mau ada trip business ke Jepang dan ini project besar ga bisa untuk ditinggal atau kalian berdua mau ikut ke Jepang?" ucap Papa "Abim ga bisa ikut pa, mau ada kerja kelompok minggu depan pa," ucap Abim sambil menolak ajakan Papanya untuk ikut ke Jepang bersama. "Cala juga ga bisa pa, mau ada ulangan harian tiga hari lagi, Cala ga mau ikutan ulangan susulan soalnya ulangannya susah," ucap Cala dengan santay.

"Oh yaudah kalau gitu, ntar Mama hubungi bibi yang biasa jaga rumah biar kalian ga berdua doang di rumah ya" ucap sang Mama yang tidak bisa dibantah lagi, kedua bersaudara itupun hanya mengangguk sebagai balasan. Mereka berdua memang sudah biasa ditinggal di rumah dan orang tua mereka pasti akan menghubungi bibi yang biasa ada di rumah mereka untuk membantu mereka.

Papa pun menyuruh keduanya untuk tidur karena dia ingin berbicara empat mata dengan sang Istri. Mereka berdua pun langsung menuju kamar masing-masing tanpa berbicara sedikit pun.

BermastautinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang