Chapter 2

10 2 0
                                    

Dua hari sudah berlalu setelah pembicaraan Mama dan Papa mereka yang ingin pergi ke Jepang untuk perjalanan bisnis. Tibalah hari ini hari keberangkatan kedua orang tua Abim dan Cala itu.

"Mama sama Papa berangkat dulu, kalian berdua jangan nakal, jangan ngerepotin bibi juga yaa Abim Cala," ucap Mama sambil memeluk dan menciumi satu-satu kedua anaknya itu. Abim dan Cala hanya bisa mengangguk saat mendengar ucapan sang Mama.

Suara dari speaker di bandara itu pun terdengar memberi tahu bahwa pesawat yang akan ditumpangi Mama dan Papanya itu akan segera berangkat. Abim dan Cala pun dengan segera menyalimi kedua orang tuanya dan berpamitan untuk segera pulang ke rumah.

Sehabis pulang dari bandara kedua bersaudara itu hanya berdiam diri sambil menunggu bibi yang dipanggil oleh Mama mereka datang. Orang tua mereka juga telah meminta izin pada sekolah agar mereka berdua bisa diliburkan hari ini untuk mengantar kedua orang tuanya ke bandara.

"Cala makan dulu, ini gue ada go food udang asam manis kesukaan lo," ucap Abim sambil berteriak karena ia sekarang sedang berada di dapur untuk menyiapkan makanan. Cala yang mendengar teriakan Abangnya pun segera berjalan menuju dapur. "Biar gue aja yang nyiapin lo ganti baju dulu sana bang," ucap Cala yang melihat Abangnya itu belum bersih-bersih setelah mengantar kedua orang tua mereka tadi, Abim yang mendengar ucapan Adiknya itu pun langsung pergi untuk membersihkan dirinya. Setelah Abim datang dengan wangi yang menyeruak di seluruh ruangan, mereka makan dengan tenang dan tanpa kata satu pun.

Bibi yang dipanggil oleh Mama mereka pun datang setelah mereka berdua membersihkan dapur tempat mereka makan tadi.

Keesokan harinya mereka berdua turun sekolah, seperti biasa mereka berangkat terpisah. "Bang gue duluan ya mau ada ulangan fisika pagi ini," ucap Cala yang terburu-buru dan Abim pun hanya menganggukan kepalanya. Ia tahu Adiknya itu ada ulangan hari ini karena Cala sudah menyebutkan saat mereka semua berkumpul dan ia melihat Adiknya itu belajar semalaman, padahal Adiknya itu bisa meminta tolong padanya untuk mengajarinya fisika, namun Adiknya memilih untuk tidak melakukan itu. Hal itu hanya bisa membuat Abim merasa bersalah kepada Adiknya.

Lima menit setelah keberangkatan Cala, Mama menelpon Abim untuk memberitahu bahwa mereka telah tiba di Jepang dengan selamat dan Mama juga menanyakan mengapa Cala tidak mengangkat telpon Mamanya itu dan Abim hanya menjawab seadanya saja. Setelah obrolan panjang di telpon itu selesai Abim akhirnya berangkat ke sekolah juga.

"ihhhh ulangan fisika tadi susah banget, gue bingung banget pokoknya sama GLBB ga ngerti banget, bisa musnah aja ga sih fisika?" tanya Cala saat jam fisika di kelasnya telah selesai dan dia juga sudah menyelesaikan ulangannya dengan susah payah. "Lah kan Abang lo pinter fisika, kenapa ga minta ajarin Abang lo aja Cal?" ucap Freya dengan wajah kebingungannya, pasalnya Abang dari seorang Eliza Cala Anulika ini adalah seorang peraih medali emas di OSN fisika tahun 2021 ini. Cala yang mendengar itu hanya mengendikkan bahunya saja karena ia juga tidak enak hati untuk meminta bantuan abangnya itu untuk membantunya belajar.

Ponsel Cala berdering tanda bahwa ada pesan masuk yang ternyata dari Abim yang mengatakan bahwa Papa dan Mamanya telah tiba di Jepang dengan selamat, Abim juga menanyakan apakah Cala ingin pulang bersama atau tidak yang tentu saja akan langsung ditolak oleh Cala. Abim yang melihat balasan Adiknya yang mengatakan mereka tidak perlu pulang bersama hanya bisa menghela nafas dan mengikuti kemauan Adiknya itu.

Seminggu kemudian... "Cala!!! Abang berangkat kerja kelompok, jaga rumah yaaa," ucap Abim yang dibalas dengan teriakan "iya," seorang Cala. Setelah Abim pergi, Cala pergi ke dapur untuk melihat ada makanan atau tidak, ternyata ada ayam goreng yang telah disiapkan Abim sebelum ia pergi dan ada juga sticky notes yang bertulisan 'jangan lupa dimakan ya Cala,' Cala yang melihat kebiasaan Abangnya hanya bisa menghela nafas, Abangnya ini sangatlah perhatian pada semua orang.

Sesampainya Abim di rumah temannya, ia langsung diserang pertanyaan oleh teman-temannya "Bim, Cala beneren Adik lo? Kenalin dong ke gue, cantik banget soalnya Adik lo," cerca temannya yang bernama Aldi. "Ogah gue ngenalin Adik gue ke lo," jawab Abim cepat, lalu dengan cepat Eijaz menyahuti "yaiyalah kaga bakal dikenalin orang Adik kesayangannya si Abim," ucap Eijaz sambil menyeruput pop ice yang baru saja dibelinya di simpang empat jalanan tadi. Abim yang mendengar ucapain Eijaz tidak mengelak karena memang Cala adalah Adik kesayangannya.

Aldi yang sejak tadi tidak bisa diam tiba-tiba berbicara "Bim kok lo ga pernah berangkat bareng Adik lo? Gue liat liat si Cala tiap antar-jemput selalu sama akang go jek ga pernah sama lo?" tanyanya penasaran. "Eh iya Bim dulu pas masa MPLS lo selalu minta sama anak osis buat ga gangguin Adik lo, terus kenapa kalo di sekolah diem-diem ae gue liat," ucap Rahma yang juga penasaran pasalnya Abim pernah memita tolong dengannya agar Adik semata wayangnya itu tidak diganggu oleh anak osis yag jail. Eijaz yang mendengar temannya diserbu oleh pertanyaan yang bersifat pribadi seperti itu langsung menyeletuk "eh udahan dong bahas Abimnya mending nih lanjutin kerjaan gue, gue ga ngerti habis ini mau di apain," Abim yang mendengar ucapan temannya itu langsung mengucapkan syukur di dalam hati.

BermastautinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang