Chapter 7

4 1 0
                                    

Sesampainya di rumahnya Abim langsung turun dari motor tidak peduli dengan Cala yang sekujur tubuhnya bergetar karena digonceng oleh Abangnya itu. Cala turun dari motor Abangnya itu dengan badan yang bergetar.

Sesampainya Cala di dalam rumahnya ia langsung disuguhi dengan pemandangan Abangnya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. "Cala duduk," ucap Abangnya penuh tekanan. Cala yang mendengar itu langsung duduk di hadapan Abangnya.

"explain," ucap Abangnya itu saat melihat Adiknya sudah duduk di depannya. Cala yang mendengar Abangnya itu sudah menggunakan bahasa inggris yang artinya ia sedang sangat serius. "He used me to show me to his friends, dia mamerin aku karena pengen nunjukin kalau dia bisa dapetin a sister of Ersya Abhimanyu Gunadhya because hes and his friends makes a beat for me, like who can get me they will get a respect and money from each others, terus aku manfaatin dia biar aku bisa keluar dari rumah buat hiburan aku ga sanggup di rumah terus berasa liat bayangan Mama sama Papa terus," ucap Cala menjelaskan apa yang ingin diberitahu kepada Abangnya itu.

Abim yang mendengar penjelasan itu pun menghela nafas "terus kenapa Cala ga bilang sama Abang? Kan Cala bisa jalan bareng Abang," ucap Abim. "Cala takut ngerepotin Abang, Abang kan repot nyiapin buat lomba tahun depan," ucap Cala sambil menundukkan kepalanya. "Yaudah gapapa lain kali bareng Abang aja, sekarang mending kamu putus sama pacar kamu itu," ucap Abim tidak bisa dibantah sama sekali. Cala menanggukan kepalanya tidak berniat membantah ucapan Abangnya itu.

Malam harinya saat mereka sudah menyelesaikan makan malamnya Abim mengajak Cala untuk pergi ke ruang keluarga dulu karena ada hal yang ingin dibicarkannya.

"Cala besok berangkat bareng Abang ya," ucap Abim yang sudah tahu Cala pasti akan menolak idenya itu. "Engga Bang, aku berangkat naik go jek aja," ucap Cala menolak Abangnya itu.

"Cala masih takut naik motor bareng Abang?" tanya Abim dengan hati-hati. "Masih sering kebayang sama kecelakaan dulu Cal?" tanya Abim lagi yang tiba-tiba teringat kecelakaan yang dialaminya dulu bersama Cala yang menyebabkan Abim terbaring tidak sadar selama seminggu dan Cala yang mengalami luka-luka karena kejadian itulah ia mengidap ptsd yang menyebabkan ia tidak berani berada di dekat Abim karena Cala merasa bahwa ialah yang menyebabkan Abangnya itu tidak sadarkan diri di hari itu, Cala merasa apabila ia menuruti ucapan Abangnya untuk menunggu hujan reda saja baru pulang ke rumah kecelakaan itu tidak mungkin terjadi. Penyebab kecelakaan itu juga terjadi karena ada truk yang mengalami rem blong dan posisi jalan saat itu sangat licin hingga Abim tidak sempat menghindar dan terjadilah kecelakaan tersebut, namun naasnya saat itu Abim tidak menggunakan helm karena menyerahkan helmnya pada sang Adik yang lupa membawa helmya. Selama seminggu itu Cala selalu merasa bersalah dan selalu memimpikan kejadian itu saat ia tidur hingga ia dibawa ke psikolog dan didiagnosa mengidap ptsd.

"Sudah ngga sih, cuma masih ketakutan kalo Abang yang bawa motornya, tadi aja badan Cala geter banget tapi Abang main langsung pergi aja," ucap Cala dengan sinis. Abim yang mendengar ucapan Cala hanya tertawa karena ia tadi sudah sangat kepalang marah dengan Cala, jadi ia tidak menyadari bahwa Adiknya yang berada di belakangnya itu ketakutan.

"Ya sudah besok mau bareng Abang ga? Ga bakal Abang tinggalin lagi," tanya Abim lagi. Cala yang mendengar ide Abangnya itu tetap menolak ajakan Abangnya karena ia masih ketakutan.

"Cal dicoba dulu yaa? Sayang uangnya kalau buat bayar go jek mulu, kita juga harus hemat kan ga lucu belum sebulan kita udah minta uang lagi aja ke Om Heng," ucap Abim yang berusaha meyakinkan Cala dengan membawa nama Omnya itu. Cala tampak berpikir sebentar lalu mengiyakan ucapan Abangnya itu karena merasa kasihan pada Omnya itu.

Keesokan harinya di pagi hari yang sangat cerah itu akhirnya Cala bisa berusaha melawan traumanya dan Abim yang berhasil membujuk Cala. Mama Papa lihatlah kedua anak mu itu kini sudah bisa berdamai dengan dirinya masing-masing.

"Cal udah siap?" tanya Abim yang sudah menaiki motornya itu. Cala yang melihat Abangnya yang bersemangat itu jadi ikut termotivasi juga "sudah dong," jawab Cala penuh semangat.

Ending

BermastautinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang