FANFICTION
NEO MODEL
CAST :
KIM JUNGWOO
JUNG JAEHYUN
JOHNNY SUH
BOYSLOVE/RATE M/DLDR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Mari kita sambut Model utama kita, Zeus Kim!" Teriak Johnny memanggil nama seseorang untuk segera bergabung di acara penyambutan untuk model-model baru.
Hari ini adalah photoshoot perdana bagi para ketujuh model baru di Agensi mereka. Johnny sebagai Director of Photography di Agensi ini turun tangan langsung untuk new project ini. Dan Johnny meminta Top Model di Perusahaan mereka untuk ikut membantunya hari ini.
"Hello everybody, I'm Zeus Kim." Ucap Pria berparas menawan ini.
Wajahnya memang tidak asing lagi di Dunia Industri Hiburan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Wajah Zeus Kim sudah sangat sering menghiasi berbagai macam majalah Fashion dan jam terbangnya di Catwalk sudah sangat tinggi. Dia pun cukup sering dijadikan sebagai Brand Ambassador berbagai macam Brand Fashion ternama Dunia. Namanya sudah cukup di kenal dan masyur di Industri Fashion.
Tidak banyak yang tahu tentang data pribadi Zeus Kim ini. Untuk bertemu dengannya secara langsung saja, jika tidak melihat di acara Fashion show, maka kalian tidak akan pernah melihatnya secara langsung.
Maka dari itu, sesi pemotretan kali ini menjadi sejarah dan pengalaman baru bagi para ketujuh model baru yang sangat beruntung hari ini.
Dengan wajah dingin namun tetap menampilkan senyum manisnya, Zeus menghampiri ketujuh model baru ini untuk bersalaman.
'Ommo, dia sangat mempesona.'
'Jika dilihat dari dekat, dia ternyata cantik juga.'
'Akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan Zeus Kim.'
'Visualnya sungguh luar biasa'
Beberapa model baru ini terus berbicara dalam hati sambil mengagumi wajah seorang Zeus Kim. Mereka terpesona dengan wajah tampan dan cantik model senior ini. Mereka tidak menyangka akan bertemu dengan Bintang dari Perusahaan mereka.
"Selamat datang dan Selamat bergabung di Perusahaan kami. Suatu kehormatan bagi saya bisa terlibat dalam debut kalian. Mohon kerjasamanya." Zeus sedikit membungkukkan badannya.
'Wah, selain rupawan. Dia orang yang baik dan ramah.'
'Sepertinya berita diluar sana bohong. Buktinya, Zeus Kim sangat ramah.'
"Jadi kita bisa memulai sesi pemotretannya?" Johnny lanjut berbicara.
"Ne..."
"Relax saja. Saya dan Zeus akan mulai menilai profile kalian yang nantinya akan kami klasifikasikan ke dalam beberapa tema untuk pemotretan hari ini."
"Ne..." jawab mereka semua kompak.
"Ayo duduk baby..." Johnny merangkul pinggang ramping Zeus dan membimbingnya untuk duduk di sebuah kursi.
Gerak gerik Johnny ternyata mengalihkan fokus para model ini.
.
.
.
.
.
Tiba saatnya pemotretan per masing-masing grup diisi oleh Zeus. Ketika memasuki Team kedua, dengan posisi Zeus dan Jaehyun yang sedikit berdekatan. Entah keberanian dari mana, Jaehyun memberanikan diri untuk berbisik ditelinga Zeus.
"Desahan Anda begitu indah Tuan Kim~"
"Mwo?" Zeus menatap model tampan ini tidak percaya.
"Daddyh~ I'm comming~~" Jaehyun menirukan desahan yang beberapa jam lalu didengarnya.
Wajah Zeus memerah karena mendengar perkataan Jaehyun. Dia tidak membalas perkataan Jaehyun, Zeus hanya menatap Jaehyun dengan raut wajah yang kesal
Walaupun Zeus sedang menahan kesal. Tetapi dia tetap bersikap profesional dengan menampilkan performa terbaiknya, walaupun sedikit terganggu dengan perkataan Jaehyun tadi.
.
.
.
.
.
.
Setelah foto grup selesai, Jaehyun kembali ke tempat duduknya. Zeus yang masih terngiang-ngiang oleh perkataan Jaehyun mulai tidak fokus. Apalagi lagi, sejak pemotretan dengan grup Jaehyun selesai, mata jaehyun terus melihatnya dengan senyuman nakal.
Melihat gelagat aneh Modelnya, Johnny berinisiatif menghampiri Zeus.
"Baby Are Ok?" Bisik Johnny.
Zeus hanya mengangguk dan tersenyum manis pada Johnny.
.
.
.
.
.
Setelah hampir 3 Jam, akhirnya pemotretan hari ini pun selesai. Johnny berjalan berlawanan arah menuju ke ruang kerjanya sendiri, sedangkan model-model lain sudah berpencar entah kemana.
Zeus pun kembali ke Ruangan pribadinya yang berada di sudut lantai 19 gedung ini. Ketika Zeus akan membuka jasnya. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam ruangannya. Tanpa melihat siapa yang masuk, Zeus mengajak bicara orang tersebut.
"Apakah ada yang tertinggal daddy?" Tanya Zeus santai.
Click... pintu terkunci dan otomatis, Zeus membalikkan tubuhnya menatap ke arah pintu. Betapa terkejutnya dia, ketika melihat bukanlah Johnny yang ada di dalam ruangan ini. Namun Jung Jaehyun, seorang model baru yang tiba-tiba mengintimidasi nya tadi.
"Apakah yang anda maksud Daddy adalah Tuan Johnny Suh? Sepertinya dugaan ku juga benar, bahwa yang tadi bermain dengan anda itu adalah Tuan Johnny..." Jaehyun tersenyum puas setelah membuat Zeus kaget.
"Apa yang kau lakukan di ruangan ku? Ini bukan tempat dimana kau bisa bermain-main! Ruang tunggu kalian bukan disini." Ucap Zeus tegas.
"Aku tidak ingin bermain diruangan ini. Aku hanya ingin tahu nama aslimu, Tuan Zeus Kim."
"Ani. Itu Privasi ku."
"Hmm... begitu rupanya..." ucap Jaehyun sambil duduk disebuah sofa.
"Sudah ku bilang, ini bukan tempat yang bisa kau datangi sembarangan. Ini ruangan pribadiku, Jung Jaehyun ssi..." Jungwoo sudah menaikkan nada suaranya.
"Aku hanya penasaran saja. Beberapa jam yang lalu, sebelum dimulainya pemotretan, aku mendengar suara-suara aneh yang terdengar dari ruangan ini." Ucap Jaehyun sambil mengusap-usap sofa yang didudukinya ini.
"Apa maksudmu hah?"
"Aku mendengar desahan mu dengan cukup jelas. Apakah kau dan Tuan Johnny bermain di sofa ini? Sofa ini sedikit lengket." Jaehyun tersenyum menggoda.
"Jaehyun ssi, tolong jaga ucapanmu. Kau sangat tidak sopan!!" Zeus membentak Jaehyun.
"Maafkan aku Tuan Kim. Selama pemotretan tadi, aku terus terngiang-ngiang oleh desahan itu. Awalnya aku pikir itu staff di perusahaan ini. Namun setelah mendengar suara mu selama pemotretan tadi, aku sangat yakin, bahwa kau lah orang yang mendesah. Dan suara berat yang ku dengar tadi juga, cocok dengan suara Tuan Johnny." Jaehyun terus tersenyum.
"Sebenarnya apa mau hah?" Kesabaran Zeus mulai diuji.
"Aku ingin tahu nama asli mu dan....."
"Dan ingin memeras ku?" Lirik Zeus curiga.
"Aniya. Untuk apa aku memeras mu?" Kini Jaehyun berjalan mendekati Zeus yang hanya memakai kemejanya yang tidak terkancing.
"Katakan, sebenarnya apa tujuanmu Tuan Jung Jaehyun ssi?" Zeus menatap Jaehyun sebal.
"Bagaimana jika kukatakan kalau aku menginginkan dirimu? Bagaimana jika aku ingin mendengar desahanmu secara langsung dan lebih dekat. Hanya mendengar desahanmu seperti tadi saja tubuhku terasa terbakar." Dengan berani Jaehyun membelai pipi halus Zeus.
Plak... Zeus menampik tangan nakal Jaehyun.
"Jangan bertindak yang tidak sopan! Aku ini senior mu. Aku bisa saja berteriak dan melaporkan mu ke polisi atas tindakan pelecehan seksual." Ancam Zeus.
"Benarkah? kau akan melaporkan ku? Ah sebenarnya tidak masalah kalau kau ingin melaporkan ku. Tetapi sebelum aku masuk penjara, aku akan menyebarkan suara desahan mu tadi. Aku yakin setiap penggemarmu di negeri ini pasti langsung tahu bahwa itu adalah suaramu, Tuan Zeus Kim." Jaehyun tersenyum mengejek.
"Kau mencoba untuk memerasku kan? Katakan berapa yang kau perlukan?" Zeus sedikit takut mendengar ancaman Jaehyun.
"Aigoo.. kan sudah ku bilang. Aku tidak ingin memeras mu. Aku hanya ingin, kau mendesah dibawah ku, itu saja. Dan aku pun tidak keberatan jika kau ingin memanggilku 'Daddy' seperti kau tadi memanggil Tuan Johnny."
"Kauuu....." Ingin rasanya Zeus melemparkan sesuatu pada wajah tampan Jaehyun yang sekarang sangat menyebalkan dimatanya.
"Jadi, apakah kau tertarik ataukah aku harus mengunggah rekaman suara mu di internet?"
"Kau tidak bisa mengancam ku. Aku ini bukan orang yang yang bisa kau ancam seenaknya." Zeus menaikkan dagunya tanda dia percaya diri. Dia yakin, Jaehyun tidak akan berani.
"Ck, kau masih menganggap perkataan ku hanya omong kosong eoh? Kalau kau tidak percaya, mari kita dengarkan mungkin kau bisa sedikit mengingat pergumulan mu tadi siang."
Jaehyun mengambil ponselnya dan memutar sebuah file rekaman suara.
.
.
.
"Daddyhh.. Come daddhh.. Fuck me harder!!"
"Oh baby J..."
"Daddyhh Daddyhh.. thrust me fast and harderhh.. Ohh daddyhh..."
"Oh yeah baby.. Your fucking hole eat me so tight!!"
"Ohh daddy.. I can't hold this anymore.. I'm coming Daddyhh..."
"Me too baby J...."
.
.
.
"Bagaimana? Apa anda sudah ingat? Apa kau masih meragukan suara mu sendiri?"
"Jung Jaehyun sialan!!" Zeus bergerak untuk mengambil ponsel milik Jaehyun, namun tangannya kalah cepat dari Jaehyun.
Buru-buru dimasukkannya kembali ponsel tersebut ke dalam kantong celananya.
"Walaupun kamu menghapusnya dari ponselku. Tetapi aku sudah menyimpannya di Cloud."
"Brengsek!!!" Zeus mengumpati Jaehyun.
"Ommo Ommo.. apa tidak salah dengar? Seorang Top Model sedang memakiku dengan kata-kata kasar seperti ini?" Wajah Jaehyun pura-pura terkejut.
"Satu jam. Aku hanya punya waktu break 1 jam." Ucap Zeus menyerah.
"Satu jam hanya untuk rekaman video yang akan menyelamatkan karir dan hidupmu? Bukankah itu terlalu murah?" Jaehyun menatap Jungwoo dengan wajah yang mengejek.
"Lalu apa maumu?" Tantang Jungwoo. Dia sudah tidak punya pilihan lagi.
"Asal kau tahu saja, aku tidak mudah keluar dan aku tidak akan puas jika hanya sekali bermain. Bagaimana kalau akhir pekan ini kita bertemu? Berikan nomor ponselmu, agar aku menghubungimu."
"No!"
"Geure.. Ucapkan selamat tinggal pada karirmu..."
"Arra arra...." dengan berat hati, Zeus memberikan ponselnya dan dengan cepat Jaehyun mengetikkan nomornya sendiri, sehingga dia bisa langsung menelpon ke nomornya melalui ponsel Zeus.
Ponsel Jaehyun bergetar dan Jaehyun menyimpan nomor Zeus.
"Ah jadi siapa namamu?"
"Haruskah?"
"Hm..."
"Jungwoo..."
"Ok, aku akan menyimpannya Baby Jung. Dan aku sudah menyimpan contact ku diponselmu dengan nama Daddy Jung." Jaehyun tersenyum sambil mengembalikan ponsel Zeus aka Jungwoo.
"Aishh..." lagi-lagi Jungwoo mengumpat.
"Sampai Jumpa, Baby Jung..." Jaehyun berjalan dengan santai keluar dari ruangan ini.
"Sial Sial Sial... kenapa bisa sampai ketahuan!!" Jungwoo melampiaskan kemarahannya dengan melemparkan barang-barangnya ke lantai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Akhir pekan yang dinantikan pun tiba, walaupun sebenarnya yang menantikan akhir pekan ini hanyalah Jung Jaehyun seorang.
Awalnya Jungwoo menyuruh Jaehyun untuk menunggunya di kamar hotel saja. Namun Jaehyun merasa tidak enak jika menunggu Jungwoo di kamar hotel jadi dia memutuskan untuk menunggunya di Lobby hotel saja.
"Ekhmm..." dengan pakaian serba hitam, mulai dari masker, kacamata hitam dan topi hitam. Akhirnya orang yang dinantikan Jaehyun pun tiba.
"Wow.. kau orang yang tepat waktu ya? Padahal aku yakin kalau jalanan pasti sedang macet-macetnya di akhir pekan seperti ini. Kau benar-benar profesional." Puji Jaehyun.
"Ck, Bisakah kita langsung ke intinya saja? Kau tidak perlu berbasa-basi seperti ini."
"Kau ternyata orang yang tidak sabaran. Apa kau ingin melakukan di Lobby Hotel saja? Ku rasa akan lebih menantang." Jaehyun menaik turunkan alisnya menggoda Jungwoo.
"Kau jangan gila!!"
"Oke oke... Ayo kita ke kamar."
Jaehyun berjalan terlebih dahulu memandu Jungwoo menuju ke arah Lift. Sesampainya didalam lift, Jaehyun memasukkan kartu kamarnya pada slot kartu dan setelah itu, ia menekan tombol lift lantai 14.
Dan ketika sudah keluar dari Lift, betapa terkejutnya Jungwoo, karena di lantai ini hanya ada satu pintu kamar saja.
"Kau yakin ini lantainya?" Tanya Jungwoo bingung.
"Tentu saja. Lihatlah di sini tertera 1402."
"Tapi ini...."
Tidak menjawab pertanyaan Jungwoo, Jaehyun langsung menarik lengan Jungwoo menuju satu-satunya pintu kamar yang ada di lantai ini. Jaehyun langsung menempelkan kartu pada panel pintu dan memasukkan beberapa pin, lalu terbuka lah pintu tersebut.
Dibukanya pintu itu selebar mungkin dan Jaehyun pun mempersilahkan Jungwoo untuk masuk.
"Silahkan masuk..." ucap Jaehyun ramah.
Tanpa ragu pun, Jungwoo memasuki kamar ini.
"Perabotan disini cukup lengkap untuk ukuran sebuah kamar hotel. Ya walaupun aku yakin, ini adalah President room." Jungwoo berjalan mengitari living room ini sambil berkomentar.
Dan lagi-lagi Jaehyun hanya diam tak menjawab.
"Kau menghabiskan uang mu hanya untuk menyewa kamar ini demi bercinta dengan ku?" Jungwoo kini menatap Jaehyun dengan angkuh. Dia cukup terkesan dengan effort Jaehyun sejauh ini.
"Hmm ya begitulah. Aku ingin membuatmu terkesan dan merasa nyaman. Top model seperti mu tidak mungkin mau di hotel yang biasa saja kan?" Jaehyun berjalan menghampiri Jungwoo dan memeluk pinggang ramping pria cantik ini.
"Ku akui, aku cukup terkesan. Aku penasaran, apakah permainanmu diranjang juga akan membuatku terkesan atau tidak..." Jungwoo mulai membuka kancing-kancing kemeja Jaehyun.
"Akan ku pastikan kau terus menjerit dan mendesah dan terus memohon untuk tidak berhenti." Ucap Jaehyun seduktif tepat dibibir merah Jungwoo.
"We'll see...." Jungwoo menyunggingkan senyuman nakalnya.
.
.
.
.
.
.
.
"Eummpph euumphh.. Eumphh..." bibir mereka menyatu, saling berbagi kenikmatan.
Dengan lincahnya tangan Jaehyun bergerak masuk ke dalam baju hitam Jungwoo dan meraba tubuh mulusnya. Tangan Jungwoo pun tidak tinggal diam, dibukanya kemeja yang masih melekat pada tubuh Jaehyun dan tangan Jungwoo terus turun kebagian perut six packs milik Jaehyun.
Diusapnya kotak-kotak sexy itu sehingga membuat Jaehyun melepaskan ciuman panas mereka.
"Lepaskan pakaianmu" perintah Jaehyun pada Jungwoo.
"Kau..." Jungwoo kesal karena Jaehyun seenaknya memerintahnya.
"Oh Come on Zeus. Aku dominan mu dan kau jadi anak yang manis dan penurut bukan? Atau kau mau kalau rekaman......."
"Ok ok... Berhenti mengancamku dengan rekaman suara sialan itu." Dengan kesal Jungwoo menuruti perintah Jaehyun.
Jaehyun tersenyum sambil duduk diatas ranjangnya untuk menantikan keindahan tubuh Jungwoo. Matanya tidak lepas dari Jungwoo yang sedang melepaskan t-shirtnya, setelahnya Jungwoo melepaskan celana jeans hitamnya dan menyisakan dalaman hitam ketatnya.
Mata Jaehyun menatap lapar tubuh setengah telanjang Jungwoo. Dia tidak salah menilai, Zeus Kim aka Kim Jungwoo sungguh luar biasa, tubuhnya indah, seperti wajahnya.
"Dalamanmu?" Tanya Jaehyun.
"Kau tidak ingin membukakannya untuk ku?" Ucap Jungwoo seduktif.
"Ani." Jawab Jaehyun dingin.
'Shit!' Umpat Jungwoo dalam hati sambil melepaskan satu-satunya kain yang masih melekat ditubuhnya.
"Come here baby J..." panggil Jaehyun sambil menepuk pahanya, agar Jungwoo duduk dipangkuannya.
Jungwoo pun tanpa ragu duduk di pangkuan Jaehyun dan membiarkan tangan Jaehyun meremas pantat mulusnya.
"Eunghh Jaehh..." Jungwoo menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jaehyun.
"Call me daddy, Baby J.." ucap Jaehyun sambil menyentuh penis Jungwoo dan tangan yang satunya masih meremas pantatnya.
Jaehyun sedikit menundukkan kepalanya untuk menjangkau nipple Jungwoo yang tegang dan memerah. Dihisapnya nipple tersebut dengan keras dan kuat.
"Shh ahh daddyhh..." Jungwoo hanya bisa mendesah dan melampiaskan kenikmatan yang Jaehyun berikan dengan meremas rambut Jaehyun.
"Slurpp.. sluurpp... sllurpp..." Jaehyun masih menghisap nipple Jungwoo secara bergantian sambil mengangkat tubuh Jungwoo menuju kaca besar di dalam kamar miliknya.
Jungwoo yang kaget dengan pergerakan Jaehyun, otomatis langsung memeluk leher Jaehyun dan melingkarkan kedua kakinya di pinggang Jaehyun.
Diturunkannya tubuh ringan Jungwoo dan Jaehyun mengambil remote untuk membuka lebar tirai kamarnya, sehingga menampilkan landscape indah Kota Seoul, Jaehyun lalu membalikkan tubuh telanjang Jungwoo agar menghadap kaca besar tersebut.

"Beautiful...." ucap Jungwoo ketika melihat pemandangan sore hari kota Seoul.
"You're more beautiful than that baby J..." bisik Jaehyun sambil menyentuh penis Jungwoo dan mulai mengocoknya.
"Ahh ahhh... Jaehh.." desah Jungwoo.
"......" Jaehyun menghentikan kocokkannya.
"W..wae?" Kepala Jungwoo menengok kebelakang.
"Call Me D-A-D-D-Y....!!" Jaehyun menekankan setiap hurufnya.
"Arraseo. Jaehyun daddy..." Jungwoo berbalik menghadap Jaehyun dan memasang wajah puppy yang manis.
'Bukankah dia Zeus Kim yang Dingin dan Cuek? Dan dia juga yang menolak ku mentah-mentah untuk bercinta, tapi ini... apa ini pribadinya yang sebenarnya?' Jaehyun berbicara dalam hati sambil menatap Jungwoo menyelidiki.
"Daddy... Jaehyun daddy..." Jungwoo memanggil Jaehyun yang hanya menatapnya dalam diam.
"......." Jaehyun masih diam mengamati.
"Jika kau hanya diam, lebih baik..." Jungwoo yang sudah mulai melembut, kembali dibuat kesal dengan sikap Jaehyun.
'Ck, dia memiliki kepribadian ganda.' Inner Jaehyun.
"Buka Celana ku." Jaehyun menyela ucapan Jungwoo.
"......" kini giliran Jungwoo yang diam.
"Baby J..." panggil Jaehyun dengan nada memerintah.
Akhirnya tangan Jungwoo mengusap milik Jaehyun yang sudah tegang dan membesar dibalik celana bahan yang Jaehyun pakai. Mata Jungwoo sedikit membulat ketika merasakan betapa besarnya ukuran penis Jaehyun dibalik sana.
"I want this." Ucap Jungwoo dengan wajah polosnya.
"Oh Shit Kim Jungwoo.... I won't stop even if you ask me to stop.."
"Hmm.. Do it for me... Fuck me Hard and Rough!" Ucap Jungwoo sambil membuka kaitan celana dan menurunkan resleting celana Jaehyun.
"Jangan menyalahkan ku kalau kau tidak bisa berjalan dengan benar sampai beberapa hari kedepan." Jaehyun sudah menggeram menahan rasa lapar ingin segera menikmati tubuh Jungwoo.
"Humm..." Jungwoo yang tidak sabar, langsung menurunkan celana bahan serta dalaman Jaehyun dalam sekali tarik.
Jaehyun sangat suka ketika Jungwoo sudah mulai menggodanya dan bersikap nakal seperti ini.
Jaehyun tersenyum dengan pekerjaan Jungwoo, lalu tanpa aba-aba, dia membalik tubuh Jungwoo agar menghadap kembali ke kaca jendela.
Jaehyun mengambil kondom dan lube di meja nakas dekat jendela.
"Tidak perlu pakai kondom. Aku tidak nyaman." Ucap Jungwoo ketika Jaehyun akan merobek sachet kondom.
"Hum? Tapi ini demi...."
"I'm clean and I believe that you are clean too..." Jungwoo selalu memastikan bahwa dirinya bersih dari penyakit kelamin apapun dan beberapa partner sexnya pun selalu Jungwoo pastikan bahwa mereka 'bersih'.
Jungwoo akan memanggil dokter pribadinya spesialis kulit & kelamin untuk mengecek para partner sexnya. Berlebihan? Memang, tapi ini demi kebaikan bersama. Dan termasuk Johnny yang memang paling sering menjadi partner sexnya.
Dan untuk Jaehyun, entah mengapa dia yakin bahwa Jaehyun pun orang yang bersih. Tanpa harus diperiksa. Feeling...
"Okay.. No Probs..." Jaehyun membuang bungkusan kondom itu sembarangan, lalu memberikan lube pada jarinya untuk dioleskan pada hole milik Jungwoo yang sudah berkedut.
"Shh dingin...." Jungwoo melebarkan kakinya dan sedikit menaikkan bongkahan pantanya agar memudahkan Jaehyun. Setelah dirasa cukup, akhirnya Jaehyun mulai menggesek-gesekkan kepala penisnya di hole Jungwoo.
"Aku masuk" tanpa mendengar jawaban Jungwoo, Jaehyun memasukan penis dalam sekali hentak setelah sebelumnya menggoda hole Jungwoo.
"Arghh~~~" Jungwoo meremas kaca yang ada dihadapannya.
"Sorry baby J...." ucap Jaehyun sambil mengecup bahu dan mengusap pinggang Jungwoo.
"It's okay.. Bergeraklah..." mendapat lampu hijau, Jaehyun pun langsung bergerak.
Awalnya, Jaehyun bergerak perlahan, karena takut menyakiti Jungwoo, namun lama-kelamaan dia menaikan temponya, hingga membuat tubuh Jungwoo tersentak dan beberapa kali kepala Jungwoo kaca jendelanya.
.
.
.
.
.
"Ohh dadyyhh.." Jaehyun hanya menampilkan smirknya ketika terus mendengar desahan sexy Jungwoo.
Namun tiba-tiba Jaehyun mencabut kejantanannya, yang membuat Jungwoo merengek.
"Kenapa dilepaaas~~" Jaehyun tidak menjawab, dia membimbing Jungwoo untuk tidur diatas ranjang dan kembali membuka kedua paha Jungwoo selebar mungkin.
"Chupp~~ kaki mu sudah bergetar dan mungkin akan melemas seperti jelly, jadi lebih baik kita bermain diatas ranjang saja." Terjawab sudah rengekkan Jungwoo tadi.
"Hmm... Arra...." entah kenapa, mendapat perhatian kecil seperti ini, Jungwoo merasa hatinya berdebar dan dia yakin bahwa sekarang pipinya pasti merona.
Jlebbb...
"Akhhh~~~" baru saja Jungwoo terpesona dengan perhatian kecil dari Jaehyun, holenya sudah kembali disodok kasar oleh namja ini. Ck, dasar semua pria sama saja, tidak bisa melihat lubang kosong.
"Eumphh... eumphckk...." sambil mencium kembali bibir Jungwoo, Penis Jaehyun pun sudah memulai menggenjot hole merah Jungwoo lagi.
"Ahh.. Akhh.. Daddyhh.." Jungwoo hanya bisa mendesah karena Jaehyun tepat mengenai G-spotnya di dalam sana.
"Disini hum?" Jaehyun kembali menumbuk G-spot Jungwoo terus menerus.
"Ohhh daddyhh.. Fuck meehh...!!" Jungwoo terus mendesah menikmati surga dunia yang sedang Jaehyun berikan padanya.
"Kau menyukainya baby?" Tanya Jaehyun seduktif sambil menjilati cuping telinga Jungwoo.
"Yeshh daddyhh, I like it..." Jungwoo mendekap tubuh Jaehyun erat menyalurkan rasa sakit dan nikmat yang dialaminya.
"Hole mu sangat ketat dan hangat baby..." Jaehyun mengecupi bahu mulus Jungwoo. Ingin sekali rasanya memberikan tanda disana, namun Jungwoo sudah memperingatinya untuk tidak membuat tanda apapun.
"Akhh.. Eungghhh akhhh... ahhh..." desah Jungwoo diiringi dengan suara erotis yang berasal dari penis Jaehyun yang saat ini keluar masuk dengan brutal ke dalam hole Jungwoo yang sudah mulai basah.
"......" Jaehyun sangat puas mendengar desahan Jungwoo yang tidak berhenti mengalun indah memenuhi ruangan ini.
"Akhh... daddyyhh.. aku sudah mau sampaiihh... ughh..." Jungwoo sudah berada diambang batasnya. Dari beberapa jam yang lalu, tempo genjotan Jaehyun selalu cepat, kasar dan stabil dan itu yang membuat Jungwoo sudah keluar beberapa kali.
"Together baby... waittt...." Jaehyun semakin liar dan brutal menggenjot hole Jungwoo. Tidak lupa, dia pun mengocok penis mungil Jungwoo.
"Ahh... akhh... ahhh..." Jungwoo menjerit nikmat sambil memejamkan kedua mata cantiknya. Melihat raut wajah Jungwoo seperti itu, libido Jaehyun semakin terbakar.
"Daddyhh jeball.. akhhh..." Jungwoo sudah mau mendekati klimaks nya. Dinding holenya semakin mengetat, mencengkram penis Jaehyun.
"Together baby J.... ahhh...." Jaehyun menyemprotkan spermanya dengan deras didalam sana.
"Daddyhh Jaehyunieeehhhh....." Jungwoo berteriak kencang, merasakan sensasi saat sperma Jaehyun memenuhi holenya. Dia merasakan perutnya kembung dan holenya terasa sangat penuh akan sperma Jaehyun.
Spermanya sendiri pun mengeluarkan tembakan beberapa kali sehingga menyemprot mengotori perut dan dada Jaehyun.
"Eungghh..." Deru nafas Jaehyun dan Jungwoo terdengar saling bersahutan, berusahan menormalkan pernafasannya pasca meraih klimaks.
Jaehyun memeluk Jungwoo dan mengubah posisi mereka, sehingga kini, Jungwoo berada diatas tubuh Jaehyun dengan bagian bawah mereka yang masih menyatu.
Didekapnya kepala Jungwoo sambil mengusap lembut rambut halus Jungwoo yang basah karena keringat.
"Mau kah kau menjadi kekasihku, Kim Jungwoo?" Ucap Jaehyun tiba-tiba.
"Huh? Love after Sex eoh?" Ejek Jungwoo.
"Tidak juga..."
"Hum? Lalu apa?" Tanya Jungwoo penasaran.
"Aku sudah menyukai mu sejak lama, maka dari itu aku melamar kerja di Perusahaan agensi mu. Dan tidak disangka ternyata aku lolos dan sangat beruntung bisa bertemu dengan mu." Jaehyun mengambil selimut dengan kakinya dan kemudian menyelimuti tubuh telanjang mereka.
"Jinjja? Ini bukan gombalan mu saja kan? Karena kau itu orang kesekian yang selalu mengajak ku untuk serius."
"Mwo? Jadi aku orang ke berapa eoh?"
"Hmmm... 10 mungkin..."
"Ne?" Jaehyun cukup kaget, memang sih, siapa yang tahan melihat keindahan seorang Zeus Kim. Tidak ada!!
"Jaehyun ssi, kau tahu akan... aku bukan orang yang suci, aku ini orang yang bebas. Beberapa kali aku tidur dengan beberapa rekan kerjaku." Jelas Jungwoo.
"Tapi apa kau mencintai mereka?"
"Aniya. Kami, Friend with Benefit, Just that..."
"Geure, tidak jadi masalah buat ku. Karena aku pun begitu. Jadi kita impaskan?"
"Ck, kau ini. Aku jadi tidak yakin bahwa kau benar-benar suka padaku."
"Aigoo, aku tulus mencintaimu. Kan sudah ku bilang, kalau aku sudah lama mengincarmu."
"Sejak kapan?"
"Hmmm, 3 tahun yang lalu mungkin?" Ucap Jaehyun sambil mengingat.
"Ne? Selama itu?"
"Hum... atau begini saja, kita jalani saja dulu hubungan ini selama 3 bulan, jika memang ternyata ini hanya obsesi atau cinta karena nafsu, kau bisa mengakhiri hubungan ini."
"Kau itu orang yang pesimis eoh? 3 tahun penantianmu, hanya dibayar dengan 3 bulan pacaran?"
"Aku hanya tidak mau memaksa."
"Tidak mau memaksa? Oh Jika kau lupa, Kau mengancamku dengan cara yang licik agar kau bisa meniduri ku." Jungwoo menatap Jaehyun dengan wajah kesal.
'Smirk...' Jaehyun hanya menampilkan smirk tampannya.
"Jadi bagaimana?" Tanya Jaehyun lagi.
"Hmm tidak masalah. Kita bisa menjadi sepasang kekasih selama 3 bulan ini. Namun, selama itu, tolong rahasiakan hubungan kita. Aku hanya malas dikejar atau dibuntuti oleh wartawan atau fans saat sedang bersama. Apalagi kau kan model pendatang baru. Kau pasti akan disorot publik."
"Baiklah, kalau begitu, aku mengundurkan diri saja jadi model di Perusahaan agensi mu." Ucap Jaehyun entang.
"Mwo? Ani ani. Lalu kau mau bekerja apa? Bukankah menjadi model adalah impianmu. Kau bilang saat sesi wawancara singkat waktu itu."
"Memang, impian ku menajdi model agar bisa bertemu dengan mu. Tetapi sekarang aku bahkan menjadi kekasih mu, jadi ku rasa tidak perlu lagi."
"Lalu kau mau kerja apa?"
"Hmm... kau bisa menghidupi ku kan selama 3 bulan itu? Aku tidak menuntut banyak, hanya penuhi saja kebutuhan biologis ku."
"Yaaa!! Kau pikir aku hanya pemuas nafsu mu saja eoh?!" Kesal Jungwoo.
"Hahaha.. aku bercanda sayang. Hanya beri aku makan dan tempat tinggal saja. Itu sudah cukup."
"Selama ini kau tinggal dimana?"
"Hmm... disini.."
"Dihotel ini? Dikamar ini?"
"Humm..."
"Sebelum kau tinggal disini kau darimana?"
"Ah sepertinya kau tidak melihat profile ku dengan baik eoh? Aku lahir di korea dan besar di Amerika. Lalu aku kembali ke korea untuk bertemu dengan mu."
"Kau bukan buronan polisi atau apa pun kan?"
"Ck, aniyo. Aku bersih. Kau bisa bertanya pada BIN kalau perlu."
"Arra arra. Nanti kemasi barang mu dan pindahlah ke apartmentku."
"Jadi kita sepasang kekasih?" Tanya Jaehyun antusias.
"Humm..."
"Jadi aku bisa meminta hadiah untuk merayakan hari jadi kita sebagai sepasang kekasih kan?"
"Ck, pervert...." umpat Jungwoo.
"Just for you baby J..."
Dan mulai lah mereka ke ronde selanjutnya.
.
.
.
.
.
.
.
"Aish sebenarnya kemana anak itu pergi eoh? Kenapa sekarang tidak bisa dihubungi."
"Kau sudah menelepon aboji?"
"Justru karena aboji yang menelepon dan menanyakan kapan Jaehyun ke Korea, jadi aku seperti ini sayang."
"Mungkin Jaehyun ke tempat Sehunie.."
"Ani. Aku sudah menelepon uri Sehunie. Namun dia bilang, Jaehyun tidak mengunjunginya, walaupun mereka sempat bertemu beberapa hari."
"Lalu dimana uri Jaehyunie, Changmin ah? Kemarin aku masih bisa menghubungi Jaehyunie." Jaejoong menggigit bibir bawahnya karena khawatir dengan putra tampannya yang menghilang entah kemana.
Sudah hampir seminggu putra bungsunya pergi ke Korea dengan alasan mau belajar mengelola Perusahaan harabojinya disana. Namun betapa terkejutnya Changmin, ketika ayahnya, Jung Yunho menelepon menanyakan kapan cucu kesayangannya itu akan berkunjung. Tidak mungkin bahwa Changmin bilang bahwa cucunya sudah ke Korea sejak seminggu lalu dan hari ini tidak bisa dihubungi.
Changmin pasti akan habis ditangan ayahnya, jika ayahnya tahu bahwa Jaehyun menghilang. Karena ayahnya itu lebih menyayangi cucu-cucu nya daripada anak kandungnya sendiri.
"Jika sampai nanti malam anak itu tidak bisa dihubungi, kita akan menyusul ke Korea." Ucap Changmin final.
"Jinjja?"
"Humm.. lagi pula sudah lama kita tidak pulang ke Korea kan? Sedangkan semua anak kita sedang berada di Korea."
"Hmm.. baiklah, aku akan menyiapkan barang-barang kita." Ucap Jaejoong senang, dia lupa bahwa anaknya sedang menghilang.
"Tidak perlu sayang, kita bisa membeli semuanya di Korea." Changmin menahan lengan Jaejoong yang terlalu bersemangat untuk berlari ke kamar untuk menyiapkan semuanya.
"Arraseo..." jawab Jaejoong patuh..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
THE END
Jangan lupa Comment, Vote dan Follow
Thank you
-XOXO-