FANFICTION
REGRET
CAST :
KIM JUNGWOO
JUNG JAEHYUN
KIM MINGYU
CHA EUNWOO
ROOWON
BOYSLOVE/DLDR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan disinilah mereka berempat, Mingyu, Jungwoo, Eunwoo dan Rowoon berada. Mereka memutuskan untuk menghabiskan libur 3 hari 2 malam mereka di Busan. Mereka menempati sebuah Suite Room yang dapat menampung mereka berempat.
Setelah mereka menjemput Roowon, mereka memarkirkan mobil mereka di Stasiun Kereta Seoul dan berlanjut menaiki KTX menuju Busan. Sebenarnya bisa saja mereka bertiga bergantian menyetir minus Jungwoo, namun setelah acara liburan singkat ini, mereka masih memiliki jadwal yang padat, sehingga mereka harus pintar-pintar menghemat energi.
Mungkin selama di Busan pun, mereka hanya akan memakai jasa Taxi untuk mengantar mereka. Atau mereka akan menyewa mobil hotel beserta dengan supir, agar lebih private.
.
.
.
.
"Hyungdeul, Terima kasih sudah mau mengajak ku liburan. Hehehe...." Jungwoo tersenyum senang.
Kini mereka duduk di atas ranjang King size yang akan menjadi tempat tidur Jungwoo dan Mingyu.
"Apa diantara kami bertiga, ada celah untuk kembali mengisi hati mu, Jungwoo ah?" Tanya Eunwoo.
"Hyung~~" Jungwoo merengek. Dia sungguh ingin menutup kisahnya dengan Jung Jaehyun. Hubungannya dengan Jaehyun hanya sebatas rekan kerja saja.
"Ck, Jangan membuat mood nya turun Eunwoo ah.." tegur Rowoon.
"Arra arra.. aku hanya bercanda."
"Lebih baik kita beristirahat sebentar, sebelum kita mencari kuliner malam di Busan." Saran Mingyu.
"Humm..." Jungwoo sudah membaringkan tubuhnya dengan Mingyu disampingnya.
"Baiklah..." Rowoon dan Eunwoo turun dari Ranjang dan berjalan menuju ruang tidur yang lain.
.
.
.
.
.
[Kenapa kau tiba-tiba pulang tanpa pamit pada kami?]
"Aku akan berlibur di rumah orangtua ku."
[Benarkah?]
"Tentu saja..."
[Sejak kapan rumah orangtua mu pindah ke Busan eoh?]
"Mwo? How do you know, John?" Tanya Jaehyun kaget.
[Ck, dasar bodoh. Tadi aku mendengar Manager hyung memesankan tiket pesawat tercepat menuju Busan atas namamu.]
"Oh Shit!" Umpat Jaehyun.
[How dare you, Jae!!] Johnny kesal karena Jaehyun mengumpatinya.
"Sorry John.. Ku tutup teleponnya, aku ingin istirahat."
[Ck, ingin istirahat atau menguntit Jungwoo?]
"Shut up, John! Bye!" Jaehyun yang kesal langsung mematikan sambungan teleponnya.
Ya Benar tebakan Johnny, Jaehyun menyusul ke Busan untuk memastikan bahwa Jungwoo baik-baik saja bersama para sahabatnya. Lalu darimana Jaehyun tahu kalau Jungwoo pergi ke Busan? Tentu saja, Jaehyun bertanya pada Managernya perihal perginya Jungwoo yang secara tiba-tiba tanpa member lain ketahui. Dan Jaehyun saat itu juga langsung meminta untuk Managernya memesankan pesawat dengan jam tercepat, agar dia bisa menyusul Jungwoo dengan alasan agar tidak ada gosip buruk yang beredar karena Jungwoo bersama member dari Boygrup lain.
Ck, bilang saja kau sedang cemburu, Jaehyun ssi!!
.
.
.
.
.
"Kau yakin akan memakan semua makanan ini eoh?" Tanya Rowoon.
"Tentu saja hyung.. Aku harus mengisi energi ku.. Hehe.."
"Arraseo, Jja makanlah..." Eunwoo menyuapi kaki Gurita pada Jungwoo.
"Aaa~~" dengan senang hati Jungwoo menerima suapan dari Eunwoo dan langsung mengunyahnya.
"Enak?"
"Eumm.." Jungwoo menganggukkan kepalanya senang.
"Aigoo... Si bodoh itu menyia-nyiakan makhluk manis seperti mu.." Mingyu menatap Jungwoo.
"Ck, jangan bahas dia hyung."
"Arra mian..." Kini giliran Mingyu yang menyuapi Jungwoo dengan daging kepiting.
"Aaa~~" Jungwoo merasa senang karena merasa dimanjakan oleh ketiga namja ini. Jungwoo bersyukur memiliki teman diluar para membernya yang peduli padanya.
Ketika mereka berempat sedang asik memakan makan malamnya, berjarak beberapa meter dari mereka ada Jung Jaehyun yang mengintai gerak gerik mereka.
'Sial Sial! Kenapa Jungwoo tersenyum seperti itu kepada mereka.' Jaehyun meremas gelas bir nya sambil menatap keakraban mereka berempat.
.
.
.
.
.
"Yaa! Kau akan sakit jika main air!" Rowoon berteriak melihat Jungwoo yang sedang bermain air dipinggir laut.
"Tidak akan hyung.."
"Besok pagi saja kita kesini lagi eoh..." Kini Eunwoo yang membujuk Jungwoo yang sebenarnya sudah setengah mabuk itu.
"Biarkan saja..." Mingyu duduk santai diatas pasir pantai sambil mengawasi Jungwoo.
"Ck, nanti kalau dia terkena flu bagaimana?" Eunwoo sudah akan menghampiri Jungwoo, namun tangannya di tahan oleh Mingyu.
"Jaehyun ada disini..." ucap Mingyu.
"Mwo? Dia ada disini..." Rowoon hampir saja membalikkan tubuhnya untuk mencari Jaehyun, namun di tahan oleh Mingyu.
"Jangan mencarinya hyung..." ucap Mingyu.
"Sejak kapan?" Tanya Eunwoo.
"Sejak kita keluar dari hotel. Dia mengikuti kita hingga kesini." Ucap Mingyu santai sambil meminum kembali birnya.
"Dia pasti cemburu pada uri Jungwoo. Tapi dia terlalu bodoh untuk mengakuinya." Ucap Eunwoo kesal.
"Humm.. Benar, dia bodoh.." Rowoon menambahkan.
"Aku rasa, ada yang ingin dia bicarakan dengan Jungwoo." Ucap Mingyu.
"Ck, dasar pengecut. Jika tidak ingat bahwa dia adalah sahabat kita, mungkin dia sudah ku hajar." Ucap Rowoon kesal.
Byurr.... Seketika mereka bertiga melihat ke arah Jungwoo ketika mendengar suara benturan dengan air.
Jungwoo jatuh terduduk sambil menunduk di pinggir pantai. Celananya sudah basah terkena air ombak.
"Yaa Kim Jungwoo...." Rowoon langsung berlari menghampiri Jungwoo.
"Aish anak itu..." Mingyu dan Eunwoo ikut berlari menghampiri Jungwoo.
"Kenapa malah basah-basahan eoh?" Rowoon berjongkok disamping Jungwoo dan membantunya untuk berdiri.
"Hehehe... Hehehe..." Jungwoo hanya terkekeh namun mata bulatnya mengeluarkan air mata.
"Wae? Wae?" Mingyu melihat keadaan Jungwoo.
"Kenapa menangis?" Eunwoo mengusap air mata Jungwoo.
"Aniya. Gwaenchana..." Jungwoo masih tersenyum.
"Ayo kita kembali ke hotel. Naik ke punggung hyung.." Mingyu sudah berjongkok di depan Jungwoo.
"Aniya hyung... Aku berat.. Dan ke hotel masih jauh.." tolak Jungwoo.
"Kau naik saja. Nanti kami bertiga yang akan bergantian menggendong mu." Ucap Eunwoo.
"Aniya hyung. Nanti kalian akan basah juga." Jungwoo merasa tidak enak.
"Sudah naik saja." Rowoon memberikan Jaketnya pada Jungwoo dan membantu Jungwoo untuk naik ke punggung Mingyu.
"Hyung...."
"Kajja..." Mingyu menopang pantat Jungwoo dan berhati-hati saat akan bangkit berdiri.
"Gomawo hyungdeul..." Jungwoo memeluk leher Mingyu.
Eunwoo berjalan disamping Mingyu, sedangkan Rowoon berjalan dibelakang Mingyu untuk berjaga-jaga.
"Hehehe.. Kalian yang terbaik!!" Ucap Jungwoo senang.
"Lebih baik kau tidur saja." Jawab Eunwoo sambil mengusap punggung Jungwoo.
"Hmm.." Jungwoo meletakkan kepalanya di bahu Mingyu.
"Bilang pada ku, jika kau ingin bergantian menggendong Jungwoo." Ucap Rowoon pada Mingyu.
"Ck, aku masih kuat." Jawab Mingyu.
"Gyu ah, apakah masih ada?" Tanya Eunwoo.
"Humm..." Gumam Mingyu.
.
.
.
.
"What the hell? Apa yang mereka lakukan? Kenapa Jungwoo mau saja digendong seperti itu?" Marah Jaehyun sambil menendang tong sampah sebagai pelampiasan amarahnya.
"Beraninya mereka menyentuh milik ku?! Sialan!!" Dengan masih menggerutu, Jaehyun mengikuti ketiga namja yang membawa Jungwoo nya.
.
.
.
.
.
.
"Mianhe Rowoon hyung. Punggung mu pasti sakit semua kan karen menggendong ku?"
"Aniya. Eunwoo sudah menempelkan beberapa plester pereda nyeri. Kau tenang saja."
"Mianhe hyungdeul. Aku malah menyusahkan kalian lagi."
"Sudah lebih baik kita lanjutkan sarapan, kemudian kita mulai berwisata."
"Call!" Jawab Jungwoo senang.
Ketika mereka sedang melanjutkan sarapan, tiba-tiba ada seseorang yang mengintrupsi kegiatan mereka.
"Ekhmm.. Boleh aku bergabung disini?"
Keempat namja ini langsung melihat si sumber suara.
"Jung Jaehyun?" Roowon kaget ketika melihat Jaehyun ada di Hotel ini.
"Jaehyun ah.." Eunwoo pun tidak kalah kaget saat melihat Jaehyun datang ke meja mereka.
"Ck, kenapa kau ada disini, Jung?" Mingyu berdecak sebal ketika melihat wajah tanpa dosa milik Jaehyun.
"......." sedangkan Jungwoo hanya diam, tidak ingin menyapa Jaehyun. Dia hanya melihat Jaehyun, kemudian kembali melanjutkan makannya.
"Kau tidak ingin menyapa ku, Jungwoo ah?" Mata Jaehyun terfokus melihat Jungwoo yang mengacuhkan dirinya.
"Annyeong Jaehyun hyung." Jungwoo menyapa ala kadarnya.
Jaehyun menarik kursi dari meja lain, karena meja ini hanya berkapasitas 4 orang. Dan Jaehyun langsung menempatkan diri diantara Eunwoo dan Jungwoo.
"Jung Jaehyun.. Meja ini sudah penuh berisikan 4 orang.." Mingyu kesal melihat tingkah laku Jaehyun.
"Setidaknya kau bisa bilang permisi pada ku kan? Jangan langsung menggeser kursi ku." Eunwoo protes atas perbuatan Jaehyun yang menyebalkan ini.
"Kalian berdua itu cerewet sekali. Rowoon hyung dan Jungwoo saja tidak protes."
"Aku bukannya tidak protes, tetapi malas beradu argumen dengan mu." Ucap Rowoon.
"Aku lupa mengambil susu." Jungwoo sudah akan berdiri, namun tangannya di tahan oleh Mingyu.
"Biar aku saja. Apa lagi yang kau butuhkan?"
"Ani, itu saja.." Jawab Jungwoo.
"Baiklah. Tunggu sebentar."
"Gomawo, Gyu hyung..."
Mingyu hanya tersenyum membalas Jungwoo.
"Hyung akan mengambilkan Bubur Abalon untuk mu. Kau tidak akan kenyang jika hanya makan roti seperti itu." Rowoon sudah berdiri untuk mengambil Bubur abalon untuk Jungwoo.
"Hehe.. Gomawo hyung."
"Aku akan mengambil omelette, kau mau Jungwoo ah?" Tanya Eunwoo.
"Boleh hyung, aku ingin omelette dan baconnya."
"Arraseo." Eunwoo pun sudah berdiri meninggalkan meja makan yang hanya menyisakan Jungwoo dan Jaehyun.
"Haruskah aku mengambilkan sesuatu untuk mu juga seperti mereka? Kau ingin apa? Buah, Dessert, Orange Juice?" Tanya Jaehyun.
"Dwaeso...." Jawab Jungwoo cuek.
"Kau sangat menikmati dimanja oleh mereka eoh?" Tanya Jaehyun sinis.
"Tentu..." Jawab Jungwoo sengaja untuk memancing emosi Jaehyun.
"Kenapa kau tidak bilang jika kau pergi ke Busan bersama mereka?" Tanya Jaehyun lagi.
"Aku sudah meminta izin pada Manager hyung. Lalu kenapa hyung ada disini?"
Skakmat! Jaehyun belum mempersiapkan jawaban kenapa dia ada disini.
"Memangnya aku tidak boleh berlibur disini?" Jawab Jaehyun dengan pertanyaa lain.
"Ya boleh saja. Terserah hyung."
"Jungwoo..."
"Hmm?"
"Sehabis sarapan ini, aku ingin berbicara."
"Bicara saja sekarang." Ucap Jungwoo.
"Ani."
"Yasudah."
"Yasudah apa?" Tanya Jaehyun bingung.
"Yasudah kita bicara setelah sarapan. Tapi jangan lama-lama. Nanti mereka terlalu lama menunggu ku." Ucap Jungwoo lagi tanpa memandang Jaehyun.
"Kenapa kau jadi dingin seperti ini padaku?"
"Hanya perasaan mu saja hyung."
"Ani. Kau begitu manja dan ramah pada ketiga orang itu. Dan padaku, menatap ku saja, kau enggan.."
"Ck, itu hanya perasaan mu saja hyung..." kini Jungwoo berbicara sambil menatap Jaehyun.
"Kau....." ketika Jaehyun akan berbicara tiba-tiba ketiga namja itu kembali.
"Jungwoo ah, mianhe kami terlalu lama." Rowoon memberikan mangkuk buburnya.
"Aniya.. kalian hanya pergi kurang dari 10 menit."
"Ck, karena ini akhir pekan, jadi hotel ini pun ramai." Minggu meletakkan gelas susu dengan beberapa cookies dihadapan Jungwoo.
"Jja makanlah..." Eunwoo memberikan piring berisi Omelette lengkap dengan bacon dan baked pottato pesanan Jungwoo.
"Whoaa... Gomawo hyungdeul..." Jungwoo begitu senang karena banyak makanan.
"Ne... Selamat makan.." Jungwoo memulai dengan meminum susunya.
"Kau hanya minum kopi saja?" Tanya Mingyu yang melihat Jaehyun.
"Hmm..." ucap Jaehyun seadanya.
"Hyung, setelah sarapan pagi. Kalian kembali ke kamar dulu ya. Jaehyun hyung ingin berbicara sebentar dengan ku." Ucap Jungwoo sambil memakan buburnya.
"Jangam berbicara saat mulut mu penuh..." tegur Rowoon sambil mengusap bibir Jungwoo.
'Ck! Apa-apaan si tiang ini.' Gerutu Jaehyun.
"Hehehe..." Jungwoo hanya terkekeh.
"Kami akan tetap disini." Ucap Mingyu menanggapi.
"Yak Kim hitam! Aku hanya ingin bicara berdua dengan Jungwoo."
"Kami takut kau menculik Jungwoo. Kami akan mengawasi kalian berdua." Ucap Eunwoo menambahkan.
"Mwo? Mana mungkin aku menculik member ku sendiri."
"Sekarang Jungwoo tanggung jawab kami. Kami yang meminta izin pada Manager dan agensi kalian untuk berlibur dengan kami. Jika Jungwoo kenapa-kenapa, kami juga yang harus bertanggung jawab. Kami akan pindah meja di dekat kaca sana, agar kami tetap bisa mengawasi kalian." Ucap Rowoon bijak.
"Ck, kalian itu terlalu khawatir. Aku hanya berbicara dengan Jungwoo.."
"Ikuti saja peraturan dari kami atau kau berbicara saja sekarang dihadapan kami." Eunwoo ikut menambahkan.
"Aish.. Arra.." Jaehyun menyerah. Sebenarnya Jaehyun ingin sekalian mengajak Jungwoo berkeliling Busan dengan alasan ingin berbicara berdua. Namun sepertinya akan gagal karena ketiga temannya ini.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa kau jadi menghindari ku seperti ini?"
"Aniya hyung. Itu hanya perasaan mu saja."
"Ya. Kau menghindari ku Kim Jungwoo. Sejak kita putus, kau menghindari ku."
"Aku tidak menghindari mu. Aku hanya sedang menata hati ku kembali." Jawab Jungwoo jujur.
"Aku sungguh tidak suka dengan keadaan seperti ini. Aku ingin kita seperti dulu. Kau yang selalu bermanja dan selalu mengandalkan ku. Aku ingin Jungwoo ku yang dulu kembali."
"Aku sedang berusaha untuk menjadi Jungwoo yang seperti dulu tanpa melibatkan perasaan."
"Jungwoo ah... Jika kau mau, kita bisa kembali berpacaran. Jujur saja, beberapa bulan sejak kita berpisah dan kau yang menjaga jarak. Hyung merasakan ada yang hilang dari hidup hyung." Jaehyun menatap Jungwoo.
"Apa hyung menyukai... Ani, mencintaiku?" Tanya Jungwoo.
"Aniya. Jika kembali berpacaran membuat mu terikat, kita bisa kembali dekat tanpa memiliki status apa-apa. Yang terpenting kita kembali dekat lagi seperti dulu."
"......."
"Kau boleh bermain atau hangout dengan teman-teman mu. Tapi tidak dengan mereka." Mata Jaehyun menatap ketiga sahabatnya yang duduk beberapa meter di belakang mereka.
"......." Jungwoo menatap Jaehyun tak percaya.
"Arra arra.. Kau boleh hangout tapi atas seizinku atau jika perlu, aku pun akan ikut menemanimu." Lanjut Jaehyun.
"Seperti itu hubungan tanpa status yang hyung tawarkan?"
"Nee.. Terserah mau bagaimana kau menyebutnya, yang penting kita kembali dekat. Tidur sekamar, menonton, makan dan hangout bersama. Hyung merindukan Jungwoo yang manis dan manja."
"Bagaimana jika salah satu diantara kita menemukan cinta sejatinya? Apa kita akan saling meninggalkan?"
"Tentu. Selama kita belum menemukan cinta sejati kita, kita berdua bisa tetap dekat seperti dulu. Kau jangan khawatir."
"Jika hyung sudah menemukan cinta sejatimu, lalu aku ingin kita tetap dekat bagaimana?" Tanya Jungwoo serius.
"Hmm.. akan hyung pikirkan lagi. Biar bagaimana pun, hyung harus mementingkan kekasih hyung kan?"
"Lalu bagaimana jika aku yang duluan menemukan cinta sejatiku?"
"Hyung akan mencari tahu, apakah orang itu benar-benar tulus mencintai mu atau tidak. Dan selama orang tersebut masih mencurigakan, kau akan tetap terus dalam pengawasan hyung. Kalau perlu, ketika kalian berkencan, hyung akan ikut." Jawab Jaehyun makin tidak masuk akal.
"Geure...."
"Jadi?"
"Aku tidak tertarik dengan tawaran mu hyung. Baik itu berpacaran kembali atau hanya sekedar teman dekat tanpa status."
"Mwo?"
"Batas kita hanya sebagai rekan kerja dan teman satu dorm saja. Selebihnya, aku tidak mau. Aku akan memperlakukan mu seperti member yang lain. Dulu memang aku memperlakukan mu istimewa karena aku begitu menyukai mu, namun kita. Aku akan bersikap biasa saja." Ucap Jungwoo tegas.
"Kau tidak bisa seenaknya seperti ini Jungwoo. Kau masih sakit hari karena ucapan ku dulu?"
"Ani.. Pokoknya berhenti bertingkah seperti ini hyung."
"Tidak bisa. Aku sudah terbiasa hidup dengan mu. Aku sudah nyaman bersama mu, Jungwoo ah..." Jaehyun menggenggam tangan Jungwoo.
"Hyung... Biarkan aku menegaskan ini kembali. Kau tidak mencintaiku, tetapi kau ingin aku tetap bertahan disisimu, bukankah itu sangat egois?"
"Bukankah kita sama. Kau pun tidak mencintai ku, Kim Jungwoo." Jaehyun menatap Jungwoo.
"Ya, beruntungnya aku tidak sampai mencintai mu. Untung saja, aku hanya ditahap menyukaimu. Jika aku sampai mencintaimu, pasti aku sudah bunuh diri melompat ke Sungai Han karena frustasi karena perkataanmu." Ucap Jungwoo sinis. Dia pun sungguh kesal dengan perkataan Jaehyun.
"Jungwoo ah..." mendengar perkataan Jungwoo seperti itu hati Jaehyun tercubit.
"Jangan pernah membahas hal ini lagi jika kau pun tidak yakin dan tidak bisa tegas dalam bersikap. Aku juga punya hati hyung. Aku pun bisa jatuh cinta pada mu, jika kau bersikap seperti dulu. Tapi setelah mengetahui betapa tidak punya hatinya dirimu, aku pun buru-buru untuk menyelesaikannya agar tidak berlarut-larut."
"Jungwoo ah.... Perkataan mu sungguh kejam."
"Hyung, sadarlah.. Disini yang kejam itu dirimu. Kau egois dan kekanakan." Jungwoo sudah sangat kesal. Berbicara dengan Jaehyun yang egois dan keras kepala, sangat menguras emosinya.
"Kim Jungwoo!" Bentak Jaehyun karena tidak terima dengan tuduhan Jungwoo.
"Hubungan percintaan kita sudah berakhir, kini hubungan kita hanya sebatas rekan kerja. Mari kita sama-sama belajar untuk berdamai dengan keadaan. Mungkin beberapa bulan kemarin aku masih canggung untuk kembali dekat dengan hyung, tapi mulai sekarang. Aku akan bersikap biasa saja. Aku juga tidak akan menghindari hyung lagi. Tapi aku mohon, jangan pernah lagi membahas tentang hubungan masa lalu kita, karena itu sudah berakhir."
"Jungwoo... Hyung tidak bisa jika tidak memelukmu dan dekat denganmu. Bukankah kita sudah saling terbiasa beberapa tahun ini?" Jaehyun melunak. Perasaannya campur aduk ketika Jungwoo ingin mereka bersikap biasa saja.
"Aku akan memelukmu dan berdekatan dengan mu seperti dulu. Tapi satu pesanku yang tadi, jangan melibatkan perasaan lagi. Karena aku sedang berusaha untuk move on."
"Mana bisa begitu... Hyung masih menyukaimu Jungwoo ah.."
"Suka dan nyaman saja tidak cukup untuk menjalin sebuah hubungan, Hyung. Jangan pernah memulai, jika nyatanya kau tidak mampu menjalaninya. Aku permisi hyung, hyungdeul sudah menunggu." Jungwoo bangkit dari duduknya.
"Jungwoo ah..." Jaehyun menahan tangan Jungwoo.
"Sampai Jumpa di Dorm, Jaehyun hyung.." Dengan sopan, Jungwoo melepaskan genggaman tangan Jaehyun dan berjalan menghampiri hyungdeulnya yang lain yang sudah menunggunya sejak setengah jam yang lalu.
"Sudah?" Tanya Rowoon.
"Hmm..."
"Berjalan alot huh?" Tanya Eunwoo.
"Begitulah..."
"Ck, masih saja tidak mau mengakui bahwa dia juga mencintaimu." Komentar Mingyu.
"Kali ini aku tidak akan mengalah. Jika dia mencintaiku, dia akan tetap memperjuangkanku. Maka dari itu aku sengaja membuatnya sulit. Aku tidak mau ditindas dan diremehkan lagi. Memang dia pikir hati ku terbuat dari apa." Jungwoo menyampaikan kekesalannya karena Jaehyun.
"Hmm biarkan saja. Manusia tidak peka dan egois seperti dia memang harus diberi pelajaran." Mingyu pun kesal dengan sahabat bodohnya yang bernama Jung Jaehyun itu.
"Betul hyung. Maka dari itu, aku setuju dengan ide kalian."
"Sudah, ayo kita berlibur. Terserah uri Jungwoo mau pergi kemana." Ucap Rowoon.
"Kajja.. aku ingin kuliner makanan saja. Jadi siapkan dompet dan perut kalian eoh..." ucap Jungwoo senang.
Sudah lama dia tidak memanjakan dirinya sendiri, baik itu kuliner atau hanya me time. Selama ini dunianya terlalu terpusat pada pria bernama Jung Jaehyun itu, jadi biarkan Jungwoo untuk egois kali ini, tanpa memperdulikan orang lain.
Sedangkan seorang pria yang masih duduk dimeja sana, memandang Jungwoo dan para sahabatnya dengan pandangan menyesal. Dia menyesal telah menyia-nyiakan dan menyakiti Jungwoo dengan sifat kekanakannya. Benar kata Johnny, sepertinya Jaehyun mulai mencintai Jungwoo..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
THE END
Jangan lupa Comment, Vote dan Follow
Thank you