Bab 4

889 134 9
                                    

"P'Mew, aku membeli tiket nonton untuk kita berdua. Ayo kita nonton film bersama."

"P'Mew, aku membuatkan makan siang untukmu. Semoga kau suka."

"P'Mew, bagaimana kalau kita makan malam bersama? Na? Na? Na?"

"P'Mew, aku ingin makan es krim. Kita makan es krim bersama yuk?"

"P'Mew..."

"P'Mew..."

Aku sudah tidak mampu lagi menghitung berapa hari yang telah kulewatkan tanpa mencoba untuk selalu menarik perhatian P'Mew. Seminggu. Sebulan. Aku tak tahu. Segala cara telah kulakukan. Setiap metode aku gunakan demi membuatnya berpaling padaku.

Tentu tidak mudah. Ia masih baik padaku. Masih tersenyum padaku. Tapi merebut hatinya sungguh bagai pungguk merindukan bulan. Sedikit pun pintu menuju hatinya tak pernah terbuka. Ia selalu menutupnya rapat-rapat. Aku tidak tahu pernahkan dia luluh dengan setiap upayaku membuatnya menyukaiku.

Walau aku tahu tatapannya padaku selama ini masih belum berubah, tapi aku tidak mau menyerah, toh selama ini pula P'Mew selalu menyambutku dengan baik. Ia tidak pernah menolak setiap ajakanku. Ia selalu menerima setiap ide apapun dariku tanpa pernah protes. Bukankah itu pertanda baik? Aku punya harapan 'kan?

"P'Mew, aku membeli tiket Big Mountain Music Festival. Maukah kau datang bersamaku? Aku juga sudah reservasi hotel dan membeli dua tiket pesawat ke Phetchaburi." Aku berkata padanya saat kami selesai makan siang di ruangan kantornya. Aku selalu membawakannya bekal makan siang dan aku senang ia tidak pernah sekalipun menolaknya. Karena sering mengunjunginya, sekertarisnya selalu mengijinkanku masuk saat jam istirahat.

"Kapan?" Tanyanya sambil mengunyah ayam katsu buatanku.

"Tanggal 11 nanti. Hari Sabtu dan Minggu. Hmm? Mau yah?"

Ia mengangguk. "Baiklah."

Senyumku lantas mengembang lebar. "Yeay! Terima kasih, P'Mew."

~...~

Big Mountain Music Festival adalah salah satu festival musik terbesar di Thailand yang diadakan setiap tahun di Phetchaburi. Acara ini diisi oleh ratusan musisi dalam dan luar negeri serta dihadiri oleh penonton dari berbagai penjuru negeri bahkan juga dari luar negeri.

Sore itu ketika matahari mulai tergelincir di sisi barat, pengunjung festival makin ramai dan berjubel. Arena konser ini terbagi dalam beberapa area. Aku memutuskan untuk melihat band favoritku terlebih dahulu.

Aku menarik lengan P'Mew untuk mendekat ke arah panggung. Bersama dengan penonton lainnya, aku ikut bernyanyi mengikuti nyanyian sang vokalis di atas panggung sana. Sementara P'Mew hanya berdiri menonton dengan seksama.

Kemudian setelah itu, aku dan P'Mew menyempatkan untuk mengisi perut terlebih dahulu di stand-stand makanan yang sudah tersedia.

"P'Mew, apa kau punya penyanyi favorit atau band favorit?"

"Penyanyi favoritku sepertinya tidak manggung di sini."

"Siapa?"

"Stamp."

"Ahhh... apa P'Mew suka dengan acaranya?"

"Aku suka. Terima kasih sudah mengajakku ke sini, Gulf. Aku tidak pernah sempat mengunjungi acara-acara seperti ini sebelumnya."

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang