Tiga

21.9K 773 15
                                    

.

.

Yeyy... aku updateee.... taburan bintangnya yookkkk...

Ready ebook versi lengkapnya di karyakarsa kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ready ebook versi lengkapnya di karyakarsa kak.. Yuh cus order bagi yg penasaran baca :)

####

Namiya tersenyum ceria di depan cermin kamarnya yang seukuran sama dengan tinggi badannya. Gigi putih ratanya yang cenderung kecil berbaris indah membuat tingkat kecantikannya naik dua ratus persen saat menyunggingkan senyum. Kalau orang Jawa menjuluki gigi seperti itu "miji timun". Waktu kecil Neneknya sering "ngudang" Namiya seperti ini, "Nduk Nam sing ayu dewe ngunu no.. untune miji timun ngunu no... mbesuk gedhe dadi dokter gigi ngunu no..."dalam bahasa Indonesianya perkataan tersebut biasa diungkapkan saat menimang bayi atau cucu ataupun anak kesayangan agar berhenti rewel. Bisa juga mengungkapkannya saat pertama kali bertemu dengan bayi atau cucu ataupun anak kesayangan. Mengingat sekilas Neneknya yang telah tiada raut muka Namiya berubah agak muram. Jujur ia sangat merindukan sosok Neneknya itu. Sayang sekali makam Neneknya terletak di Semarang jauh dari tempat tinggalnya. Hal itu membuatnya hanya setahun sekali menyempatkan diri nyekar ke makam Neneknya.

Manik mata Namiya melirik layar ponselnya kala ponsel buatan China miliknya menyala. Ternyata satu pesan WA dari Mas Yoga gebetannya. Ya. Namiya sudah bulat untuk membuka hati. Rencananya ia akan mencobanya dengan Mas Yoga atasannya. Selama satu bulan saling bertukar pesan ia rasa bahwa Mas Yoga adalah sosok pria dewasa yang supel,menyenangkan,dan pengertian. Dirinya menuliskan pesan balasan "Oke tunggu" pada Mas Yoga.

Kali ini mereka sengaja untuk "ngedate" menonton bioskop di salah satu Mall terkenal di Yogyakarta.Namiya melangkah keluar kamar dengan baju bergaya kasual layaknya anak muda kuliahan. Celana "skinny" jeans denim, atasan tank top hitam, jaket denim berwarna senada dengan celananya yang agak "girly". Tak lupa slingbag "D*nini" berwarna hitam andalannya yang ia beli tahun lalu dengan harga diskon. Pertama "ngedate" ia tak ingin menampilkan kesan yang begitu wow karena ia belum terlalu mengenal bagaimana Mas Yoga. Untuk itu ia bergaya seperti hari-hari biasanya.

Motor matic merah milik Namiya berhenti di parkiran Mall yang sudah penuh. Untung saja ia mendapat satu tempat untuk memarkir motor kesayangannya. "Akhirnya.." ucap Namiya disertai dengan hembusan nafas lega. Gadis itu masuk ke dalam Mall yang begitu ramai. Tibalah Namiya di lantai teratas gedung Mall yang hanya terdapat bagian Bioskop dan puluhan restoran. Tanpa pikir panjang ia langsung masuk ke dalam untuk bertemu dengan Mas Yoga sekaligus nonton Film "action" pilihan Mas Yoga.

Namiya mendengus pelan kala tak menemukan sosok gebetannya di mana pun. Ia sudah mengitari tiap sudut bioskop namun tak menemukan Mas Yoga. Tak hanya itu ia juga sudah mencoba mengirimkan pesan pada pria itu namun tak satupun dibalas. Padahal mereka sudah sepakat untuk bertemu di depan kios snack. Mengapa aneh tiba-tiba tak muncul batang hidungnya? Apakah Mas Yoga mempermainkannya? Kepala Namiya mendadak pening. Belum pernah ia merasa dipermainkan seperti ini.

Tanpa Namiya sadari orang-orang di sekitarnya terlihat mencemooh dirinya yang bagaikan anak ayam yang lepas dari induknya. Mereka berbisik-bisik acuh tak acuh. Ada juga yang diam-diam memotret dirinya tanpa izin lalu memposting dalam snapgram pribadi mereka. Lambat laun Namiya merasa jika suasana disana tak nyaman dan ia rasa Mas Yoga memang tak akan muncul di hadapannya. Itu artinya kencan pertama mereka gagal.

Namiya berjalan sangat pelan menuju pintu keluar. Ia mau tak mau harus keluar dari tempat ini karena tak mungkin ia akan menonton seorang diri di dalam bioskop. Ia harus berbaik sangka mungkin saja Mas Yoga terlambat. Namun disisi lain perasaan buruknya mengatakan bahwa ia dikerjai Mas Yoga. Awas aja nanti kalau ketemu! Bakal tak cuekin pokoknya! Huh madesu ngene!makinya dalam logat Jawa.

Tiba-tiba sebuah tangan besar menyodorkan dua tiket Film yang akan ia tonton bersama Mas Yoga. Matanya berbinar kala melihat dua tiket yang terpampang nyata di depan matanya. "Mas Yoga datang juga... Aku udah nunggu dari tadi.." kata Namiya sarat protes terhadap pria bertopi yang menjulang tinggi didepannya. Ia yakin bahwa pria bertopi itu adalah Mas Yoga karena perawakan mereka sama. Tanpa pikir panjang Namiya menggandeng tangan pria itu masuk kedalam bioskop.

Mereka berdua duduk berdampingan dibangku paling atas. Saat film dimulai, pandangan Namiya fokus ke depan menonton tiap adegan. Saking seriusnya ia bahkan sampai lupa bahwa ada gebetan di sampingnya. Sementara pria di sampingnya senantiasa diam seribu bahasa bergeming tak melakukan gerakan atau aktifitas apapun. Hingga ada satu adegan romantis di film tersebut Namiya merona. Pipinya bersemu merah karena dalam adegan itu dua pemain saling berciuman begitu intens saat berhasil melawan musuh.

Jemari tangan kanan Namiya mengepal menahan perasaan aneh yang menimpa tubuhnya. Tiba-tiba saja pusat dirinya bergetar ringan. Setiap ia menonton film yang berbau adegan vulgar itu yang selalu terjadi.

"Hahh... romantis banget.." gumamnya sangat lirih. Kepalan tangannya semakin mengepal merasakan sensasi yang ia dapat. "Iya kan Mas? Duh romantis banget mereka..." tanya Namiya berbasa-basi karena sedari tadi Mas Yoga hanya diam. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Namiya menoleh untuk menatap sang empunya.

Saat manik mereka berhadapan Namiya terkejut lantaran sosok yang ia lihat adalah sosok orang lain yang begitu ia hindari. Sosok itupun tersenyum tipis pada Namiya lalu tanpa aba-aba dengan sigapnya pria itu membungkam mulut Namiya yang setengah terbuka. Lidah pria itu menerobos masuk mengabsen gigi indah Namiya. Pria itu menyesap singkat lidah manis Namiya yang begitu memabukkan. Namiya memberontak kedua tangannya mencoba memukul-mukul badan kekar yang dengan lancang menciumnya itu. Namun bukan hasil yang ia dapat melainkan ciuman yang ganas dari bibir pria itu. Tak puas menyesap dan menerobos masuk, bibir pria itu memagut bibir merah Namiya liar. Tangan pria itu juga kurang ajar meremas bokongnya yang sensitif. Sial! Hanya karena ciuman liar seperti ini membuat dirinya basah di bawah sana.

Namiya kehabisan nafas, gadis itu mencoba melepaskan diri dengan mencubit perut rata pria di depannya. "Au.." teriak kecil pria itu. Ciuman mereka pun terlepas. Namiya melotot kala ia dengan jelas menatap wajah pria yang begitu ia mati-matian lupakan. Bukannya berhenti namun pria itu justru hendak membungkam kembali bibir Namiya.

"Apa-apaan kamu!! HUHH!!" cubit Namiya kembali perut keras itu sekuat tenaga.

***

TBC

Ex Amante (Complete) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang