Delapan Belas

7.3K 445 7
                                    

Hey.. aku datang lagi..

Jangan malu-malu buat komen or vote yaa.. aku tunggu loh..

E Book ready yaa wa me 081326515414 only 39900
.
.
.

Thanks 🥰🥳😍

***

Mereka tiba di kediaman Martha sekitar pukul 22.00 setempat. Begitu di sambut Martha dan kedua adiknya mereka berdua bersalaman lalu berpelukan satu sama lain.

"Maaf Ma malem banget nyampe sini."

Martha tersenyum manis, "Iya nggak papa yang penting kalian nyampe dengan selamat. Ayo buruan masuk udara dingin banget di luar. Ayo Nuha.."

"Baik Ma.." angguk Nuha mendorong koper mini miliknya.

"Kak Nuha nanti tidur di kamar tamu ya sebelah kamar mandi." kata Rashad menjelaskan pada calon kakak iparnya.

"Beres Shad makasih ya.. aku langsung masuk sini nih." sahut Nuha membuka pintu.

"Eh.. ayo makan malam dulu udah Mama siapin gudeg sama oseng mercon loh." ajak Martha menggandeng lengan Nuha begitu saja.

Namiya, Rashad, dan Rashid saling bertatapan. Lalu Rashid terkekeh ringan, "Wah mentang-mentang udah akur nih Ma.." ledeknya pelan.

"Apaan sih kamu Shid.. Ayo sini semua pada makan. Mama uda bela-belain masak ini semua dari sore." ajaknya agak galak.

Mereka berlima pun duduk dalam satu meja makan. Baik Namiya dan Nuha sebenarnya sudah makan malam setelah kegiatan panas mereka di apartemen. Kini Nuha mengambil nasi sedikit saja agar tak terlalu kenyang. Namun tiba-tiba calon mertuanya menambahkan satu centong nasi di piringnya.

"Udah Kak.. makan aja masakan Mama enak banget." cengir Rashad.

"Iya.. kamu harus cobain semua Nuha.. ini enak-enak semua loh.. Gih." kata Martha bersemangat menyendokkan oseng mercon daging lagi ke piring Nuha.

"Udah cukup Ma.. itu pedes kayaknya." kata Nuha takut-takut.

"Keliatannya aja ini pedes tapi enggak kok. Mama uda buang tadi isi cabenya. Udah tenang aja.. Ayo makan semua Nam, Rashad, Rashid." kata Martha meyakinkan.

Namiya, Rashad, dan Rashid pun mengangguk patuh lalu mulai memakan malamnya.

Nuha pun pasrah karena tingkah calon mertuanya. Dirinya pun terpaksa makan porsi besar malam ini. Suap demi suap gudeg dan oseng mercon ia makan dengan lahap karena ternyata memang rasanya yang lezat. Sementara Namiya hanya cekikikan di seberangnya mencuri pandang.

Awas aja habis dinner aku terkam lagi. ancamnya dalam hati.

Seakan mengetahui isi hatinya tiba-tiba Namiya menginjak kaki Nuha keras. Nuha pun tersedak karena ulah Namiya itu.

"Uhk."

"Loh.. Ini minum dulu Nuha. Makannya pelan-pelan donk. Mama tahu masakannya enak kan." celoteh Martha percaya diri.

"Iya Ma.." Nuha hanya sanggup berkata pendek seperti itu karena tenggorokannya sedikit terganggu dengan ulah Namiya tadi.

Awas aja kamu Nam beneran aku habisin ntar malem. batinnya lagi.

Namiya melahap habis suapan terakhirnya lalu sengaja memelototi Nuha. Pandangan keduanya bersirobok sekilas Namiya masih menatapnya tajam namun Nuha memutuskan pandangannya melihat makannya yang masih banyak. Ia pun segera menghabiskan hidangan lezat itu secepat mungkin agar bisa merealisasikan rencana indahnya. Berani-beraninya Namiya menantangnya. Akan ia buat tak berjalan besok.

***

06.00

Keesokan harinya Namiya sudah siap memakai baju wisuda dengan riasan wajah hasil karyanya sendiri. Ia memang tidak menggunakan jasa MUA siapapun karena menurutnya lebih baik ia merias wajahnya sendiri secara natural. Selain menghemat biaya juga bisa menghemat waktu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ex Amante (Complete) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang