Sembilan

14K 550 14
                                    

Yey.. pageeh..

Ebook ready yah.. only 39.900 via KaryaKarsa atau japri 081326515414

Ebook aku yg lain juga ready all of only 39

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ebook aku yg lain juga ready all of only 39.900 aja kak..

Yuk gercep bagi yg penasaran..
.
.

***

"Maaf Pak Nuha.. Saya meminta tolong Namiya karena kamera ini tidak berfungsi." terang Pak Randy jujur. Ia menunduk tak berani menatap Nuha secara langsung karena merasa bersalah telah keluar dari kubikel di saat jam kerja.

Namiya menelan ludah samar ia tak menyangka jika Nuha akan menyambanginya. "Saya berusaha membantu Pak Randy Pak Nuha.. Ini supaya tugas beliau segera selesai karena pihak koordinator kita sudah menargetkan hari ini selesai."

Nuha menatap Namiya lekat. Kekasihnya itu menatapnya datar sementara Pak Randy tetap menunduk tak berani menatapnya.

"Baiklah.. Pak Randy lain kali jangan sampai keluar kubikel saat jam kerja apalagi untuk masalah sepele seperti itu." pesan Nuha dingin.

"Dan kamu Namiya kamu ikut saya ke ruangan saya." timpal Nuha lagi. Pria itu berbalik lalu mengontak mata Namiya agar menuruti perintahnya.

"Baik Pak.. Maafkan saya.." ungkap Pak Randy tulus. Namun Nuha bergeming hingga akhirnya Pak Randy kembali ke kubikelnya melanjutkan pekerjaannya.

Namiya membuntuti Nuha yang berjalan mendahuluinya. Saat sampai lift khusus CEO Nuha mengintruksi agar Namiya ikut masuk ke dalam. Namiya tak bisa menolak karena saat itu ada banyak orang melihat mereka.

Saat berada dalam lift. Nuha memojokkan Namiya hingga terbentur dinding lift. Aroma maskulin Nuha menguar di hidung Namiya. Alih-alih sebal karena tingkah konyol kekasihnya Namiya justru tersipu.

"Kamu kenapa konyol banget sih! Nggak jelas!" keluh Namiya dengan hidung kembang kempis karena terus terang ia begitu salah tingkah atas perlakuan Nuha.

"Aku nggak suka ada orang yang dekat-dekat kamu gitu pagi-pagi buta." aku Nuha jujur.

Namiya membulatkan matanya. "Kamu bener-bener aneh jelas-jelas Pak Randy butuh bantuan."

"Kamu belain dia?" tanya Nuha kekanak-kanakkan.

"Kamu turun ke divisi aku karena cuma gini aja gitu? Masalah sepele gini kamu sampai kaya gini!". gerutu Namiya sebal.

Nuha menggerakkan jemarinya di depan sensor angka lift menuju "rooftop". Namiya semakin tak habis pikir dengan Nuha. Namun Nuha justru makin mengetatkan rahangnya.

Ting.

Pintu lift terbuka di gedung paling atas. Nuha menggamit lengan Namiya erat lalu membimbingnya naik tangga ke atas.

"Lepas.. lepasin!" pinta Namiya namun tak digubris.

Saat mereka sampai di tengah-tengah "rooftop" di atas logo Abyan Holding yang besarnya kurang lebih dua puluh meter itu mereka berdiri saling berhadapan. Nuha melepaskan pegangannya.

Ex Amante (Complete) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang